Gak ada yang namanya mantan temen.
*
Happy reading 🌙️
*
Elena menghirup dalam-dalam aroma capuccino yang tadi di pesannya. Pandangannya ia alihkan ke jendela kaca besar yang membatasi ruang kafe dengan jalanan dekat sekolahnya. Ia tidak sendirian karena di hadapannya kini ada Regan. Ya, mereka berdua sedang berdua saja di sini.
Netranya membelalak saat melihat dua sejoli berjalan masuk kafe. Itu Andrea dan ... Kekasihnya? Mereka terlihat begitu mesra, bergandengan tangan dan saling berbicara manis dengan interaksi yang membuat orang lain iri. Elena lantas mengalihkan pandangannya ke arah Regan. Menatap raut wajah cowok itu yang berubah sendu.
"Regan?" ucapnya pelan. Cowok yang di panggilnya mendongak, lalu melemparkan sebuah senyuman manis —palsu.
"I am fine. Gue baik-baik aja." katanya. Namun, Elena lantas tak begitu saja percaya.
"Kita pulang aja ya," usulnya. Regan mengangguk menyetujui. Lalu bergumam, "Maaf, El."
"Iya nggak pa-pa," sahut sang gadis tersenyum. Mereka lalu beranjak menjauhi kursi kafe dengan Elena yang terlebih dahulu menuju meja kasir, membayar tagihan. Ia melirik sebentar Andrea yang sudah duduk bersama laki-laki tadi. Mereka sepertinya tidak menyadari kehadirannya dan Regan.
Elena mengabaikan hal itu lalu menyusul Regan yang sudah duduk di motor sportnya.
"Gue anterin pulang ya?" tawar Regan. Elena mengangguk. Dia lalu mendekat pada Regan yang mengulurkan helm padanya. Elena mengulurkan tangannya untuk mengambil helmnya tapi Regan malah memakaikan helm itu langsung pada kepalanya. Elena mematung speechless. Ia gugup setengah mati saat Regan mendekatkan wajahnya untuk mengaitkan tali helm.
"Lo nggak seharusnya ngelakuin ini, Re." Elena mendapatkan kembali suaranya.
"Gapapa. Udah, ayo naik." Elena menunduk, laku mengikuti kata-kata cowok itu.
Mereka pergi dari kafe itu.
Hubungan mereka? Tidak ada. Regan masih menggantung Elena layaknya gantungan baju. Elena menerimanya. Tentu. Apasih yang gadis bodoh itu tolak? Lagipula rasa yang Elena simpan di hati masih begitu manisnya. Ia tidak ingin waktu bersama Regan harus hilang cepat karena ia memaksakan keinginannya. Elena berpikir Regan mungkin belum siap menjalani sebuah hubungan kembali setelah penghianatan Andrea. Jadi, Elena menunggu. Dengan sepenuh hati. Mempertaruhkan hatinya sendiri.
Setelah Elena sampai di rumahnya, Regan langsung pulang. Ia menolak ajakan Elena untuk mampir barang sejenak. Setelah Elena mengucapkan ucapan terima kasihnya, Regan langsung pergi begitu saja. Sepertinya mood bocah laki-laki itu hancur karena melihat mantannya berkencan dengan pacar barunya. Dan Elena tidak ingin protes.
Gadis itu melangkah ceria ke dalam rumahnya. Ia langsung menuju kamarnya dan berniat beristirahat barang sejenak sebelum bel rumahnya berbunyi nyaring.
Apa Regan berubah pikiran? Dari yang tadinya ingin langsung pulang, tapi sekarang ingin mampir?
Apa itu kakaknya?
Atau mamanya?
Elena mengenyahkan pikiran-pikiran itu dan turun kembali ke bawah setelah mengganti baju.
"Iyaa!! Tunggu sebentar!!"
Tapi kalau kakaknya kenapa tidak langsung masuk saja?
Ah mungkin itu benar Regan, gumamnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past, Please! (COMPLETED)
Teen FictionApa yang mampu seseorang sembunyikan di masa lalu? *** Dia Elena, gadis sederhana yang mencari bahagia. Hadirnya adalah senja. Kadang datang memberi bahagia. Lalu kadang pergi membawa luka. Ada banyak yang disembunyikannya di balik lakunya yang ten...