Part 24

845 55 18
                                    


¤

Kenapa, disaat aku menginginkan kamu ada di dekatku saat aku membuka mata, malah dia yang ada disana. Apa aku salah berharap?

¤

Pertandingan terpaksa dihentikan. Skors tertinggi tetap tim Rafi yang pegang.

Mereka tidak kalah, hanya saja Aca sudah terkapar tak berdaya di dalam UKS. Jadi mereka berhenti karena hal itu. Tidak mungkin jika pertandingan terus berlanjut jadi lima lawan empat!

Karena bola mengenai pelipis Aca begitu keras, maka adegan pingsan itu bukan sekedar acting biasa!

Entah pada kemana orang-orang yang tadi bersorak riuh di pinggir lapangan. Yang jelas pasti mereka pulang. Awan mendung tiba-tiba datang. Mengharuskan mereka segera beranjak dari sekolah.

Teman-teman Aca entah pada ngilang kemana. Mereka cuma menitip pada seseorang soal Aca. Dan dia yang dititipi Aca cuma mendengus, 'emang aku siapa Aca, temen deket aja bukan!'

Dia duduk pada sebuah kursi berkaki panjang. Sampai setengah badannya saja bisa terlihat di jendela.

Pandangannya kosong menatap luar. Sepi. Dan diluar hujan rintik sudah datang.

Matanya kini menatap novel pemberian seseorang beberapa waktu lalu. Mungkin lebih baik membaca benda itu sambil menunggu seseorang. Menghadap jendela dan merasakan hawa-hawa rintik hujan menyelinap masuk.

Lumayan dingin tapi dia tetap bertahan.

"Gue dimana?" suara serak nan parau membuatnya menoleh pada suara itu. Lalu dengan segera dia menutup novelnya dan mendatangi orang itu.

"Lo udah sadar? Gimana, masih pusing?" yang ditanya masih megerjap-ngerjapkan mata. Satu tangannya juga memegang kepalanya.

"Lo di UKS, tadi pas basket lo kena bola terus pingsan" jelasnya pada seseorang yang baru saja tersadar dari pingsannya ini.

Dia cuma diam dan ingin merubah posisi tidurnya jadi duduk. Karena kasihan, orang di depannya itupun membantunya.

Tatapan tak suka darinya tiba-tiba saja menyerang pada orang yang tengah berada dalam satu ruangan dengannya ini. Bukan tak suka sih, cuma ada perasaan aneh saja menyelinap dalam perasaannya.

Karena merasa baik, dia pun berdiri hendak pergi.

"Lo mau kemana?" sergah seseorang yang kemungkinan petugas UKS itu.

"Pulang! Makasih udah bantu gue!" ketusnya.

"Diluar masih hujan, lo yakin mau pulang sekarang?"

Dia menatap keluar pintu. Benar juga sekarang sedang hujan. Tapi dia cowok, takut hujan itu memperjelek keturunan.

"Sekali lagi makasih tapi gue harus pulang!"

Dia berlalu begitu saja. Meninggalkan orang yang masih di dalam UKS itu.

Si petugas UKS itu (mungkin), setidaknya bisa menghirup udara bebas dari ruang UKS.

Daripada berlama-lama disana, dia pun pergi dari UKS. Menembus hujan bersama seseorang menaiki kendaraan roda empat.

Tapi dia melupakan sesuatu!

♧♧♧

(Nk) berlari kecil menyusuri koridor. Dia ingin memastikan sesuatu bahwa tak ada yang ketinggalan atau kelupaan. Langkahnya sekarang pasti menuju UKS.

Dia, seperti punya amanah besar dengan ruangan itu. Ibaratnya, sudah nyatu dalam hidupnya.

Dari jarak dua ruangan sebelum sampai di depan ruang UKS, dia melihat seseorang masuk bebas ke ruangan itu.

RETURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang