Part 20

818 63 9
                                    


¤

Menatap matamu itu indah, lama tak aku lakukan. Jika aku sedang bersamamu, melihat sekitar, selalu tatapanku jatuh lagi pada dirimu..

¤

"Gue ada perlu sama lo!" kata Rafi berbisik tepat di telinga Aca. Aca lalu melihat Rafi tak perduli tapi sepertinya penting.

Aca kemudian berjalan mengikuti kemana Rafi mengajaknya. Di kantin, tinggalah Putra, Bryan, Revo dan Rafly (tim Aca) serta Abip, Hendry, Karyud dan Ervin (tim Rafi). Mereka cuma melongo menatap kepergian Rafi dan Aca. Merasa sepertinya penting, mereka berdelapan lebih memilih diam di tempat, sambil saling pandang tidak suka.

Untung jarak meja mereka agak berjauhan, gak lucu jika tiba-tiba mereka terlibat baku hantam di kantin yang penuh keramaian ini.

"Aca mau kemana?" tanya Rafly, ternyata dia tidak tidak tahu saat Rafi membisikkan sesuatu pada Aca lalu Aca pergi setelahnya.

"Paling ke pojokan sekolah" jawab Bryan, karena soal ini Bryan pernah menjumpai Aca dan Rafi mojok bareng.

"Kita beneran gak ngikut?" sahut Revo, dia nampak paling khawatir takut jika Aca dan Rafi kenapa-napa. Saling adu jotos mungkin.

Putra? Dia tidak mau menyeletuk. Semangkok bakso ekstra jumbonya lebih nikmat daripada apapun hari ini. Ditambah kuah pedas manis yang ia suka, serta segelas es jeruk yang siapa saja ingin menyeruputnya. Selalu begini, Putra menyukai es jeruk manis. Manis bukan kecut apalagi hambar seperti hidupnya. Peace!

Bryan menatap gamang sekitar, siapa tahu ketemu satu cewek yang nyantol dengannya. Oh Bryan, Paradigma dipenuhi siswi-siswi cantik, mengapa dirimu masih mencari yang cantik?

Pandangan Bryan bertemu dengan Chila, cewek blasteran Indo-China sama seperti dirinya. Tapi anehnya, Chila tak bersama....

"Itu bukannya Chila? Kok dia gak bareng (Nk)?" refleks Putra, Rafly dan Revo mengikut kemana mata Bryan menuju.

"Emang dia sering sama (Nk)?" tanya Revo.

"Sering, malah hampir tiap hari" jawab Putra yang dekat dengan (Nk) dan Chila sejak lama.

"Apa menurut lo ada yang gak beres?" mereka bertiga memandang Rafly heran. Perasaan baik-baik saja, apanya yang tidak beres?

Kalau bukan karena Aca dan Putra, Bryan, Revo dan Rafly tak akan pernah mengenal sosok (Nk) dan Chila. Dua gadis bukan most wanted sekolah itu. Tapi Putra justru lebih banyak bercerita soal mereka pada keempat kawannya, dibanding Aca yang agak menutup ceritanya bersama (Nk) dulu. Padahal Aca lebih tahu banyak perihal (Nk), cuma dia tidak mau membahas jika ujung-ujungnya bakal ditanya, 'lo punya hubungan apa sama (Nk)?' gak lucu!

♧♧♧

"Mau ngomong apa?" tanya Aca dingin setelah dia bersama Rafi sampai di tempat tujuan. Pojok sekolah.

Rafi belum mau membuka suara. Dia masih ingin menatap sekitar, apalagi kolam ikan yang ada disana, cukup menarik. Kolam itu terlihat bening airnya. Ikannya besar, cantik pula.

Andai cuma ada dua ikan di kolam itu, pasti dia akan berpikir dua ikan itu sedang berpacaran. Rafi terkekeh dengan pikirannya sendiri. Padahal Aca sudah ingin segera mendapat jawaban atas ajakan Rafi ini.

"Cepet lo mau ngomong apa?" Aca sudah tak bisa sabar lagi.

"Santai boy! Liat tuh, ikannya cantik!" ungkap Rafi sambil menunjuk arah kolam. Aca cuma memutar bola malas. Bagaimana Rafi bisa mengatakan ikan itu cantik, tahu jenis kelaminnya saja tidak!

RETURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang