(Kaya) Prolog

3.3K 103 11
                                    


*06 Mei 2019 (dihapus)

Ceritanya ini kaya prolog

¤

Aku itu kaya orang baru yang datang dalam hidup kamu. Padahal kenyataannya, sebelum ini aku sama kamu punya cerita indah terukir.

Hubungan yang berjarak itu sanggup aku jalani karena kita saling mengikat. Kamu yakinin aku dan aku juga begitu. Katamu, kalau udah waktunya tiba kita bisa kok mengikis jarak buat ketemu. Dan aku setuju, karena aku percaya kekuatan doa dan rindu itu bisa mempertemukan kita.

Aku sayang kamu dengan caraku. Aku gak peduli kamu protective, posessife dan cemburuan banget sama aku. Karna pikirku kamu pengin jaga aku di hubungan yang deket karna saluran telepon ini.

Sampe bulan itu. Aku kecewa sama kamu. Aku udah terlanjur sayang, terlanjur peduli. Tapi gak tau kenapa kamu kaya ngilang. Pesanku lama kamu bales. Aku pikir baik-baik aja, aku gak mau mikir aneh-aneh dulu tentang kamu. Tapi satu yang aneh, kenapa akun sosial media kamu aktif terus? Dari situ positif thinking ku mulai pudar.

Gelisahku mulai menyelimuti sebagian dari tubuhku. Aku gak bisa nemui kamu kala itu. Aku takut!

Dan ketika kenyataan pahit harus aku terima. Kamu - seolah ninggalin aku karena suatu hal yang aku gak mau tau. Kenapa aku gak mau tau? Karna aku gak mau kasih tau kalian betapa sakitnya aku pas aku sayang banget sama dia, tulus sama dia tapi malah kaya gini ceritanya.

Aku gak sanggup!

Dan aku kasih kita waktu buat memperbaiki semua. Aku sebisa mungkin nerima penjelasan kamu, kamu juga gitu. Tapi aku mulai ragu dan itu buat aku sakit.

Akhirnya...
Kita break!

Keadaan yang benar-benar tak ingin aku hadapi saat hatiku mengatakan aku masih butuh kamu. Jujur, aku gak mau kehilangan kamu!

Aku suka kamu lebih dari beberapa bulan kita menjalin hubungan. Aku suka nyimpen foto-foto kamu. Itu ku rasa udah lebih dari setahun. Tapi kenyataan ini menghantam hebat hatiku yang masih mencintaimu.

Kita berakhir!

Dan sekarang, aku ketemu kamu lagi. Aku kaya gak sanggup kalo ketemu kamu terus inget kejadian dulu. Tapi aku harus apa, Tuhan kembali mempertemukan kita. Aku gak mungkin menentang takdir!

Lalu hari-hari selanjutnya, ku jalani dengan damai. Ku biarkan kamu yang mulai menyapaku duluan di koridor sekolah atau gak di lapangan. Ku biarkan juga jika kamu sudah menggombal maut di hadapanku. Rasanya aku ingin menampar mulutmu, tapi aku sadar, sakit hatiku dulu gak boleh aku bawa sampai sekarang.

Satu per satu mulai terkuak!

Dari cewek kelas sebelah, kata kakak kelas itu. Dan video kamu yang ada dia.

Izinkan aku buat sakit hati lagi! Aku gak suka dia! Karena dulu aku berpikir gara-gara cewek dalam video kamu itu, aku kehilangan kamu.

Aku gak boleh war, gak boleh! Aku harus terima keadaan. Damai sama semuanya mungkin lebih baik.

Dan saatnya tiba, apa aku bisa nerima kamu lagi? Seperti dulu kala.

Sedang cewek itu alias kakak kelas kita, dia juga akrab sama kamu?

Aku gak yakin!

(NamaKamu)

¤





Diubah pada, 03 Juni 2019

@chandravidha

RETURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang