•
•
•"Naya!"
Sedetik tanpa aba-aba, Naya, sang pemilik nama menoleh pada siapa yang memanggil namanya.
Ia kaget bukan main atas kehadiran orang yang memanggilnya itu. Tangan yang siap menampar (namakamu) langsung ia turunkan begitu saja.
"Pu-Putra.."
Lalu Putra berjalan mendekati Naya. "Please Nay! Jangan lakuin apapun sama (namakamu). Dia gak salah"
Naya diam saja. Dia juga bingung karena perkataan Putra barusan bukan untuk pertama kalinya dia ucapkan.
Sampai teman-teman Putra yang lainnya ikut mendekat ke arah mereka.
"Apani"
"Apasih"
"Apatuh.."
"Bacot lo! Diem!"
"Kenapa nih! Bertengkar?" tanya Rafly paling norak gayanya tapi dia tetep cool masa.
"Gausah ikut campur! Ini masalah cewek!" sahut Revo demi menghentikan kekepoan selanjutnya oleh Rafly.
tolong!!
"Chila.."
(Namakamu) langsung pergi dan masuk ke dalam ruang ganti begitu mendengar teriakan seseorang dari dalam ruang ganti. Ia tak perduli sama orang-orang itu. Mau atau tidak membantunya, asal ia harus membantu Chila.
Ia langsung membuka satu per satu bilik dari ruang ganti itu. Sampai ia menemukan satu bilik tertutup rapat dan terkunci.
tok tok tok
"Chila lo di dalem?" teriak (namakamu) dari luar bilik yang terkunci itu.
"(Namakamu) tolongin gue!"
Suara Chila jelas terdengar disana, dibalik bilik terkunci itu. (Namakamu) berpikir tak mungkin ia mendobrak pintu itu. Tenaganya tak mungkin bisa mendobrak pintu itu.
Demi mengalahkan kebingungannya sendiri, ia pun keluar dan meminta bantuan.
"Woy! Ngapain lo bengong disitu? Bantuin gue kek!"
Ternyata Naya telah pergi dari sana dan tinggalah lima cowok most wanted kawalan Aca itu.
(Namakamu) tak perduli ia kenal atau tidak dengan kelima cowok itu. Tapi yang jelas ia kenal Putra, salah satunya.
"Kenapa (nam)?" tanya Putra yang paling duluan.
"Eneng cantik, minta bantuan,. . ." ujar Rafly ingin berpantun dan kalimat selanjutnya supaya dilanjutkan salah satu temannya itu.
"Cakep.."
"Lanjutin elah! Gue gak tau!" ketus Rafly karena tak ada yang melanjutkan pantunnya.
"Dih Put, ternyata gini bentuknya temen-temen lo?" sindir (namakamu) pada mereka berlima.
"Gausah nyindir ya! Diem kalo gasuka!" bentak Bryan sambil melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN
FanfictionA fanfiction Jarak pernah mereka rasakan ketika ikatan itu telah ada. Meski jauh namun waktu yang membuat mereka harus saling tau kabar tidak perlu ada sebuah pertemuan. Dulu memang mereka tidak saling kenal. Hanya karena sebuah aplikasi lalu gadi...