HARGAI KERJA KERAS AUTHOR DENGAN CARA VOTE AND COMMENT
.
.
.
..........."junhyun!?"
Rose mengerutkan keningnya bingung. "Aku bukan junhyun" ucap rose. "Aku Rose, bukankah kita sudah berkenalan sebelumnya?" Tanya rose.
Jungkook hanya mengehela nafasnya pelan sembari memijit dahinya. "Apa maumu kesini?" Tanya jungkook to the point.
Rose membulatkan matanya. "Astaga!" Ucapnya tiba-tiba. "Itu..." rose menunjuk kearah wajah jungkook.
"Apa?" Tanya jungkook bingung.
Tanpa banyak bicara lagi, rose masuk ke dalam rumah jungkook, menarik tangan jungkook dan menyuruhnya agar duduk di sofa.
"Apa kau punya kotak p3k atau semacamnya?" Tanya rose. "Bibirmu berdarah" ucap rose.
"Bukan urusanmu, sekarang pergilah" sahut jungkook.
Bukannya mendengar perkataan dari jungkook, rose berdiri lalu berniat membuka salah satu laci untuk mencari kotak p3k.
Dengan sigap jungkook menahan tangan rose. "Jangan sentuh barang-barangku" kali ini nada jungkook meninggi, tatapan jungkook berubah menjadi tajam.
Rose menatap jungkook takut, cengkraman jungkook di tangannya semakin kuat, membuat rose mengerang. "Sakit" ucap rose.
"Mulai sekarang, jangan ganggu!" Bentak jungkook lalu melepaskan cengkramannya pada tangan rose.
Rose mengedipkan matanya berkali-kali. "B-baiklah" ucap rose sedikit takut.
Jungkook menghela nafasnya berat lalu menahan tangan rose saat hendak pergi. "Maaf... aku tidak bermaksud kasar" jelas jungkook.
Benar. Jungkook tidak bisa kasar pada wanita.
"Aku harus pergi kuliah" ucap rose kemudian menyingkirkan tangan jungkook darinya. "Itu.." tunjuk rose pada sebuah kotak. "Ibuku yang membuatnya, dia memintaku untuk mengantarnya kesini" jelas rose lalu pergi dari sana.
'Klek'
Jungkook menutup rapat pintu lalu menguncinya. Matanya tertuju pada kotak makanan yang dibawa rose.
Bukannya kasar atau semacamnya, jungkook hanya tidak ingin orang lain melakukan kontak terlalu dekat dengannya.
.
.
.
.
."Bagaimana liburannya?"
Masih sibuk dengan ponselnya rose tidak menghiraukan pertanyaan jaehyun.
"Aku sedang berbicara denganmu" ucap jaehyun sambil melambaikan tangannya di depan wajah rose.
"Oh? Apa katamu tadi?" Tanya rose.
"Apa liburanmu masih kurang?" Tanya jaehyun lalu menarik kursi yang ada disebelah rose, kemudian duduk disana.
Rose menggeleng pelan. "Liburannya sudah cukup" sahutnya lesu.
"Lalu kenapa?" Jaehyung menopang dagunya menghadap kearah rose.
"Bukan apa-apa" sahut rose lagi.
Rose dan jaehyun sudah berteman sejak kelas 1 smp, karena terlalu akrab mereka berdua sering dikira sudah berpacaran.
"Kau marah padaku?" Tanya jaehyun.
Rose menggeleng. "Bukan padamu, pada orang lain" sahutnya ketus. "Sudahlah! Aku tak mau membahasnya" mood rose benar-benar hancur setelah kejadian tadi pagi.
Seakan mengerti, jaehyun berhenti bertanya. Wajah jaehyun berubah lesu. Hanya rose yang bisa membuat perasaannya kacau sekarang.
9 tahun persahabatan yang mereka dua jalani tidaklah mudah. Kenapa? Karena persahabatan diantara pria dan wanita itu hanyalah omong kosong.
Karena salah satu dari mereka akan menjatuhkan perasaan antara mereka. Itulah yang dialami jaehyun saat ini.
Entah rose mengetahui bahwa jaehyun menyukainya atau.. rose pura-pura tidak tahu walau sebenarnya ia tahu perasaan jaehyun padanya.
Memikirkan hal ini membuat jaehyun hampir gila. Rose membuatnya benar-benar gila.
"Haruskah kukatakan? Bahwa aku menyukai sahabatku ini?"
.
.
.
."Anggota kita hilang saat menyelundupkan barang di dermaga"
"Lagi?" Ucap pria dengan tatto yang menghiasi seluruh tangannya.
"Ya" sahut salah satu anak buahnya. "Mereka membakar semua barang bukti dan mengambil barang selundupan yang kita kirim" jelasnya.
Pria bertatto tersebut hanya tersenyum mendengar laporan dari anak buahnya sambil terus menghisap sebuah rokok.
"Cari tahu siapa yang ditugaskan oleh pemerintah dalam hal ini"
"Baik!"
"Bawa dia padaku.."
----------
"Dorr!"
Next update?
50 vote
Pliseuuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
THE END [ THE END! ]
Fanfiction[ROSEKOOK] -------- "Saat aku berada di sana, terkunci dan tidak bisa berbuat apa-apa, aku membuat sebuah perjanjian dengan Tuhan. Bahwa aku tidak akan menyia-nyiakan setiap detik, setiap menit waktuku bersamamu. Aku tidak akan meminta apapun lagi...