Bab 28

26 5 0
                                    


We choose our own destiny. Go and raise your dream.

***

Happy reading!

-----oOo-----

"H-2 karya wisata"

Masih ada kegiatan pembelajaran di kelas sebelas. Katanya, besok libur. Sontak, itu membuat siswa dan siswi angkatan kelas sebelas bersorak kesenangan. Rencananya hari libur itu untuk persiapan, istirahat, menjaga tubuh tetap fit agar karya wisata yang mereka lakukan besok lancar.

Namun, tujuan karya wisata mereka masih menjadi bayang-bayang. Tidak ada yang tahu, termasuk sang ketos, Noah. Ini termasuk rahasia guru-guru dan ilahi. Katanya biar jadi kejutan.

Menyebalkan juga sekaligus mendebarkan.

Bisik-bisik di sepanjang koridor sekolah selalu membicarakan tujuan wisata kali ini. Keluar negeri kah? Atau ke Raja Ampat? Bali? Semua orang bertanya-tanya. Atau Area 51? Menyelidiki alien untuk bahan laporan karya wisata?

Lama-lama tebakan mereka menjadi tak terkendali dan kebanyakan ngawur belaka. Sebagian sudah menyerah, namun sebagian lagi masih asyik bergunjing.

Elena dan Faya cukup waras hanya untuk membahas hal seperti itu. Jadi mereka berdua hanya membicarakan barang bawaan apa saja yang akan mereka bawa.

"Emang berapa hari sih, karya wisatanya?" tanya Faya.

"Denger-denger sih 3 harian."

"Lama juga ya."

"Iya."

"Eh, Le. Lo mau bawa apa aja?"

"Emm," Elena tampak berpikir, "baju pantai? Sunglass?"

"Ya kalau kita mau ke pantai. Kalau nggak?"

"Gini nih, yang nggak gue suka."

"Bawa baju formal aja deh."

"Kita nggak bakal ikut konferensi Ya." Elena menghela napas lalu melirik Faya jengah.

"Ya nggak mustahil kan? Kalau sekolah nasional kaya sekolah kita ini datang ke konferensi setingkat UNICEF?" argumen Faya.

Elena terdiam, tak pernah otaknya berpikir demikian.

***

H-1 keberangkatan

Elena sudah di rumah Faya. Berencana menginap agar besok tak kesiangan dan batal pergi karya wisata.

"Ya, ke danau yuk."

Faya menoleh, mengernyit heran. Lalu terkekeh sinis.

"Bilang aja mau ketemu Regan."

"Hehe, tau aja lo."

"Nanti dulu, Le. Jam segini masih panas."

Elena melirik jam dinding kamar Faya, pukul 13.30, benar, masih siang bolong. Pasti panas si luar sana.

"Oke."

"Emm, Le. Gue mau tanya, tapi jawab jujur ya."

"Hng? Kenapa?"

"Hubungan lo apa sama Regan?" tanya Faya pelan. Seolah takut Elena marah mendengar pertanyaannya.

Di sisi kirinya, Elena terdiam. Pikirannya melanglang buana. Pandangannya mendadak kosong dan tak bersemangat.

Past, Please! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang