Part 40

662 57 5
                                    


¤

Arti maafmu mungkin tulus tapi aku sulit menerima jika selalu ada dia diantara kita. Kita ya kita, tidak boleh ada dia! Maaf aku egois..

¤

~~~

Pagi sekali (Nk) sudah berada di koridor sekolah. Ini dia lakukan hanya karena menghindari Zayn dan tidak mau diantarkan Zayn ke sekolah. Dia juga membawa motornya ke sekolah, padahal selama mobil Zayn berada di bengkel, Zayn terpaksa memakai motor (Nk) untuk pergi-pergi. Tapi karena insiden semalam, (Nk) harus terpaksa membawa motornya lagi, tanpa sepengtahuan Zayn pastinya.

Novel dengan sampul warna biru muda sudah menemaninya sejak sepuluh menit lalu, sejak kedatangannya di sekolah. (Nk) tidak peduli jika pak satpam dan beberapa tukang kebun menyangka dirinya sebagai murid aneh, karena tiba di sekolah pukul enam pagi. (Nk) hanya butuh kesendirian sementara waktu ini.

Dengan berbekal beberapa makanan dan sebotol susu hangat dari rumah, (Nk) menjeda aktivitas membacanya untuk sarapan dulu. Mood dia benar-benar tidak baik saat tadi di rumah, jadi dia memilih membungkus makanan dan membawa sebotol susu untuk dinikmati di sekolah.

Tidak lama, seluruh bekal yang (Nk) bawa dari rumah tandas seketika, seiring ingatnya dia dengan percekcokkannya semalam terlintas.

Flashback on

brakkk

(Nk) membanting pintu kamar Zayn begitu kerasnya. Zayn sontak menoleh melihat kehadiran adiknya itu dengan cara tidak sopan. Tidak biasa juga (Nk) seperti itu.

Ditutuplah pintu itu oleh (Nk). Dengan posisi (Nk) berada di dalam kamar Zayn dan menatap Zayn tidak biasa.

"Lo kenapa? Tumben banting pintu!" ucap Zayn tetap tenang. Zayn bisa membaca raut wajah (Nk) seperti orang marah, padahal (Nk) memang ingin marah-marah.

"Apasih kak yang lo sembuyiin dari gue soal Aca?" (Nk) bersuara agak meninggi nadanya.

Zayn terperenjat. Dia kemudian bangkit dari posisi rebahannya lalu menjadi duduk di bibir kasurnya.

Pikiran Zayn tidak segera menuju pada percakapannya sore tadi bersama teman-temannya. Andai dia langsung mengingat percakapan tadi sore, Zayn pasti sudah tahu kenapa (Nk) bisa menanyakan pertanyaan itu.

"Maksud lo apa? Gue gak sembunyiin apa-apa soal Aca. Dia juga udah sama lo, ngapain disembunyiin!" balas Zayn, ada bibit-bibit amarah yang akan segera muncul di benak Zayn, tapi Zayn berusaha tetap tenang dulu.

"Soal perginya Aca ke Singapore! Kenapa lo gak pernah cerita kalo dia sama keluarganya sebenernya mau pindah ke Singapore?"

"Kenapa lo sama mama diem pas gue selalu tanya kapan Aca pulang. Dan lo cuma ngomong doain Aca cepet sembuh biar dia cepet pulang"

"Apa gue gak berhak tau kak?"

Selama ini setiap ada pertengkaran di rumah entah (Nk), Zayn atau Acel, mereka cuma terlibat saling olok lalu selesai begitu saja tanpa ada permusuhan.

Bahkan tidak ada yang sampai menangis atau terluka hati. Tapi untuk kali ini, bukan di sebut sebagai pertengkaran, namun (Nk) marah-marah terhadap Zayn dengan berurai air mata.

(Nk) merasa sudah dibohongi oleh Zayn selama ini, selama Aca pergi dan pulang dengan keadaan lupa semuanya. Tidak perlukah (Nk) tahu semua soal keadaan Aca waktu itu?

Dan waktu delapan bulan itu, (Nk) benar-benar tersiksa akan ketiadaan Aca. Ditambah dia tidak tahu jika Aca sebenarnya berobat sekalian pindah ke Singapore. Cuma harapan dan jawaban dari setiap (Nk) menanyakan kapan Aca pulang, (Nk) yakin bahwa Aca akan pulang. Namun nyatanya, Aca pulang dengan segala kelupaannya.

RETURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang