¤Aku bahagia saat bersamamu, tapi jika kelak aku pergi, ijinkan aku untuk selalu membawa rasa bahagia itu..
Fasha
¤
"Kenapa? Takut....."
Aca tidak melanjutkan kalimatnya. Wajah (Nk) berubah serius dan dia lebih menatap arah lain daripada Aca yang di depannya.
Itu yang membuat Aca menggantungkan kalimatnya. Bahkan ketika Aca ingin menepuk pipi (Nk), ada suara lain dari arah lain.
"Aca?!?!"
Aca menoleh. Rasanya juga (Nk) ingin segera melarikan diri dari sana. Tapi kaku menjalar sekujur tubuhnya. Dia tidak bisa berkutik, jantungnya berdegup kencang, lebih kencang dari degupan kala berada di dekat Aca.
"Kak.." hanya sapaan itu yang keluar dari mulut Aca.
"Lama gak ketemu? Kapan basket lagi? Adu lima lawan lima deh, kaya waktu itu" katanya yang barusan Aca sapa dengan kata 'kak' tadi.
Dia terlihat antusias kepada Aca, seperti orang biasa yang ketemu dengan idolanya. Beda dengan Aca yang cuma melempar senyum biasa, yang sering dia beri pada (Nk).
Tapi teman di belakangnya berbeda, dia lebih tenang dan biasa saja.
(Nk) mencoba terus menatap Aca, siapa tahu dia menoleh padanya dan sanggup membaca kodenya. Pertama, kode agar Aca mempersilhakan dua orang itu duduk dengan mereka. Kedua, (Nk) mau pamit, mau pergi dari sana. Tapi Aca tidak menoleh, melirik pun tidak.
"Hm.. gak tau kak. Nanti deh diatur lagi" Aca terlihat bego disini. Dia menjawab tidak tegas dan sambil menggaruk-garuk tengkuk.
"Aduh padahal waktu itu lo keren banget. Lo sih pake acara pingsan segala!" ungkapnya. Aneh saja, dia ngrengek seperti anak kecil seperti dia sudah sangat dekat pada Aca.
Oh ya, (Nk) ingat sekarang. 'Kak' itu memang dekat dengan Aca, banget katanya.
"Maaf ya kak, ngecewain" kata Aca malu-malu.
Mereka berbicara sambil saling berdiri, (Nk) duduk dan sibuk menyimpan wajahnya. Hp nya adalah objek yang bisa dia gunakan untuk mengalihkan perhatian sekarang.
Dia takut, dan tidak bisa berlari dari sana.
"Gapapa kok gue ngerti kondisi lo waktu itu" ujarnya menanggapi permintaan maaf dari Aca.
Teman di belakangnya menarik lenganya dari belakang. Membuatnya menoleh dan mundur satu langkah dari posisi awal berdiri.
"Kenapa sih?"
"Cari tempat lain! Gue gak mau gangguin mereka!"
(Nk) melihat ke arah mereka, secara bersamaan si 'kak' tadi menatap (Nk).
glek
(Nk) langsung membuang wajahnya. Andai bisa dia ingin menerkam Aca dan menggeret paksa Aca untuk pergi dari sana. Jika Aca menolak setidaknya Aca tahu jika (Nk) pergi dari sana.
"Ca, lo sama dia pacaran ya?" dapat (Nk) dengarkan itu suara dia bertanya pada Aca.
(Nk) tidak tahu jika Aca melihatnya sejenak lalu menatap si 'kak' tadi. "Maaf kak, yang gue suka dia bukan Dara. Gue udah tahu cewek yang sering kakak maksud dan temen kakak itu, yang kelasnya sebelahan sama kakak" Aca menjelaskan dan menjeda kata-katanya. "Dia Dara kan? Yang kakak lihat pertama kali di video gue? Terus sekarang jadi temen kakak meski beda satu kelas"
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN
FanfictionA fanfiction Jarak pernah mereka rasakan ketika ikatan itu telah ada. Meski jauh namun waktu yang membuat mereka harus saling tau kabar tidak perlu ada sebuah pertemuan. Dulu memang mereka tidak saling kenal. Hanya karena sebuah aplikasi lalu gadi...