19 - Siska dan Arkan (2)

814 37 3
                                    

"Mau beli minum, gak usah ikut deh, entar lo diapa apain lagi sama teman gue."

"Biarin, kan ada Arkan yang mau lindungin Siska."

"Dih ge-er banget, tunggu disni lo." Tunjuk Arkan pada kursi kosong.
"Oke, jangan lama lama ya." Arkan menatap Siska aneh karena mulai tadi Siska tak berhenti tersenyum padanya.

"Aneh." Gumam Arkan dalam hati dan langsung pergi.

"Hey, lagi ngapain disini cantik." Siska tidak mempedulikan cowok tersebut, ia lebih fokus ke hpnya sambil menunggu Arkan.

"Kok dicuekin sih? Kan disini yang bicara, kenapa lihatnya ke HP?" Cowok tersebut tiba tiba duduk disamping Siska sampai badan mereka saling bertempel.

"Woy ham awas dimarahin tuh sama si Arkan." Ucap Haikal sedikit tertawa.

"Gak kira, toh dia juga bukan pacarnya Arkan." Haikal menghela nafas melihat tingkah bodoh Ilham.

"Ikut kakak yuk." Siska nampak kaget ketika tangannya ditarik sama cowok tersebut.

"Gak mau!" Dengan terpaksa cowok tersebut menggendong dan membawa Siska ke sebuah ruangan yang sempit dan gelap.

"Kak aku mau keluar." Tubuh Siska berada di ujung ruangan itu yang kini dikunci oleh kedua tangan si cowok tersebut.

"Main dulu kenapa sih?!"
"Gak mau! Aku mau keluar!" Siska terus memukul dada Ilham berharap agar terbebas dari cowok dihadapannya.

"Bisa diam gak?!" Ilham langsung menggenggam kedua tangan Siska dan menghempasnya begitu saja, tanpa disadari

"Siska mana? Lo liat gak?" Arkan mencoba bertanya ke Haikal.

"Tuh dibawa sama Ilham."
"Kok lo biarin sih?! Kan lo tau sikap Ilham kayak gimana."

"Emang lo siapanya?" Arkan tidak menjawab, ia langsung mengejar Siska dan Ilham.

"Biasanya sih Ilham itu sering

"Kan kalau berdua gini enak." Ilham berbisik di telinga Siska. Sementara itu Siska hanya mematung dan mengeluarkan air mata.

Satu pukulan mendarat di pipi kanan Ilham. Arkan mendorong tubuh Ilham ke tembok, serta pukulan lain mengenai beberapa anggota tubuh Ilham. Setelah ia puas menghajar Ilham, Arkan segera membawa Siska keluar.

"Arkan, Siska takut."
"Tuh kan gue juga bilang apa! Mending lo gak usah ikut."

"Kok Arkan, malah marahin Siska sih."
"Hm, yaudah nih." Arkan memberikan tisu ke Siska.

"Buat?"
"Buat air mata lo tuh."
"Makasih, ternyata Arkan perhatian juga ya, jadi makin say..."

"Say?"
"Eh nggak kok."

"Pak bukain kita mau masuk." Pinta Arkan.
"Eh enak aja, kalian harus mencari sampah sekarung ini, dan setelah itu kalian harus menghadap pak Marsuki." Gerbang pun dibuka.

"Satu dua tiga." Siska dan Arkan segera berlari ke kelas mereka.

"Woy kalian kemana? Awas aja tak laporin ke pak Marsuki."
"Oh iya tadi tuh anak kelas berapa sih? Lupa lagi gak liat lambang kelasnya."

"Arkan capek gak? Istirahat dulu ya disini." Arkan segera duduk dan menelfon Sherly.

"Halo Sher? Di kelas jamkos apa nggak?"
"Iya, dikelas lagi jamkos nih, kalian ada dimana?" Arkan langsung mematikan telfonnya, dan lanjut ke kelas.

"Wih kalian kompak banget, bisa telat bareng, jangan jangan kalian berangkat bareng ya." Sherly tersenyum dan menaikkan alisnya sambil melirik ke Arkan dan Siska.

