Hargai kerja keras author dengan cara meninggalkan Vote and Comment
(Pliseu jangan sider)
.
.
.
.
.Setelah kejadian waktu itu, dimana jungkook salah mengira orang sedang memata-matai dirinya. Kemudian dirinya terpaku pada seorang gadis dengan rambut keemasaan yang selalu muncul setiap harinya. Entah itu di area perumahan mereka, super market, tempat makan dan masih banyak lagi.
Apakah sebuah kebetulan? Entahlah, memikirkannya membuat jungkook pusing.
Jungkook sedang berada di ruang kerjanya sekarang, ruangan yang sangat rahasia.
'Kring...kring...kring..'
Jungkook meraih ponselnya yang berada di atas meja kerjanya.
Pip
"......."
"Kapan?"
"......"
"Baiklah, aku akan berangkat"
"..."
"Pastikan semua kebutuhanku sudah siap"
"......"
"Baiklah, aku akan bersiap"
Pip
Jungkook mematikan ponselnya lalu melakukan hal yang sama. Seperti yang ia lakukan pada ponsel-ponsel yang sebelumnya.
Menghancurkan.
Jungkook meletakan ponselnya pada sebuah mesin, lalu menekan tombol on.
'Grekksss'
Jungkook menatap ponselnya sebentar lalu mengambil kunci mobil, jaket dan topinya.
Tidak lupa.
Sebuah pistol berwarna hitam metalic dengan sebuah angka yang terukir pada laras pistolnya "1011".
Jungkook menghela nafasnya pelan. Entah kali ini ia dapat pulang dengan selamat atau tidak, yang ada dipikiran jungkook sekarang hanyalah.
Lakukan. Lakukan. Lakukan saja.
Setelah selesai bersiap, jungkook mengeluarkan mobilnya dari garasi, menjalankan mobilnya kuar dari halaman miliknya.
"Brumm"
.
.
.
.Rose menggosok-gosok matanya perlahan saat cahaya matahari menembus celah-celah tirai di kamarnya.
"Eungh.." lenguhnya pelan. Rose mengangkat tangannya keatas, merengangkan semua otot-ototnya. Seperti memenuhi kepuasan saat bangun tidur.
"Brum...brumm"
Rose membuka matanya sempurna saat mendengar suara bubutan mobil dari sebelah rumahnya.
"Sepagi ini?" Dengan gontai rose berjalan kearah jendela, membuka tirai kamarmnya, membiarkan sinar matahari menerangi kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE END [ THE END! ]
Fiksi Penggemar[ROSEKOOK] -------- "Saat aku berada di sana, terkunci dan tidak bisa berbuat apa-apa, aku membuat sebuah perjanjian dengan Tuhan. Bahwa aku tidak akan menyia-nyiakan setiap detik, setiap menit waktuku bersamamu. Aku tidak akan meminta apapun lagi...