You're not my bodyguard. So, you better my side, before i kick your ass.
—Catrina.Happy reading^^
*****
Sekolah sudah sepi. Hanya tersisa beberapa anak yang terlambat dijemput.
Kini, tinggal Catrina dan Noah yang membeku di tempat yang sama. Mereka tampak lebih, ah, sangat canggung satu sama lain.
"Mama kamu belum jemput, Cat?"
"Belum."
"Oh,"
Situasi bukannya tambah cair malah tambah canggung dan aneh. Memang sudah sejak beberapa hari ini hubungan mereka jadi begini. Ini sama sekali tidak nyaman. Harus ada yang diluruskan. Noah berpikir semua ini adalah kesalahannya.
"Cat... Maaf buat yang kemarin. Aku gak cukup mampu buat nolongin kamu. Kamu tahu, trauma itu—"
"Sshh. Noah, gapapa. Aku gapapa kok. Lihat, aku sehat dan itu bukan suatu masalah besar sampai kamu harus minta maaf."
"Iya, aku tahu. Maaf," Noah menunduk.
"Mungkin. Kita bisa mengakhiri semuanya. Sekarang." Noah mengangkat wajahnya, menatap langit yang mendung—seperti hatinya sekarang—menahan mati-matian air mata yang mendesak keluar dari kelopak matanya. Berat sekali mengatakan hal ini. Tapi harus ada yang berani bicara dan meluruskan.
"A-apa? Kenapa? Aku salah apa?" Catrina tentu saja terkejut. Hubungan mereka menurut Catrina damai-damai saja. Meskipun akhir-akhir ini memang terasa sedikit renggang dan jauh, tapi Catrina masih menganggap hal itu biasa.
Tunggu, apakah ia melakukan kesalahan?
"Bukan kamu yang salah, Cat. Dengar, aku..." Noah menghela nafas sejenak, "Aku tahu kamu butuh seseorang yang bisa melindungi kamu. Dan tentunya itu bukan aku. Kalau kemarin nggak ada Regan, kamu.. Kamu mungkin nggak akan ada disini. Dan itu malah membuatku semakin takut, Cat.
Bayangin kalau cuma aku dan kamu yang ada disana. Dan aku nggak bisa ngelakuin apapun buat nyelamatin kamu. Aku.. Aku nggak bisa, Cat."
Lalu, tak terduga. Sesuatu yang panas menyerang wajahnya. Catrina menampar Noah. Sekeras yang ia bisa, agar cowok dihadapannya ini bisa sadar, kalau apapun yang dikatakannya tadi hanya omong kosong. Tidak penting bagi Catrina.
"Udah bacotnya?" tanya cewek itu sambil berlinangan air mata. Bibirnya bergetar.
"Sadar gak sih lo. Kalau semua yang lo omongin tadi itu BULLSHIT! Omong kosong, bangsat," desisnya.
"Gue nggak butuh seseorang buat ngelindungin gue. Karena lo bukan bodyguard gue, Noah. Denger nggak lo?! Lo bukan bodyguard gue!" Catrina tak lagi mengontrol emosinya. Ia membiarkan emosinya meluap dan keluar begitu saja.
"Lo itu temen, sahabat, pacar gue, orang yang selalu paham gimana gue. Yang gue nggak perlu ngomong pun lo paham. Tapi apa? Kayaknya gue salah, lo nggak paham gue sedikitpun. Omongan lo tadi sampah, Noah." lirih Catrina. Catrina meninju dada Noah pelan sambil terisak.
"Kembaliin Noah gue yang dulu. Balikin pacar kesayangan gue," bisiknya pelan.
Deg
Kenyataan menghantam Noah dari segala penjuru.
"Maaf, gue sayang lo, Cat." katanya sambil menarik tubuh gadisnya ke dekapannya.
****
Acara perpisahan sekolah swasta itu dan segala acara di dalamnya ternyata sudah dirancang sedemikian rupa dan Noah menganga saat menerima berkas berisi susunan acara, guest stars, dan tetek bengek lainnya yang sudah tersusun dengan rapi tanpa cela di berkas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past, Please! (COMPLETED)
Teen FictionApa yang mampu seseorang sembunyikan di masa lalu? *** Dia Elena, gadis sederhana yang mencari bahagia. Hadirnya adalah senja. Kadang datang memberi bahagia. Lalu kadang pergi membawa luka. Ada banyak yang disembunyikannya di balik lakunya yang ten...