Bab 27

27 6 2
                                    

Katanya, setiap langkah yang kamu ambil bakal ada konsekuensinya. Jadi, lebih baik hati-hati sebelum kamu menyesal dikemudian hari.

Hapread:)

*

Gadis itu melangkahkan kaki di sepanjang koridor. Keadaan yang masih pagi, membuat langkahnya tanpa ragu.  Senyumnya sedari tadi terus tertarik, membuat lesung yang menghuni pipi kirinya menyembul manis. Sayang, tak ada yang menyaksikannya. Karena sekolah masih sepi. Tidak ada siswa yang serajin itu sampai datang ke sekolah sepagi gadis itu.

Saat masuk ke kelasnya, ia terlihat terkejut karena kehadiran sosok yang tak biasa di sana.

"Faya?" sapanya.

"Heran ya? Gue dateng sepagi ini?" gadis yang disapanya tersenyum simpul.

Elena, gadis yang menyapa, tersenyum.

"Enggak juga. Udah bisa gue tebak."

"Gue juga pengen jadi anak rajin kaya lo, Le. Kita bisa jadi temen perpustakaan bareng-bareng. Nggak ada lagi Faya yang ngerjain tugas pagi-pagi nyontek Elena. Gue nggak mau kehilangan lo lagi." kata Faya panjang lebar.

Elena mengernyitkan dahi tak setuju.

"What? Hello, where Faya? Who are you?"

"I am serious, Elena." bibir Faya mengerucut.

"Nggak boleh! Just be yourself, Faya. My friend is naughty bitch Faya, not Nerd Faya."

Seketika tawa menggelegak mereka berdua memenuhi sepenjuru kelas.

"Yakali gue mau jadi nerd girl. Ogah, Le. Buat lo apalagi."

"Terus yang kemarin nangis-nangis minta temenan lagi, siapa? Kekeyi?"

"Elena, bahasa lo sekarang ya! Belajar darimana coba?" marah Faya.

"Kan biar punya temen, Ya. Kita tuh harus nakal." ucap Elena, sok yakin.

" 'just be yourself, Faya.' " Faya mencibir. Membalikkan kata-kata Elena.

"Temen sejati bakal nerima apa adanya lo, Le." tambah gadis tomboy itu.

"Pinter banget ya sekarang." gelak Elena.

"Temennya siapa coba."

Mereka tertawa berbarengan. Mencoba melebur jarak, merapatkan hubungan, mencoba kembali, seperti dulu lagi. Karena sahabat sejati, tak akan pernah terpisahkan.

oOo

"El, gue tadi jemput lo di rumah. Tapi katanya lo udah berangkat duluan. Berangkat sama siapa?"

Elena mendongak dari kegiatan membacanya. Matanya menangkap sosok Regan yang sedang menaruh tasnya di kursinya.

"Bukan urusan lo."

"Siapa?"

"Apa sih?"

"Jawab."

"Abang gue, kenapa?"

"Oh, yaudah."

Elena mendengus.

"Re, mulai besok,  gue nggak usah dianter jemput lagi, ya? Gue nggak mau ngrepotin lo."

"Kata siapa lo ngrepotin?" tanya Regan dingin.

Past, Please! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang