kesempatan

151 11 0
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi, Aletta keluar dari kelas. Aletta menunggu di depan kelasnya. Alex yang ditunggunya akhirnya datang. Tangan kiri Alex mengalungkan di leher Aletta. Merangkul Aletta agar lebih dekat. Mereka berjalan bagaikan permen karet.

"Lu mau pulang langsung atau makan dulu?" Tanya Alex.

"Makan dulu gimana? Perut gue udah laper." Ucap Aletta yang disahuti dengan Anggukan Alex.

Sampai pada parkiran mereka menaiki sepeda motor itu. Memakaikan Aletta helm lalu menancap gasnya dengan kencang sehingga Aletta mengeratkan tangannya di baju Alex. Alex yang tau Aletta sedikit takut akhirnya membetulkan tangan Aletta.

"Pegangan yang erat." Tangan Aletta melingkarkan di perut Alex dengan erat.

"Lex jangan ngebut! Ntar jatoh Alex!"

"Gue ga mau mati muda Lex."

"Mati muda bareng gue aja ga papa."

"Nih anak beneran udah ga waras. Lu di london makan apaan hah?" Alex memelankan motornya karena lampu merah.

"Let lu sama ya masih suka cari ribut sama gue." Ucap Alex.

****

Angel melewati lapangan dengan kepala menunduk kebawah. Ia maskb bingung dengan keputusannya. Awalnya Angel ingin sekali Alex menjadi miliknya namun melihat Aletta dengan Alex rasanya pedih.

Andre yang berniat melemparkan bolanya kepada Milan malah meleset dan mengenai kepala Angel. Angel yang akhirnya memegangi kepalanya terasa sedikit pusing. Ia terjatuh di lapangan tengah itu. Mencoba mengedarkan pandangannya. Kepalanya sedikit pusing. Ia mencoba melihat sekelilingnya Namun hanya blur yang ia dapat. Semuanya hitam.

Andre yang tidak sengaja langsung menggendong Angel dan membawanya ke UKS. Memberikan kompresan es pada kepala Angel. Andre memandangi wajah Angel dengan lekat lekat.

'Imut juga lo'batin andre sambil mengobati Angel.

Beberapa menit kemudian setelah kepala Angel sudah mulai membaik. Namun Angel belum juga sadar. Andre memberikan hansaplast kepada kepala yang terkena bola basket. Andre memberikan sedikit aroma minyak kayu putih lalu Angel pun bangun.

Angel langsung membuka matanya dan mencoba bangun. Menormalkan pandangannya yang akhirnya normal kembali namun kepalanya masih sedikit pusing. Andre memberikan obat kepada Angel yang membuat Angel memandangi obat itu.

"Buat apa?"

"Kepala lo pusing kan? Yaudah minum cepetan." Ucap Andre.

Angel yang mengiyakan perintah Andre akhirnya tersadar oleh waktu. Ia langsung melihat jam tangannya dan jam sudah menunjukkan pukul lima sore.

"Kenapa?"

"Ini udah telat satu jam. Angel bisa kena marah kalau papa tau."

"Perlu gue anterin?"

"Eh ga usah."

"Yakin?" Angel menggeleng lalu mencoba berdiri. Ia baru saja melangkahkan kakinya lalu kepalanya terasa sedikit pusing lagi. Angel memegangi kepalanya.

"Gue anter pulang."

"Gak papa?" Andre mengangguk.

"Cepet naik."

"Naik apa?"

"Naik ke punggung gue. Anggep aja gue tanggung jawab." Ucap Andre.

Tiba di parkiran Angel menaiki sepeda motor Andre. Dalam perjalanan Angel hanya diam sampai pada rumah ayahnya.

"Makasi." Ucap Angel kepada Andre.

****

Aletta sampai pada tujuannya. Ia memesan makanan beserta minumannya. Ia terdiam menikmati jusnya lalu melihat Alex yang melamun menatap layar hpnya.

"Lex lu kenapa?" Tanya Aletta.

"Gue ga papa."

"Masalah tunangan?" Tanya Aletta langsung.

"Gue tau hati lo bukan buat gue lagi Lex. Semuanya udah gue rasain. Gue sendiri udah ngerasa beda saat sama lo. Gue sepertinya udah bisa rela kalau lo sama tunangan lo. Gue juga mungkin udah terbiasa tanpa lo selama koma. Mungkin rasa kangen gue aja yang berlebihan sekarang." Ucap Aletta.

"G-gue berusaha ikhlas saat itu. Gue terlalu sayang sama lo. Gue cinta banget sama lo. Tapi gue tau lo ga bakal bisa menyamakan keadaan lagi seperti dulu. Lo ga bakal bisa nolak perjodohan itu. Lo udah tinggal bersama cewek yang akan hidup sama sama bareng lo." Kedua tangan Aletta menggengam tangan Alex. Aletta menahan tangisannya.

"Gue tau rasanya bimbang buat milih tapi gue tau lo udah terbiasa tanpa gue. Dan selama 2 bulan lo di london lo terbiasa dengan cewek itu. Lupakan semuanya Lex tentang gue. Gue rela liat lo bahagia sama dia." Air mata yang ditahan akhirnya keluar. Aletta langsung menghapus air matanya.

"Let gue sayangnya sama lo. Gue bela belain jauh dari london kesini karena gue udah menahan dan berusaha mencintai Angel tapi nyatanya gue selalu bimbang. Kasih kesempatan buat gue. Kita baru tiga hari balikan. Gue nyaman sama lo. Tolong kasi kesempatan buat gue." Ucap Alex sambil menghapus air mata Aletta. Aletta berusaha tersenyum dan menuruti Alex.

Pelayan itu datang, menyajikan makanan yang telah dipesan sambil membawa minuman. Alex membayar bill lalu memakan makanannya dengan suasana hati buruk begitu juga Aletta.




DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang