Part 25

784 68 37
                                    


¤

Waktu tidak akan bisa diputar, tapi di masa yang akan datang masih ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dulu

¤

"Bry! Putra ada?"

Bryan butuh waktu sebentar untuk mengangguk menjawab pertanyaan gadis di depannya ini. Tapi kalau dia jujur, bukannya malah jadi masalah?

Dia tahu markas itu. Bisa berabe kalau orang lain di sekolah tahu markas tersebut.

"Lo tau tempat ini dari mana?" tanya Bryan. Harusnya Bryan juga butuh tahu darimana juga gadis itu tahu namanya.

"Putra pernah cerita ke gue soal tempat ini" jelasnya.

Semburat wajah tak bisa ditebak terbaca jelas di wajah Bryan. Dan kerennya gadis itu bisa menebaknya.

"Tapi gue gak bilang siapa-siapa kok, lo tenang aja hehe" gadis itu takut jika Bryan akan memarahinya, soalnya wajah Bryan memang datar dan terkesan tak suka.

"Bener lo gak cerita ke siapa-siapa soal tempat ini?" tanya Bryan dan gadis itu tersenyum lebar sambil mengangguk.

"Hm lagian tempat ini gak buruk-buruk banget, kenapa lo takut kalo orang lain tau?" sebenarnya pertanyaan ini salah jika ditanyakan pada Bryan.

"Cuma gue sama keempat temen gue yang tau alesannya apa, lo gausah kepo!" harus apa lagi gadis itu setelah dihardik kata-kata agak kasar dari Bryan. Cuma diam dan nyengir dikit!

"Lo masuk aja, Putra di dalem sama Revo Rafly. Tapi janji, jangan lo umumin sama kesemua temen-temen lo kalo sekarang lo ada di tempat ini!"

"Gue mau cabut beli minum dulu!"

Bryan pergi meninggalkan markas menuju supermarket terdekat. Karena sudah diizinkan masuk, alhasil gadis tersebut buru-buru masuk ke dalam markas.

Tempat yang tidak bisa disebut banget dengan sebutan markas. Sebuah bangunan mini dengan hanya ada satu ruangan dan teras saja. Perihal kamar mandi, tidak ada. Karena letaknya tak jauh dari pom bensin, maka mereka yang menggunakan tempat itu akan pergi ke pom bensin jika sudah ada panggilan alam.

Sempat berada pada ujung tanduk, markas itu sempat terlupakan dua bulan lamanya. Karena penghuninya sedang tidak akur, jadi mereka tidak akan kesana jika tidak lengkap lebih dari tiga orang.

Dan tempat itu bukanlah tempat yang akan jadi saksi kenakalan mereka. Kalaupun hanya merokok, pasti suatu saat ada yang akan memulainya terlebih dahulu. Tapi selebihnya, big no!

"Putra!" teriak gadis itu setelah masuk ke dalam markas. Dia masih mematung di ambang pintu, sebelum penghuni dalam tempat itu mempersilahkannya.

Putra, Revo dan Rafly cengo seketika. Bagaimana gadis ini bisa tahu mereka semua disana. Dan apakah dia tidak bertemu dengan Bryan di depan? Jika tidak, Bryan bisa ngamuk!

"Nay, lo ngapain kesini?" tanya Putra lalu mendekat pada gadis itu. Ternyata itu Naya.

"Put ajak masuk aja! Gak baik di depan pintu gitu!" pekik Rafly.

"Yaudah masuk Nay!" perintah Putra dan Naya pun mengikuti langkah Putra masuk ke dalam ruangan. Pintu itu ditutup kembali.

Asli, Naya lumayan bergidik sekarang. Dia cewek sendiri diantara tiga cowok, tambah satu lagi nanti, Bryan.

Tapi dia harus berpikir positif, mereka baik dan tidak akan berbuat macam-macam.

"Eh, lo Revo ya?" Naya lumayan kaget melihat adanya Revo disana. Revo yang disebut seperti itu langsung menatap Naya aneh. "Lo anak OSIS kan?" tanya Naya berikutnya.

RETURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang