"Makasih ya udah bantu aku." Rayhan membalas senyuman Sherly.
"Gue balik ke kelas duluan ya." Sherly mengangguk, Rayhan langsung pergi mendahului Sherly."Sherly!" Sherly kaget karena seseorang langsung menepuk pundak Sherly.
"Selalu saja kagetin, ada apaan?" Tanya Sherly datar."Bicara dulu yuk bentar." Sherly duduk berdua dengan Rezi di taman sekolah.
"Kamu beneran ya nembak Adit?"
"Iya tapi itu cuma tantangan kok, gak usah dibawa serius." Jawab Sherly berusaha mencairkan suasana. Rezi hanya mengangguk mengerti."Siapa sih yang nyebar begituan?" Tanya Rezi kesal.
"Lebih baik jangan gue kasih tau deh." Pikir Sherly dalam hati."Gue gak tau juga." Jawab Sherly.
"Yah padahal kalau gue tau orang tersebut adalah cowok, akan habisin tuh." Ucap Rezi kesal."Kalau cewek bagaimana?" Tanya Sherly.
"Akan gue musuhin seumur hidup." Sherly sudah berkeputusan untuk tidak bilang ke Rezi."Kok lo ketawa sih?" Tanya Rezi menatap Sherly aneh karena tiba tiba ia tertawa sendiri.
"Habis aneh banget, masak lo akan musuhin dia seumur hidup." Ucap Sherly berhenti tertawa.
"Ya soalnya gue gak akan nyakitin cewek, emang yang jahatin lo itu cewek?" Tanya Rezi.
"Hah? Nggak kok." Jawab Sherly menggaruk kepalanya yang tak gatal."Sher btw kemarin lo gak salah bilang ya ke gue?" Sebenarnya ia ingin bertemu Sherly karena ingin menanyakan hal tersebut.
"Bilang apa?" Tanya Sherly bingung.
"Kamu bilang sayang ke aku." Mendengar itu Sherly langsung terkejut."Jangan jangan ini ulah Rayhan lagi, padahal baru tadi aku udah beranggapan kalau Rayhan baik, ternyata tidak, Rayhan tetap Rayhan! Awas aja tuh kalau ketemu." Gumam Sherly dalam hati.
"Eh maaf kemarin hpku dibajak sama teman." Jawab Sherly.
"Oh oke, tapi kamu belum jawab pertanyaanku." Sherly mengerutkan keningnya bingung."Pertanyaan apa?"
"Gak jadi deh." Rezi tau masalah Sherly lagi banyak, ia tidak mau Sherly kepikiran karena dirinya."Ray lo chat sama siapa aja di hp gue?!" Tanya Sherly yang baru saja masuk kelas dengan menatap Rayhan tajam.
"Apaan sih baru datang udah marah marah, padahal baru tadi kamu baik senyum ke aku, sekarang marah marah lagi." Rayhan menaruh HP yang sedang dimainkannya, karena di depannya sedang ada nenek lampir.
"Vela, Siska, Rezi, Nessa, dan..." Jawab Rayhan.
"Dan siapa?" Tanya Sherly.
"Siapa ya?" Tanya Rayhan dengan ekspresi yang sok kebingungan."Rayhan aih!" Kesal Sherly
"Fahri." Jawab Rayhan dengan sangat jelas."Lo chat apa sama Fahri?" Tak sengaja Sherly mendekatkan dirinya ke Rayhan.
"Tanya sendiri sama orangnya.""Huh!" Sherly kembali ke tempat duduknya.
"Oke sekarang materinya menggambar." Perintah Bu Ana yang merupakan guru seni.
"Kalian harus gambar teman didepannya, besok harus dikumpulkan!" Perintah bu Ana
"Huh males banget kalau di suruh gambar, apalagi harus gambar si Reza, udah muka pas pasan." Siska mengambil buku gambarnya.
"Apa lagi aku Sis, harus gambar si Rayhan nih." Kata Sherly mulai menggambar.
"Kenapa? Gue ganteng kan, lo pasti suka deh gambar gue." Rayhan menghadap ke arah Sherly yang sedang menggambar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESPERANZA [Completed]
Novela Juvenil[ Completed ] Belum di Revisi. Esperanza. Harapan. "Andai dia tau, berharap itu melelahkan dan membosankan." -Siska "~Janganlah kamu memberi harapan, jika ujung ujungnya hanya nyakitin~" -(Part 1 cerita Esperanza) Sinopsis cerita Esperanza : - Cint...