"Nih sahabatmu minta bareng." Arkan menaruh tasnya.
"Tapi kamu tau Sher, tadi Arkan nolongin aku loh."

"Nolongin kenapa? Lo gak kenapa napa kan?"
"Iya, tadi itu ada kakak genit, ya sepertinya sekolah sini, aku dibawa pergi tapi aku ditolongin sama Arkan, Arkan hebat banget bela dirinya, makin suka aku Sher."

"Huh." Arka hanya menghela nafas.
"Besok libur kan, kita nonton yuk." Ajak Sherly.

"Nonton apa?" Tanya Rayhan.
"Terserah, gimana Arkan Siska kalian mau?"

"Hah? Nonton lagi nih, duh males banget." Gerutu Arkan.
"Selama kamu pindah, emang pernah nonton disini?"

"Kemarin Siska nonton sama Arkan Sher." Siska tersenyum senang.
"Oh gak papa, kita nonton Film horor aja."

"Kalau gitu gue ikut deh."
"Aku juga ikut!" Kalau Arkan ikut sudah pasti Siska ikut juga.

"Arkan." Siska menyentuh jarinya ke punggung Arkan.
"Arkan." Arkan masih berpura pura tidak mendengar.
"Arkan!"

"Apa?"
"Nanti gak mau anterin Siska pulang?"

"Gak!"
"Nanti kalau Siska diganggu sama kakak itu gimana?" Ada benarnya juga ucapan Siska, karena tipe Ilham jika tujuannya belum tercapai ia akan mentuntaskan misi tersebutnya, dan jika Siska mengalami masalah, otomatis Arkan juga terkena, jadinya Arkan terpaksa mengiyakan ajakan Siska.

"Arkan kok lewat sini sih, kan koridor disini gelap banget." Siska mengikuti
Langkah Arkan dari belakang.

"Yaudah kalau lo takut, mending bareng Sherly sama Rayhan tuh, gue udah biasa lewat sini."

"Gak mau, Siska setia selalu sama Arkan." Siska menarik baju belakang Arkan.

"Wih betul kan dugaan gue, Siska bakalan lewat sini." Jalan mereka kini dihadang oleh Ilham dan Haikal.

"Arkan, Siska takut." Siska menutup wajahnya dengan baju Arkan.
"Udah tenang aja, kebelakangan dikit deh kamu." Saat Siska hendak mundur tangannya ditahan oleh Ilham.

"Mau kemana Siska, sini sama kakak aja." Tenaga Siska tidak sebanding dengan Ilham.

"Kak lepas! Arkan tolongin Siska."
"Lo denger kan?! Lepas dia sekarang!" Arkan menarik tubuh Siska, membuat jantung Siska berdetak kencang.

"Lo belum puas dengan yang tadi?" Arkan menampar pipi Ilham, membuat Siska syok.

"Eh bro tenang dong, Ilham gak bakal jahatin Siska kok." Haikal menarik tubuh Arkan ke belakang, dan terjadilah debat diantara mereka, dengan kesempatan tersebut Ilham segera membawa Siska ke mobilnya.

Terdapat tendangan dari arah belakang, yang mengenai punggung Ilham.
"Dasar lemah!" Rayhan dan Sherly segera membawa Siska menjauh dari Ilham.

"Arkan! Cepat sini." Teriak Siska, Arkan segera menghampiri mereka.

"Oh itu cowok yang kamu maksud ya Sis." Tanya Sherly, Arkan dan Rayhan berjalan dibelakang mereka berdua.
"Iya, aneh banget dia."

"Gimana sih, gak bisa jagain perempuan." Gumam Rayhan bersuara kecil, tetapi tetap terdengar oleh Arkan.

"Maksud lo apa?! Kayak bisa jagain Sherly aja, dan lagi Siska itu bukan siapa siapa gue!" Siska yang mendengarnya tampak kecewa, Sherly memberikan tatapan sinis ke Arkan.

"Lah gue salah apa lagi? Kan gue ngucapin yang benar." Gumam Arkan.

Gimana ceritanya?
Kalian lebih suka cerita tentang
1. Rayhan dan Sherly
2. Arkan dan Siska
Tunggu kelanjutannya ya!
Jangan lupa voment :)

ESPERANZA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang