Part 32

635 59 36
                                    


¤

Kamu bukan dia, tapi bagiku kamu dan dia adalah sama. Biar mereka tak percaya, tapi hatiku menuntut percaya..

¤

kring kring kring

Upacara bendera pun dilaksanakan di Senin pagi yang tidak begitu cerah ini.

Lapangan luas, beberapa yang baru tiap sudut sekolah, gerbang sekolah yang masih terbuka lebar padahal bel masuk sudah berbunyi.

Murid-murid baru, para OSIS sekolah bergaya dengan berwibawanya tidak memandang perempuan atau laki-laki, mengenakan jas alamameter mereka begitu rapi.

Seperti biasa, setiap tahun pelajaran baru. Kepala sekolah memberi sambutan atas diterimanya murid-murid baru, atas keberhasilan kelas dua belas yang lulus 100% dan murid-murid kelas sepuluh dan sebelas yang sudah naik kelas juga.

Empat puluh lima menit upacara berlangsung, diisi dengan sambutan kepala sekolah dan pembukaan acara masa pengenalan lingkungan sekolah untuk siswa-siswi baru.

Seperti biasa tiap hari Senin dan tiap ada upacara, (Nk) pasti nongkrong di UKS bersama beberapa petugas PMR lain. Memang tugas dia begitu.

"(Nam), panas nih!" ucap Ajeng sambil kipas-kipas menggunakan kertas.

"Ya terus gimana Jeng? Masa lepas seragam" jawab (Nk) langsung ditatap sinis Ajeng.

"Keren sih ide lo, tapi ntar jadi viral, kan gue tenar" pede Ajeng membuat (Nk) terkekeh.

Ajeng ngetime di UKS karena dia merasa pusing tadi. Jadi karena tidak mau pingsan, Ajeng pun mundur dan berteduh di UKS.

Meski di UKS lumayan ramai, tapi Ajeng ingin sekali mencuri waktu untuk mewawancarai (Nk).

"(Nk) (Nk) shutt" pekik Ajeng menyuruh (Nk) menuju padanya lagi.

"Kenapa?" tanya Ajeng saat (Nk) mendekat lagi padanya.

"Hm soal Aca.. lo udah gapapa kan?" Ajeng takut mempertanyakan ini, tapi rumor yang beredar delapan bulan lalu, soal kedekatan Aca dan (Nk) yang membuat Ajeng ingin tahu bagaimana sekarang (Nk) menyikapi hari-harinya tanpa Aca.

(Nk) tersenyum, dia tidak mau bersedih-sedih lagi. "Seiring berjalannya waktu semua pasti bakal baik-baik aja kok Jeng".

Ajeng berdiri lalu memeluk (Nk) tiba-tiba. Kedekatan mereka memang tidak bisa dikatakan dekat sekali layaknya (Nk) dengan Naya dan Chila. Tapi (Nk) tetap senang bisa kenal Ajeng, pacar Rafi. Ha?!?!

"Andai bisa, gue pengin nyariin pengganti Aca buat lo" ucap Ajeng sambil melepas pelukannya pada (Nk).

(Nk) cuma tersenyum menanggapi Ajeng.

Bukan cuma Ajeng yang mengatakan hal itu saja. Tapi jika nama Aca masih terpatri indah di seluruh hati (Nk), apa bisa Aca tergantikan?

♧♧♧

"(Nam) lo di kelas mana?" tanya Gladys masih sama-sama merapikan UKS bersama (Nk) dan beberapa lainnya.

"IPA 2, lo Dys?"

"IPA 3, untung sebelahan, jadi kalo ada yang dadakan sama UKS dan PMR gue bisa langsung nyamper lo!"

"Alhamdulillah ya"

"Udah selesai nih, balik kuy!"

Ruangan sudah rapi, tinggal saatnya petugas lain bertanggung jawab atas ruangan itu. Karena tiga hari kedepan ruang UKS tetap terbuka lebar apalagi mengingat adanya kegiatan MPLS.

RETURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang