¤"Kita itu sama kalau cuma sekedar munafik, lo gak suka dia bareng sama cewek lain tapi lo sendiri ngomong, lo gak bakal bisa sama dia!.."
¤
"Aca, gue.."
"Udah (Nam) gausah dibahas, gue udah tau jawabannya" miris hati Aca mengucapkan ini tapi dia berusaha baik-baik saja.
"Maaf.."
Aca tersenyum manis, "Harusnya gue yang minta maaf. Mungkin lo keinget sama kita dulu" jelas Aca dan (Nk) mengangguk pelan.
Ada banyak hal yang ingin Aca maupun (Nk) ungkapkan, tapi mereka seolah sadar bukan sekarang momennya.
"Oh ya (Nam), makasih buat tadi di lapangan, lo udah mau dateng" jika mengingat tadi malu juga (Nk).
"Tapi lo gapapa kan?"
"Gue baik-baik aja, karna lo juga!"
"Kalo bukan karna Rafly gue gak tau bisa kesana atau gak Ca"
"Iya tadi Rafly juga ngomong sama gue kalo dia bawa lo kesana meski ngrasa gak enak dulu sama gue"
"Kok gak enak, kenapa?"
Aca tak menjawab, dia malah tersenyum. Andai (Nk) tahu alasan Rafly tidak enak pada Aca, yaitu karena tanpa izin Aca terlebih dahulu, Rafly sudah lancang memboncengkan (Nk).
Di satu tempat, tak jauh dari mereka berdua duduk dan mengobrol, dua orang perempuan sudah geram sendiri. Satu perempuan berusaha menarik pergi si teman perempuannya agar tak tersulut api emosi. Namun dia gagal, karena teman perempuannya ini menolak keras, dengan alasan dia ingin lebih jelas tahu siapa perempuan yang sudah berani berkencan dengan Aca-nya.
Dan ketika dia benar-benar ingin menghampiri meja Aca dan (Nk), dia lebih dulu ditarik lebih paksa lagi dan dibawanya keluar dari wilayah resto.
"Tahan emosi lo!" kata si perempuan yang pertama. Mereka sekarang sudah berada di luar wilayah resto.
"Lo ngapain sih bawa gue keluar! Gue mau nyamperin mereka!" ucap si perempuan kedua membentak.
"Ini tempat umum! Gue gak akan biarin lo cari ribut disini!"
"Salah ya gue mau nyegah tuh cewek biar gak deket-deket sama Aca?" tanya gadis kedua menantang.
"Gak! Tapi inget tempatnya!"
"Gue gak peduli!" ucapnya sambil mau melangkah lagi masuk ke dalam resto.
"LIN.."
Dia kemudian menyusul gadis yang dipanggil 'Lin' itu dan kembali membawanya jauh-jauh dari resto itu. Dia hanya ingin mencegah aksi konyol temannya ini jika sudah tersulut emosi karena melihat Aca bersama perempuan lain.
♧♧♧
Senin yang cerah dan gembira. Seluruh warga sekolah nampak bahagia atas kemenangan pertandingan basket kemarin hari Sabtu. Semua pemain beserta pelatih mendapat penghargaan masing-masing.
Kemenangan ini memang sungguh tak terduga setelah tiga tahun berturut-turut tak bisa membawa pulang piala atas pertandingan basket antar sekolah. Dan tahun ini kemenangan itu kembali memihak pada SMA Paradigma.
Setelah upacara usai, banyak kelas kosong karena beberapa guru memberi hadiah pada mereka setelah kemenangan pertandingan basket ini. Memang tidak nyambung, tapi tidak cuma mereka para pemain, para suporter pun juga ikut berperan dalam petandingan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN
FanfictionA fanfiction Jarak pernah mereka rasakan ketika ikatan itu telah ada. Meski jauh namun waktu yang membuat mereka harus saling tau kabar tidak perlu ada sebuah pertemuan. Dulu memang mereka tidak saling kenal. Hanya karena sebuah aplikasi lalu gadi...