¤
"Fly, Aca kenapa?" tanya (namakamu) pada Rafly yang sepertinya tahu kondisi Aca.
"Kayanya butuh pemain pengganti" jawab Rafly tanpa menoleh pada (namakamu).
"Tapi kalo dia masih bisa main kenapa harus ganti?"
"Ini gak bisa dibiarin (Nam)!"
Tiba-tiba Rafly hendak pergi meninggalkan (namakamu) ditengah-tengah kerumunan para penonton itu.
(Namakamu) mencegah kepergian Rafly. "Lo mau kemana?".
"Gue ada perlu, lo mau disini atau ikut?"
"Ikut!"
"Ayok! Buru!"
Aca pov's on
'(Nam) lo dimana? Kenapa lo gak dateng?'
Gue ngerasa ada yang beda hari ini. Entah gue yang salah atau keadaannya. Gue gak semangat, padahal latihan kemarin gue seneng-seneng aja.
Banyak ribuan penonton yang dateng, tapi lo gak ada. Lo dimana?
Sekarang gue mau bener-bener nyerah. Badan gue remuk. Gue gak semangat. Gue gak bisa.
Gue gak mau ngecewain temen satu tim, dan juga sekolah. Gue harus mundur!
"Aca....."
Ada yang manggil gue. Gue inget suara itu. Iya suara itu, gue inget.
Dan, Tuhan dia dateng!"
Aca pov's off
"ACA , SEMANGAT!!!"
Seorang gadis dengan mata berbinar telah berdiri tak jauh dari pinggir lapangan.
Akhirnya dia bersama Rafly bisa berada di tempat dimana tempat itu adalah tempat yang tadi ingin Rafly tuju.
Belum sempat Rafly selesai berbicara sesuatu pada pelatih basket sekolah, (namakamu) malah berteriak semangat kepada Aca.
Beberapa pemain cadangan dari SMA Paradigma menoleh heran pada gadis itu. Pasalnya dia siapa Aca, berani-beraninya dia menyemangati Aca.
Di tengah lapangan Aca tersenyum tanpa ada yang tahu kalau dia tengah tersenyum.
Semangatnya seolah kembali. Dia mengangguk sambil menatap (namakamu) disana.
"Ca..." satu teriakan kembali menyadarkan Aca. Dia harus kembali main lagi.
'Gue gak akan mundur!'
Permainan berlangsung lagi sampai babak kedua.
Aca disana kembali bersemangat. Bahkan sampai pertandingan selesai pun.
Harapan sederhana Aca ternyata mampu membangkitkan sesuatu dalam dirinya yang hampir menyerah sebelum babak pertama selesai.
Teriakan gadis itu, sedetik namun mampu mengubah Aca beberapa menit bahkan lebih dari setengah jam.
♧♧♧
"Eh gila gak sih tadi sama cewek di pinggir lapangan itu?" celetuk Pika sembari menyeruput es jeruk miliknya di kantin sekolah.
"Cewek mana sih?" balas Saputri dengan bertanya.
"Itu loh yang nyemangatin Aca" jawab Ajeng.
"Mau cari mati dia!" kata Cethrine.
"Bener tuh! Dia kayanya gak tau apa-apa deh" Saputri.
"Ya mana dia tau, dia kan bukan anak cherleaders" Ajeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN
FanfictionA fanfiction Jarak pernah mereka rasakan ketika ikatan itu telah ada. Meski jauh namun waktu yang membuat mereka harus saling tau kabar tidak perlu ada sebuah pertemuan. Dulu memang mereka tidak saling kenal. Hanya karena sebuah aplikasi lalu gadi...