Part 31

670 58 32
                                    


¤

Kamu pergi seolah kamu tak lagi bisa kembali. Tapi cuma aku yang berharap kamu selalu ada disisiku meski, hanya sekedar bayangan..

(NamaKamu)

¤

8 bulan kemudian. . .

Sinar terang cahaya matahari menyelinap masuk ruangan, meski tidak secara langsung tapi cerahnya hari membuat seisi ruangan ikut begitu terang.

Gadis bernama (Nk). Sempat membuka mata beberapa detik di tengah malam karena dia menginginkan sesuatu. Tapi setelah itu dia kembali pada mimpi indahnya.

Hari itu, bersamaan dengan rasa sakit yang masih menjalar di sekujur tubuhnya. Menyisakan beberapa isakan tangis dan sayu di matanya. Dia merasa berdosa atas kejadian yang menimpa kemarin sore. Bagaimana dia mau mengingat, jika saat sebelum menutup mata, dia melihat tubuh lelaki yang mewarnai hatinya begitu tak berdaya dengan banyaknya darah.

Rasanya dia tidak mau menutup mata karena lelaki itu, dia ingin terus berada disampingnya hingga si lelaki membuka mata dan mengatakan dia baik-baik saja. Tapi dia juga sakit, lemas dan kemudian dalam gendongam orang lain, dia pun menutup mata.

(Nk) tidak tahu setelah dia menutup mata, apa dia akan bertemu Aca lagi. Karena seingatnya, tubuh Aca dibawa pergi oleh dua orang tak dikenal.

Rontaan tangisnya kemarin tidak berhasil menghentikan mereka membawa pergi tubuh Aca. Lalu Aca dibawa pergi oleh mereka menggunakan sebuah mobil, dan setelahnya (Nk) tidak tahu apa-apa.

Dan sekarang, tangis (Nk) pecah kembali karena Aca juga.

(Nk) tidak tahu keseluruhan ceritanya, sampai ketika dia membuka mata, hal pertama yang dia tanya adalah bagaimana Aca dan dimana Aca.

Jawaban tidak bisa diterima itu, harus terdengar di telinga (Nk).

"Udah dek, ikhlas. Demi kebaikan Aca"

Suara Zayn bergeming begitu lembut. Mama tidak bisa menenangkan (Nk), begitu juga papa yang sudah datang dari Jakarta.

Kedua tangan (Nk) terus memeluk tubuh Zayn, dengan posisi (Nk) duduk di tempat tidurnya dan Zayn berdiri di sampingnya.

Padahal baru kemarin dia bersama Aca, Lintang dan Relingga. Bahkan saat pesan Lintang yang memintanya membahagiakan Aca, berputar dalam ingatannya. (Nk) merasa gagal membuat Aca bahagia. Tapi kenyataannya, adanya (Nk) di dekat Aca itu telah membuat Aca menemukan setitik demi setitik kebahagiaannya.

"A-aku ga-gak bisa bu-buat Aca ba-bahagia kak hiks hiks"

Zayn terus mengusap punggung adiknya. Memang Zayn tidak mengerti maksud (Nk) bahagiain Aca itu bagaimana. Bukannya seharusnya Aca yang membahagiakan (Nk)?

"Shutt!! Aca pasti bahagia. Doain dia ya!"

Andai bisa, (Nk) ingin melihat Aca sebelum dia benar-benar pergi.

"Shutt!! (Nk) woy.. (Nk)!"

(Nk) tersadar dari lamunanya. Dia sudah menemukan Rafly dengan muka masih sama seperti delapan bulan lalu. Bedanya, kepalanya agak botak sekarang.

Rafly tersenyum manis tapi (Nk) tetap biasa saja.

Di kepala (Nk) cuma ada Aca dan Aca. Hari-hari berganti itu tak membuat (Nk) bisa menghapus Aca dari memori otaknya. Bahkan saat musim ujian datang, tetap masih Aca yang dia pikirkan.

RETURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang