Part 34

679 52 22
                                    


¤

Manusia penuh drama itu menghidupkan suasana, asal bukan drama licik yang sedang dia perankan..

¤

"Ma.."

Sedari tadi Zayn sempat heran dengan mamanya. Padahal mama tidak kenal dengan keluarga Aca, tapi setelah (Nk) sudah berada di ruang perawatan, mama sempat keluar kamar (Nk) menuju seseorang.

Karena Zayn penasaran, Zayn memutuskan untuk sekedar mencari tahu apa yang mamanya lakukan.

Tak jauh dari saat ini Zayn berdiri, dia menemukan mamanya sedang memeluk tubuh seorang wanita berusia seumurannya. Tapi Zayn sulit menerka, karena tertutup punggung mamanya.

Tak lama berselang, seorang pria keluar dari ruangan ICU. Zayn sekarang mengerti, siapa wanita yang dipeluk mamanya dan siapa lelaki itu.

Mereka adalah keluarga Aca, lebih tepatnya mama dan kakaknya. Zayn tahu karena saat Aca dan (Nk) berada di ICU, mereka berdua ada disana juga menunggu Aca.

Zayn melihat mamanya sudah melepas pelukan itu. Wanita itu, alias mama Aca masih menangis.

Kekepoan Zayn berakhir, dia pun kembali ke ruangan dimana (Nk) dirawat.

Mungkin sekitar lima belasan menit, barulah mamanya kembali lagi pada Zayn dan (Nk).

"Mama kenal sama mamanya Aca?" tanya Zayn kemudian.

Mama tersenyum. "Baru kenal, mama gak sanggup liat beliau nangis karena anaknya...." mama menggantung kalimatnya.

"Karena apa ma?" sungguh Zayn tidak ingin lagi menunggu.

Mama melirik sebentar ke arah (Nk) yang belum sadarkan diri itu. "Janji sama mama, kamu gak bakal bilang apapun sama adik kamu" ucapan ini malah membuat Zayn tidak mengerti.

"Maksudnya?"

"Aca terpaksa akan dibawa mamanya ke Singapore, untuk pengobatan dia lebih lanjut" jelas mama dengan suara cukup pelan namun Zayn melongo mendengarnya.

"Ke-kenapa? Kan disini bisa ma!"

"Mamanya ingin yang terbaik buat Aca. Aca, amnesia. Benturan di kepala Aca membuatnya harus mengalami hal itu" Zayn terduduk lemas tak berdaya. Lelaki yang masih ada harapan di hati (Nk) harus mengalami penyakit ini, dia akan lupa entah untuk beberapa saat atau untuk selamanya.

"Dan mamanya juga mengatakan, setelah Aca sembuh, mereka tidak akan kembali ke Indonesia"

Zayn terperengah. Soal hati dan perasaan (Nk) pasti masih ada Aca disana. Dia khawatir jika adiknya ini sadar, adiknya akan sangat merasa kehilangan Aca.

Tapi apa boleh buat, Zayn tidak bisa mencegah kepergian Aca dan keluarganya ke Singapore.

Kalau pun nanti (Nk) menanyakan perihal Aca, dia berjanji tidak akan memberitahu secara keseluruhannya, apalagi soal Aca yang tidak akan kembali ke Indonesia.

Zayn duduk termenung di meja belajarnya. Soal delapan bulan lalu dia tidak mungkin lupa. Tidak mungkin juga mamanya mengatakan hal yang bohong.

Seingat Zayn, keluarganya Aca akan membawa Aca ke Singapore dan tidak akan kembali meski Aca sudah sembuh. Tapi penuturan (Nk) membuat Zayn tidak percaya lagi. Adiknya itu tidak mungkin membohongi dirinya.

"Aca amnesia, dia pergi, dan kata (Nk) dia kembali. Dia inget sama (Nk)?" Zayn bergumam pelan, antara percaya dengan perkataan mamanya dulu atau ucapan (Nk) barusan.

RETURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang