Hari ini Putra telah sampai di kota dimana Naya berada. Bukan karena apa, dia punya alasan untuk menyusul Naya. Padahal lusa Naya sudah kembali ke Bandung, lalu buat apa ke Bekasi demi Naya?Dengan di temani oleh Rafly, Sabtu pagi ini Putra sudah sampai di Bekasi.
Naya pernah mengatakan dimana rumahnya ketika dia berada di Bekasi, dan kerennya Putra pernah mengingatnya sampai mencatatnya. Berbekal alamat di genggaman tangan Putra, Putra bersama Rafly beranikan diri menuju alamat yang tertera.
Mobil Grab tengah mereka berdua tumpangi demi menuju alamat yang dituju. Ada perasaan tidak yakin dari Rafly, tapi dia memilih diam karena takut mengecwakan Putra.
Mobil itu berhenti tidak jauh dari sebuah gedung yang menjulang tinggi ke angkasa. Putra dan Rafly mengamati sejenak dari dalam mobil.
"Pak ngapain berhenti?" tanya Rafly pada sopir Grab Car itu.
"Loh bukannya pesen Grab Car menuju ke alamat ini ya?" ucap pak sopir heran.
"Put ini kan apartemen? Naya tinggal di apartemen?" giliran Rafly bertanya pada Putra yang masih menengok pemandangan di luar.
Memang Putra juga punya keluarga di Bekasi, tapi Putra tidak sepenuhnya tahu tentang Bekasi. Apalagi bangunan apatemen yang megah dan menjulang tinggi itu.
Soal Naya tinggal di apartemen jika dia di Bekasi, Naya belum pernah menceritskan tentang itu. Naya cuma pernah cerita kalau dirinya mempunyai rumah di Bekasi.
"Pak alamatnya ini, beneran disini?" tanya putra pada pak sopir dengan menyerahkan secarik kertas yang berisikan alamat yang akan dituju Putra dan Rafly.
Pak sopir pun membaca, sekilas namun segera paham. "Bener mas disini!"
"Kita langsung masuk atau nelpon Naya dulu Put?" tanya Rafly.
"Bego lo! Gue tuh nyusul dia diem-diem malah lo nyuruh gue nelpon" jawab Putra.
"Yaudah mas masuk aja gapapa, nanti tanya-tanya di dalam" usul pak sopir.
Putra berpikir sebentar sebelum pada akhirnya dia menarik tangan Rafly dan dibawanya keluar dari mobil.
Putra membayar biaya Grab lalu mobil itu berlalu, dan dia bersama Rafly masuk ke apartemen itu.
Skip!!
Beberapa orang sudah ditanya oleh Putra dan Rafly ketika mereka sudah masuk ke apartemen. Rafly dengan karoknya terkagum-kagum dengan bangunan dengan lima belas lantai itu.
Baru menginjakkan kaki di lantai satu saja Rafly tidak henti-hentinya takjub akan apartemen itu. Dia jadi berpikir bahwa keluarganya Naya memang kaya hingga bisa menempati apatemen sebagus itu.
Putra dan Rafly masuk ke lift yang akan mengantarkan mereka menuju lantai lima, dimana salah satu kamar Naya dan keluarganya di lantai lima itu.
"Loh Putra?"
Sekeluarnya Putra dan Rafly dari dalam lift, mereka berdua malah berpapasan dengan bunda Naya, yang kelihatannya akan menaiki lift itu.
"Assalamualaikum tante" ucap Putra lalu menyalami tangan bunda Naya, pun juga Rafly.
"Walaikumssalam, kamu cari Naya?" tanya bunda Naya.
"Hehe iseng doang tan pengin main-main gitu terus tau Naya ke Bekasi jadi Putra susulin" jawab Putra sembari memperlihatkan deretan gigi putihnya.
Rafly malah sangat tidak membenarkan kebohongan Putra ini. Bagaimana bisa Putra berbohong dengan calon mertuanya sendiri, padahal dia ke Bekasi karena ketakutan yang tidak beralasan.
![](https://img.wattpad.com/cover/185110886-288-k870121.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN
FanfictionA fanfiction Jarak pernah mereka rasakan ketika ikatan itu telah ada. Meski jauh namun waktu yang membuat mereka harus saling tau kabar tidak perlu ada sebuah pertemuan. Dulu memang mereka tidak saling kenal. Hanya karena sebuah aplikasi lalu gadi...