•
•
•Tatapannya kosong kala ia sudah berada di koridor sekolah. SMA Paradigma ternyata mengagumkan jika dengan cermat diamati.
"Masakan lo enak! Kalo ada yang suka lo, terima ya"
Kalimat itu ternyata sudah menyihir (namakamu) sampai pagi ini.
Kenapa dia memikirkan hal itu? Padahal itu hanya sebuah kalimat biasa. Mungkin, keisengan Zayn untuk menyemangati (namakamu) biar mau tiap hari memasak untuknya dan Acel selama orang tua tak dirumah.
"Kalo jalan liat-liat! Awas nabrak cogan!"
Refleks (namakamu) menoleh pada suara itu. Tapi dia keburu pergi berjalan lebih cepat dari (namakamu). Seorang kakak kelas yang tak asing baginya.
♧♧♧
Sebuah amplop warna putih. Jika didalamnya berisi surat cinta mengapa harus pakai amplop warna putih? Tolong! Orang yang memberi itu kurang romantis.
Kurang lima menit tapi Chila belum datang juga. Kalau ada perlu di lapangan pasti Chila tak lupa menaruh tasnya di kelas terlebih dahulu, tapi ini tidak.
(Namakamu) terus berjalan menyusuri lorong sekolah dimana ia akan menemukan Chila. Amplop warna putih itu terus ia genggam tanpa mau ia simpan disaku.
"Lo (namakamu) kan?"
"Iya, kenapa?"
Cowok blasteran Indo-China itu tersenyum sinis. Pasalnya pertanyaan darinya ditanggapi dengan sinis pula oleh (namakamu).
"Adiknya Zayn?"
Dasar gak sopan! Zayn lebih tua tiga tahun dari dia tapi dia tak ada niatan buat manggil Zayn pakai embel-embel 'kak atau bang'.
"Iya.."
Dia lama-lama bisa naik pitam karena ternyata harus berhadapan dengan cewek seperti (namakamu) yang ternyata cuek, sinis dan ya gitu deh. Tapi untuk beberapa menit kedepan dia butuh (namakamu).
"Buat lo" dia menyodorkan sebuah amplop pada (namakamu).
(Namakamu) tak segera mengambil sebuah amplop pemberian cowok blasteran ini. Dia masih heran sambil memandangi amplop lalu bergantian memandangi cowok tersebut.
Karena malas harus berlama-lama berhadapan dengan (namakamu) akhirnya cowok blasteran itu menarik tangan (namakamu), menengadahkannya, lalu meletakkan amplopnya di atas telapak tangan (namakamu).
"Jangan baca sekarang! Dirumah aja!"
Dia lalu pergi. Berbeda dengan (namakamu) yang masih heran oleh sikap cowok blasteran itu.
Seperti amplop yang berisi surat izin tidak masuk sekolah, begitulah hasil pemikiran (namakamu) saat memperhatikan amplop warna putih pemberian cowok blasteran itu.
Dan yang terjadi setelahnya adalah kalimat Zayn kemarin sore. Ya, (namakamu) jadi mengingatnya lagi.
Apa benar, cowok blasteran itu maksud lain dari kalimat Zayn kemarin?
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN
FanfictionA fanfiction Jarak pernah mereka rasakan ketika ikatan itu telah ada. Meski jauh namun waktu yang membuat mereka harus saling tau kabar tidak perlu ada sebuah pertemuan. Dulu memang mereka tidak saling kenal. Hanya karena sebuah aplikasi lalu gadi...