3 - Rencana

2.3K 138 28
                                    

"Eh Vel btw cowok tadi sekilas mirip kamu loh." Sekarang giliran Sherly untuk menggoda Vela
"Iya mirip banget, jangan jangan." Siska semakin membikin Vela baper.

"Apasih kalian." Jawab Vela yang tersipu untuk kesekian kalinya.


-oOo-

"Loh itu kan buku tugas IPAku kok ada di Rayhan sih, awas aja tuh anak, tunggu pembalasanku." Sherly mengambil buku miliknya di bawah bangku Rayhan.

Kriing..

"Kurang ajar tuh anak, kenapa sih selalu usil ke aku, gimana ya cara ngerjain balik si Rayhan itu? Sis, Vel bantuin mikir dong." Gak ada ampun untuk si Rayhan.

"Coba kamu cari di perpustakaan deh, cara balas dendam yang tepat hehe" Ucapan Siska memang tidak ada yang masuk akal.

Tetapi Sherly tetap menghargai ucapan sahabatnya. "Hm oke makasih sarannya." Sherly pun hendak pergi meninggalkan kelas.

"Loh mau kemana kamu sher?" Tanya Siska, yang membuat langkah Sherly terhenti.

"Ke perpus lah tadi kan kamu nyuruh, ok aku pergi dulu ya." Kini Sherly udah pergi ke perpustakaan.

"Terlalu pintar tuh temanmu, percaya amat." Siska tersenyum kecil.

-oOo-

"Cara balas dendam yang baik? Sepertinya bagus nih, minjem aja deh." Sherly mengambil buku tersebut.

"Perpustakaan disini lengkap juga ternyata." Sherly tidak sia sia mendengar ucapan sahabatnya.

"Sis, Vel aku udah nemu bukunya nih, kita mau pakai cara yang mana?"

"Hah emang ada? Lihat dong bukunya." Kata Siska dan Vela langsung menghampiri Sherly, untuk melihat buku langka tersebut.

"Pakai yang ini aja, soalnya..." Tunjuk Siska ke buku yang sedang mereka baca.

"Sher ini ada kiriman buat kamu." Kata Nessa dengan nadanya yang judes, merupakan ketua kelas kami.

"Oh iya makasih ya Nes." Sherly mengambil kotak tersebut dari tangan Nessa.

"Tuh anak selalu judes ke kamu, kenapa sih Sher? udah motong pembicaraanku lagi." Ucap Siska kesal.

"Udah lah, kalian kembali ke tempat duduknya sendiri deh, bentar lagi bu Nia datang nih." Ucap Sherly yang bermaksud untuk merendam emosi Siska.

Bu Nia merupakan guru bahasa Indonesia kami, dan Wali kelas.

"Ngusir nih? Nanti aja deh, aku masih mau lihat isi kiriman itu" kata Vela yang sangat tak sabar.

"Isinya ya ini, hanya coklat, eh ada jam tangan." Sherly memegang kedua benda tersebut.

"Siapa yang selalu ngasih kado ini ya tanpa memberi nama pengirimnya." Sherly melihat seluruh bagian kadonya tapi tak diberi nama pengirim.

"Mungkin dia pengagum rahasiamu Sher." Jawab Vela.

"Coklat ini ambil kalian aja deh" Sherly mengarahkan coklat tersebut pada mereka berdua

"Ambil aku! Vela gak boleh, makasih ya Sher." Siska segera merebut coklat tersebut dari Sherly, agar tidak kedahuluan Vela.

"Apa sih cuma coklat gitu aja, tapi kenapa kiriman itu gak dikasih ke aku sih? Kenapa harus si Sherly." Gumam sang ketua kelas dengan sifat irinya.

"Anak anak besok kalian akan mengikuti kegiatan pramuka." Ucap bu Nia.

"Kemah nih bu?" Tanya salah satu murid di kelas.

"Iya, jadi tolong jaga kesehatan, dan persiapkan yang akan di bawa besok, jangan lupa bawa perlengkapan pramuka harus dibawa lengkap!" Seisi kelas pun menjawab dengan serentak.

"Baik kita lanjut pelajarannya, buka halaman 123" Bu Nia segera kembali ke tempat duduknya.

Pelajaran terakhir pun selesai, yang berjalan sekitar 120 menit.

"Sher gimana kalau rencanamu, kita lakukan besok." Ucap siska, yang terlalu niat.

"Siap, biar kita bahas di grup nanti ya." Sherly sudah tidak terlalu mempedulikan dengan urusan Rayhan tersebut.

"Kamu buat rencana ya? Oke aku akan buat rencana juga, tunggu aja besok ya Sherly." Gumam Nessa.

"Woy Nes kenapa senyum senyum sendiri?" Tanya Adara segera menghampiri Nessa.

"Besok bantuin aku ya, buat ngerjain si Sherly." Ucapnya sambil menatap Sherly sinis.

Adara mengikuti tatapan Nessa, tatapan itu terarah ke Sherly. "Kamu ada masalah Nes sama si Sherly?"
"Ya begitu lah."

"Terus apa yang mau kamu lakukan?"

Adara udah tau jelas dengan sikap si Nessa.

"Kalau semuanya udah pulang, nanti kuberi tau" Nessa mengangkat satu sudut bibirnya.

-oOo-

"Sher, Vel, ayo pulang." Ajak Siska, Vela langsung memasukkan barang barangnya ke tas.

Tidak dengan Sherly yang masih mengerjakan tugas, padahal tugas itu seharusnya di kerjakan di rumah.
"Iya iya gak usah keburu juga kalik, entar tugasnya aku gak mau kasih ke kamu."

"Hehe nggak kok aku gak keburu, yaudah keerjain yang tenang, santai aja, kita tetap setia nunggu disini kok." Jawab Siska sambil tersenyum senyum tak jelas.

Sherly menarik nafas panjang, tugas yang ia kerjakan sudah selesai dan ia berikan pada Siska.

"Makasih, sering sering berbagi ya pada temanmu ini." Siska menerima buku Sherly dengan senang hati. Mereka pun keluar dari kelas.

"Besok kalian mau bawa apa aja?" Tanya Sherly, sambil menghadap jalan menuju gerbang sekolah.

"Aku mau bawa snack, baju, perlengkapan pramuka dan..." Ucapan Siska terpotong.

"Eh buku tulis IPA ku ketinggalan di kelas, aku ambil bentar ya, kalian tunggu disini." Ucap Vela, segera berlari menuju kelas.

"Oh oke, cepetan ya Vel" Teriak Siska.
"

Duh semoga bukunya masih ada" langkah Vela terhenti ketika melihat Nessa dan Adara masih di dalam kelas

"Loh itu kan Nessa sama Adara? Mereka belum pulang? Eh kayaknya mereka lagi bicara serius, duh jadi kepo, nguping ah." Vela berusaha agar bisa mendengar obrolan mereka berdua tanpa sepengetahuannya.


Terus tungguin kelanjutannya, aku usahain part selanjutnya lebih menarik.

Jangan lupa voment ya :)

ESPERANZA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang