Bab 20

36 6 2
                                    


Song recomendations— Close To Me (Ellie Goulding, Diplo, Swae Lee)

Play on mulmed^.^

Happy reading!

Siapa bilang anomali hanya terjadi pada perempuan. Nyatanya, laki-laki pun sama saja!

***

Esoknya, Regan benar-benar berubah. Ia masih akrab dengan teman-teman cowoknya. Namun, sekarang, sifat menggoda dan jahilnya kepada cewek berkurang, bahkan hilang. Regan yang jahil dan nakal telah mati, tergantikan oleh Regan yang kejam, dingin, dan sinis pada cewek. Bentuk kekecewaannya pada seorang perempuan. Ia sudah tak yakin lagi benar-benar ada wanita tulus di dunia ini.

Kekecewaannya bertambah saat Andrea bahkan tidak menemuinya barang untuk sekedar meminta maaf ataupun menyesal. Cewek itu bahkan bermesraan di depan matanya. Regan benar-benar kecewa.

Omongannya sekarang bahkan lebih pedas daripada sambal. Elena yang mendengarnya pun kaget. Ia bahkan melihat dengan mata kepalanya sendiri, Regan menendang salah satu siswi karena siswi itu tak sengaja menginjak sepatunya.

Lalu terdengar desas-desus bahwa Andrea dan Regan putus. Andrea menghianati Regan dengan berselingkuh. Elena terbelalak ketika mendengarnya. Regan, pasti sekarang cowok itu sedang rapuh. Ini juga salah Elena karena mengenalkan Andrea lebih dekat pada Regan. Iya, Elena merasa bersalah.

Saat mendengar gosip bahwa Regan suka menghabiskan waktu di rooftop sekolah, Elena tidak membuang waktunya dan segera menuju ke sana. Tentu saja, tidak ada yang berani ke sana karena takut pada perangai Regan. Maka, saat Elena sampai di sana, tidak ada siapapun kecuali dirinya dan Regan.

Elena melihat Regan sedang berbaring dengan kedua tangan bersilang menyangga kepalanya, tak menghiraukan matahari yang bersinar cukup terik di atas sana. Elena meringis.

"Buat apa lo ke sini?" ujar cowok itu dingin.

"Maaf, Re." Elena mengusap lengannya pelan, menghilangkan gugup. Wajahnya memerah karena panas. Bagaimana Regan bertahan di sini dengan cuaca sepanas ini?

"Buat apa lo minta maaf? Oh, apa cewek itu yang nyuruh lo minta maaf sama gue?"

Regan benar-benar terluka

"Nggak kok. Gue cuma mau minta maaf. Karena gue yang ngenalin kalian berdua. Seandainya gue nggak ngasih lo nomornya, lo nggak bakalan sakit hati kaya gini."

Regan berdecih.

"Nggak lo kasih pun gue bisa cari sendiri."

Regan sedang rapuh.

"Di sini panas. Lo nggak kepanasan?" Elena berjalan mendekat.

"Nggak. Lebih baik lo balik sana. Gue nggak butuh orang yang pura-pura peduli."

Regan kehilangan kepercayaanya.

"Gue bener-bener peduli kok sama lo. Kita kan teman?" Elena berusaha tersenyum.

"Gue udah memberi kepercayaan pada seseorang, dan dia menghianatinya. Lo pikir gue mau jatuh ke lubang yang sama dua kali?" Regan bangkit, ia duduk menghadap Elena, menatapnya sinis.

"Tapi gue bukan dia. Kami berbeda. And i always keep my promise. I never broke my promise."

"Semua yang cewek omongin itu bullshit. Gue nggak percaya." Regan memalingkan wajah.

"Lo nggak percaya ibu lo?"

Regan terdiam, tatapannya menjadi datar. Lalu tersenyum lemah.

"Ibu gue selalu bilang jasad bokap bakal ditemukan. Tapi apa? Sampai sekarang, nggak ada yang bisa nemuin jasad bokap gue. Sampai ibu gila karena termakan janjinya sendiri."

Past, Please! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang