Aniversary

162 11 0
                                    

Mila sengaja meminjam baju Kak Athalie untuk dipakai hari ini. Mila meminjam seragam sekolah Kak Atha kemarin malam. Mila ingin tampil seperti bad girl di hari aniversary nya. Ia tidak memakai kaca matanya. Ia memakai soflennya lagi yang berwarna hitam. Rambutnya di urai. Ia memakai liptin tipis. Mila memakai seragam batik yang terlalu pas dibadannya. Ia memakai kaos dalam berwarna hitam, Kancingnya semua dibuka. Roknya pendek diatas lutut. Sepatunya hitam namun didalamnya terdapat wedges yang membuatnya ia tinggi hampir mirip sneakers boot. Kukunya diwarnai hitam. Antingnya hitam. Tasnya juga hitam. Sekarang ia persis seperti Athalie.

Ia mengendarai mobilnya lalu memasuki gerbang sekolah dan memakirkannya. Ia memasang earphone ketika keluar dari mobil.

Semua murid yang berada di koridor melihatnya dan langsung membicarakan. Namun Mila hanya tersenyum lebar . Ia tidak bisa mendengar ocehan teman temannya karena ia memakai earphone.

"Mila kenapa aneh banget hari ini. Kemarin dandananya cupu. Sekarang jadi gini."

"Itu pacarnya kak andre bukan sih? Kelakuan mirip orang gila."

"Tapi cantik anjir."

"Denger denger kabarnya mereka bakal putus."

"Aaa seneng bisa deketin Andre."

Begitulah ocehan murid dari kelas lain apalagi adek kelasnya. Dengan tampang yang melirik sinis. Kecuali Aletta yang selalu dipuji pada teman temannya. Ada yang tidak suka namun tidak sebanyak Mila.

Mila tidak langsung menuju kelasnya tetapi ke kelas Andre dahulu. Ia ingin berbicara dengan Andre sebentar untuk memberitahunya.

"Andre!" Teriak Mila sampai seluruh murid yang berada di kelas Andre menoleh.

Andre yang dipanggil akhirnya menemui Mila. Keduanya saling menatap. 20 menit lagi bel masuk akan berbunyi. Mila langsung menggeretnya dan mengajak Andre untuk ke rooftop sekolahnya. Tempat itu terlihat sepi namun tidak menyeramkan.

Sampai di atas Mila berdiri lalu memulai pembicaraannya. Ia menggenggam tangan Andre dengan erat.

"Andre selamat hari aniversary. Makasih udah mau sama Mila pada saat itu. Terimakasih semunya. Mila ga mau buat Andre malu lagi. Ini hadiah aniversary nya." Mila memberikan sebuah rokok. Andre yang heran tetap mengambilnya.

"Kenapa kamu ngasih aku rokok? Bukannya kamu benci rokok? Apa ini simbol jika kamu udah benci sama aku?" Tanya Andre.

"Mila tau Mila benci tapi Mila ga ada niatan jahat. Mila tau Andre bakal butuh ini."

"Aku ga butuh ini Mil, I need you baby."

"Andre dengerin kita harus bangun dari mimpi sekarang. Kita udah lama hidup di dunia mimpi. Kita harus tau kenyataan bahwa selama ini kita hanya berada dalam mimpi."

"Andre Kita putus sekarang. Pesennya Mila kalau rokoknya udah habis jangan beli rokok lagi. Ga baik buat kesehatan." Ucap Mila lalu meninggalkannya sambil tersenyum tapi tangannya ditahan lagi oleh Andre. Namun Mila berusaha melepasnya dan akhirnya tanganya lepas dari genggaman Andre.

"MILA GUE BUTUH LO MILA! GUE GA BUTUH ROKOK!" Teriak Andre tapi teriakannya percuma karena Mila sudah pergi. Yang ada sahutan Bel masuk kelas.

*****

Mila memasuki kelasnya dan tersenyum lega tapi di dalam hatinya seperti memberontak dalam keadaan. Aletta yang melihat Mila berpakaian mirip persis seperti Athalie akhinya buka mulut

"Mil lo ga kerasukan kan? Mila menggeleng.

"Gue udah putus."

"WHAT! KAPAN?!"

"Barusan tadi di rooftop sekolah." Aletta tak percaya. Ini seperti bukan Mila namun Aletta menyukai ini. Mila lebih berani mengambil keputusan.

"Lu ga takut kena hukuman dengan seragam yang lo pake sekarang?" Mila menggeleng.

"Kenapa?"

"Soalnya hari ini hari buruk buat hati gue. Jadi gue mau hancurin berkeping keping ngerasain semoga ga keulang untuk kesekian kalinya. Lagian hari ini juga ga ada razia pakaian." Ucap Mila.

"Kalo gitu gue oke oke aja dah."

*****

Segerombol geng dari Dinda merayakan putusnya Andre dengan Mila. Kabar putusnya mereka sangat cepat didengar.
Mereka tertawa sambil bersulang minuman yang diambil masing masing.

"Itu Angel bukan si?"

"Kayanya pho udah muncul nih." Ucap Dinda sambil tersenyum miring.

"Samperin Bel kasih dia pelajaran." Ucap Tita.

Bella berdiri dari kursinya, langkahnya terhenti saat tepat dihadapan Angel. Namun Angel berusaha mencari jalan.

"Bisa minggir ga?" Ucap Angel.

"Ga bisa nih gimana dong." Ucap Bella.

"Jangan cari keributan sama gue."

"Oh jadi ini perusak hubungannya si Mila dan Si Aletta. Ternyata di depan sok banget jadi kalem. Eh ternyata, aura buruknya keluar juga."

"Jaga mulut lo, gue bisa panggil satpam disini." Ucap Angel.

"Panggil aja gue ga takut."

"Lo yakin? Gue bisa bilang ke Alex juga buat keluarin lo dari sekolah. Gue pemilik kafe ini dan sekolah Alex bakal jadi milik gue juga. Lo harus tau dong kenapa gue di luar sekolah gue jadi diri yang sebenarnya." Disamping Angel berbicara, disanalah ada Tita yang merekam.

"Trus Andre gimana? Tanggung jawab dong gara gara perbuatan lu Mila jadi korban salah paham."

"Kenapa si ribet banget gini deh. Kalau semisal gue bikin salah paham itu salahnya si Mila lah yang baperan. Gue aja ga perna ada niat ke Mila berbuat seperti itu. Kalau semisal Andre tergoda si bagus. Gue akuin gue emang cantik."

"You like a deamon." Ucap Bella yang membuat tamparan keras di pipi Bella.

"Keluar!" Ucap Angel.

"Gue bakal keluar tanpa disuruh." Ucap Bella.

"Terima kasih atas infonya." Lanjut Bella yang mengambil tasnya di mejanya tadi lalu membayar uang di meja tersebut.

"Dasar kakak kelas bukan panutan." Ucap Tita.

"Bau busuk." Ucap Dinda.

Ketiganya keluar dari Kafe lalu Angel menaruh tasnya di dalam Kafe itu. Angel duduk di dalam ruangan khususnya. Angel menangis. Ia tau berbicara seperti itu membutuhkan nyali. Tapi ketahuilah Angel sama sekali tidak seperti itu. Ia hanya ingin mereka tidak meremehkan dirinya seperti mereka meremehkan Mila.

****

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang