¤Karena rasaku, aku egois, hingga melarangmu dekat dengan selainku. Aku hanya takut, kamu akan jauh dariku..
¤
"Eh lo gak salah mau gabung sama kita?" tanya Hendry.
Yup, Putra mengajak Aca, Bryan, Revo dan Rafly ke tempat duduk yang sudah diduduki oleh Rafi, Hendry, Abip, Karyud, dan Abip.
"Udah penuh! Boleh ya? Muat pasti!" Putra agak memaksa sekarang.
Abip, Hendry, Karyud dan Ervin menatap Rafi bersamaan. Seolah melalui tatapan itu, mereka meminta persetujuan dari Rafi.
Rafi paham akan tatatapan mereka.
"Boleh! Tapi pesen makanan sendiri! Gue udah pesen soalnya!" kata Rafi. Ada nada bersahabat yang Rafi tunjukkan pada mereka.
"Ca gapapa ya?" ketika sudah mendapat persetujuan dari Rafi, Putra menanyakan hal itu pada Aca.
Aca memandang Rafi. Harusnya tidak ada permusuhan atau kubu-kubu diantara mereka. Tapi semua sudah tercipta.
Bryan yang berada di dekat Aca telah membisikkan sesuatu. Tapi Aca malah menatap Bryan tidak suka.
"Oke kalo gitu!" ucap Aca kemudian. Bryan terlihat mendengus sebal.
Mereka semua pun duduk. Tidak ada jarak ataupun adu cingcong diantara mereka.
Putra segera juga memesan beberapa minuman dan makanan untuk mereka kecuali Rafi dkk.
Sama seperti Rafi, Putra tidak ingin memesan minuman berakohol atau sejenisnya. Tujuan dia mengajak keempat temannya ke club cuma mau merasai hawa club yang lama tak mereka kunjungi.
"Lo galo ya?" bisik Rafi pada Aca. Duduk mereka bersebelahan karena tidak mau hal-hal tidak diinginkan terjadi di tempat itu. Maka ketua kubu a.k.a Rafi dan Aca duduk bersebelahan.
Aca menengok ke arah Rafi. Pertanyaan barusan tidak bisa dikalahkan oleh kerasnya suara musik mengalun. Aca tetap bisa mendengarnya.
"Keliatan emang?" tanya Aca.
Rafi terkekeh menanggapi Aca. "Gak sih! Muka lo beda aja dari biasanya" Aca paham maksud Rafi. Tapi dia tidak merasa tersindir sama sekali.
"Gue...." Aca ingin bercerita sesuatu, tapi apa Rafi adalah orang yang tepat untuk dia ajak bercerita?
"Kenapa? Masalah cewek itu?" tanya Rafi.
Sejak pertemuan mereka di pojok sekolah dan di dekat kolam ikan itu. Rafi mulai yakin jika pertaruhan mereka untuk memperebutkan Ajeng selesai.
Rafi merasa Aca tidak sungguh-sungguh melakukannya. Apalagi kehadiran (Nk), masa lalu Aca, juga meyakinkan Rafi kalau Aca menyukai gadis itu.
Dan dimulai dari itu, Rafi bisa lebih leluasa mendapatkan hatinya Ajeng, sedang Aca bakal sama (Nk), pikir Rafi.
"Kalo lo tau Ajeng deket cowok lain, lo bakal marah?" akhirnya cuma pertanyaan ini yang Aca tanyakan pada Rafi.
"Gak suka sih! Makanya gue mau nembak dia, jadiin dia pacar, biar gue bisa bebas bilang gak suka kalo dia deket cowok lain" Aca mengerti akan penjelasan Rafi.
"Tapi kalo cuma temen, lo tetep gak suka?"
"Asal gak deket banget. Emang kenapa lo? Lo gak suka kalo cewek yang lo suka dideketin cowok lain?"
"Gue orangnya cemburuan, suka emosi kalo dia deket sama cowok lain"
"Kalo deket sama temen-temen gesrek lo ini, lo juga gak suka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN
FanfictionA fanfiction Jarak pernah mereka rasakan ketika ikatan itu telah ada. Meski jauh namun waktu yang membuat mereka harus saling tau kabar tidak perlu ada sebuah pertemuan. Dulu memang mereka tidak saling kenal. Hanya karena sebuah aplikasi lalu gadi...