Part 7

1K 66 12
                                    




"Mau berangkat kapan nih?"

"Lo, beneran ngajakin gue berangkat sekolah bareng?"

"Iya, suer"

"Aaaaa tengkyu Revo"

Tapi Ajeng tak segera berangkat melainkan masuk ke dalam rumah dulu untuk mengambil tasnya.

Jarak rumah mereka yang dekat hampir membuat Revo selalu punya niatan untuk berangkat dan pulang sekolah bareng dengan Ajeng. Itupun jika Ajeng mau.

Tapi Ajeng sering nolak dengan alasan lebih pilih berangkat sekolah bareng kakaknya, atau kalau tidak begitu saat pulang sekolah lebih suka kalau pulang bareng ketiga teman-teman dekatnya.

"Nah gini dong langsung nyamper ke rumah, gausah pake chat dulu terus nawarin"

Ajeng terkekeh membuat Revo seketika membeku. Seutas senyuman hanya mampu Revo berikan saat itu juga.

Kini Revo sudah siap untuk melajukan motornya dan Ajeng juga begitu, sudah stay dengan memakai helm warna pink nya.

Motor itu melaju tak pelan juga tak kenceng. Deru motor Revo dan kendaraan lainnya ternyata tak mampu mengalahkan degup jantung Revo saat ini.

Seperti baru kali ini Ajeng terlihat ramah padanya.

"Nanti pulang sekolah gue gak bisa bareng lo deh"

Wajah Ajeng agak maju dan mendekati telinga Revo. Sensasi luar biasa, grogi malah dirasakan Revo kali ini.

Suara Ajeng juga agak ia keraskan agar Revo mampu mendengarnya.

"Bareng temen-temen lo ya?"

"Mungkin! Kalo gak ya sama Rafi"

Sedekat apa sekarang Ajeng dan Rafi? Padahal mereka baru kenal belum ada satu bulan.

Revo jadi mengingat dulu saat ia masih deket banget sama Ajeng. Waktu SMP. Tapi semua seolah berubah karena Ajeng menemukan Pika, Cethrine dan Saputri. Bersama mereka Ajeng punya julukan baru di sekolah.

Dari situ Ajeng mulai menyukai hal-hal baru dimana dikenal dan terkenal di sekolah ternyata menyenangkan.

Revo sempat memberitahunya agar ia tak macam-macam di SMA. Berbuat apapun yang dapat memancing masalah apalagi sama kakak kelas. Tapi ketika itu justru Ajeng menangkapnya beda.

Sampai Revo bersama Rafly, Putra, Bryan dan Aca ikut terkenal juga di sekolah. Bagi Ajeng, Revo tetaplah cowok polos yang keterlaluan baiknya.

♧♧♧

Sesampainya di parkiran Ajeng langsung berlari menuju teman-temannya setelah ia menitipkan helmnya pada Revo.

Dengan tatapan sendu Revo menatap kepergian Ajeng. Hal itu telah membuat seseorang tertawa tak jauh dari saat ini Revo masih terdiam di samping motornya.

"Ciee mulai beraksi nih!"

Apanya yang beraksi? Baru sebentar berduaan saja dianya sudah mementingkan teman-temannya lagi.

RETURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang