¤Musuhku itu bukan dia yang bakal rebut kamu dari aku, tapi mereka yang tiap hari bercanda denganku dan tiba-tiba hilang satu per satu..
¤
"Lah kok.. ini"
Aca kaget. Padahal seingatnya kemarin di sekitar dia dan Ervin duduk tak ada orang selain mereka. Tapi foto itu, seperti diambil dalam jarak cukup dekat.
"Bahkan di grup udah rame. Kalian, kaya ngianatin persahabatan kalian tau gak sih!" kata (Nk).
Bukan masalah mengkhianatinya, itu cuma sekedar foto biasa dan kenapa dibuat alay sampai disebar ke seluruh penjuru sekolah, terutama yang anak-anak kelas sepuluh.
Mau bilang tidak terima, tapi sudah terlanjur banyak yang tahu.
Aca ingin segera berlari dari sana dan menuju keempat teman-temannya. Tapi dia bingung jika mereka tidak mau menerima kedatangannya bahkan penjelasannya.
"Gini doang disebar, gak ada kerjaan!" ketus Aca. Mood menyelesaikan soalnya hilang seketika.
"Di GC banyak yang nanyain siapa yang lakuin ini, tapi si penyebar pertama gak mau jujur"
"Gue harap, lo orang pertama yang bakal percaya sama gue. Gue gak maksud ngianatin persahabatan gue!" (Nk) kenal Aca lebih dari hari ini, jika sudah seperti ini, tandanya dia ingin dimengerti. Dia emosi sekarang.
"Gue percaya, asal lo harus temuin mereka dan bilang yang sebenarnya"
Aca merasa punya energi sekarang. Meski ada ketidakyakinan dalam dirinya untuk menjelaskan apapun yang sebenarnya bukan masalah.
Tapi Aca cuma takut, ini bakal merubah posisi persahabatannya.
♧♧♧
Rafi pergi entah kemana. Keempat temannya cuma diam ditempat, lebih tepatnya depan kelas Rafi, X B..
Ada semburat kecewa yang sempat dia pancarkan sebelum dia pergi tadi. Begitu juga dengan yang lain, kecuali, Ervin.
Di tempat itu Ervin cuma berlagak polos dan percaya bahwa yang kemarin dia dan Aca itu hal biasa. Cuma si iseng yang foto mereka dan nyebar foto mereka saja yang berlebihan.
"Ini, lebay banget gak sih?" cuma Karyud yang sejalan dengan Ervin.
"Iya, termasuk kalian!" kata Ervin. Abip dan Hendry menoleh, kata-kata Ervin menyerang mereka.
"Lo nunjuk gue? Sekarang gue tanya, bukannya kemarin lo bilang mau nemui Salma, terus Salma berubah wujud gitu jadi Aca? Ngomong aja kalo mau tanding basket berdua sama Aca, gak usah jadiin Salma alesan!" sindir Abip. Padahal kejadiannya Ervin memang menemui Salma dulu baru setelah Salma pulang duluan, dia baru ketemu Aca.
"Kalo lo gak percaya, lo bisa tanya Salma" Ervin berusaha bersikap tenang. Baku hantam sama sahabat sendiri itu lucu!
"Eh kita susulin Rafi gak?" Hendry tak mau suasana disana tambah panas, apapun akan dia lakukan asal tak terjadi keributan tak berfaedah.
"Gas aja! Palingan dia di kantin" kata Abip.
Mereka hendak melangkah, tapi dari arah berlawanan, mereka melihat Aca berjalan sendirian.
Aca bolos satu jam pelajaran setelah jam pelajaran Matematika tadi. Mood dia hilang untuk ikut pelajaran hari ini.
"Aca tuh, gak mau rangkul kaya kemarin?" goda Karyud sambil merangkul bahu Ervin.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN
FanfictionA fanfiction Jarak pernah mereka rasakan ketika ikatan itu telah ada. Meski jauh namun waktu yang membuat mereka harus saling tau kabar tidak perlu ada sebuah pertemuan. Dulu memang mereka tidak saling kenal. Hanya karena sebuah aplikasi lalu gadi...