41. Planning

2.3K 243 5
                                    

Hargai kerja keras author dengan cara memberikan vote atau komentar
.
.
.
.
.
.

-------

Jungkook duduk dengan tegap di sofa, menghadap kearah rosé yang berada di tengah kedua orang tuanya.

Gugup? Tentu saja. Tapi bagaimanapun juga, jungkook harus bersikap dewasa dan bertanggung jawab.

"Apa yang kau lakukan di rumah kami jam segini?" Tanya ayah rosé mengingat sekarang sudah hampir pukul 11 malam.

Jungkook meneguk ludahnya. "Aku hanya bertamu tuan.." Sahut jungkook.

"Bertamu katamu? Tamu pria mana yang bertamu di jam seperti ini? Dan kalian berdua saling bersandar?" Ucap tuan park.  Lagi-lagi jungkook menelan ludahnya.  "Sebenarnya kami sedang membicarakan tentang pernikahan kami.. " jelas jungkook.

Perkataan jungkook tersebut sontak membuat kedua orang tua rosé terkejut. Bagaimana bisa anaknya mereka tinggal beberapa bulan sudah ingin menikah saja.

"Kau pikir sebegitu mudahnya bagimu untuk menikahi putriku?" Omel tuan park. "Aku tidak merestuinya.." Timpal tuan park.

"Pa!" Sahut rosé. "Aku menyukainya..." Ucap rosé dengan suara pelan ditambah tatapan sayunya kearah tuan park.

"Baiklah, papa restui.." Ucap tuan park.

Jungkook terkejut tidak percaya, bagaimana bisa semudah itu. "Apa-apaan ini" gumam jungkook bingung.

"Sejak kapan kalian berhubungan?" Tanya Ny.Park.

"Sejak kalian tinggal pergi..." Sahut rosé. "Jungkook adalah orang paling menyebalkan di dunia ini" lanjut rosé. "Bagaimanapun dia membuatku kesal, pasti aku selalu luluh dibuatnya" protes rosé. Jungkook terkekeh pelan mendengar apa yang rosé katakan.

"Auh! Anak muda sekarang.." Sahut ny. Park. "Bagaimana orang tuamu? Kapan kami bisa bertemu mereka? dan apa pekerjaanmu? Apa cukup untuk rosé?" Tanya ny. Park bertubi-tubi.

Jungkook terdiam sejenak. "Aku tidak punya orang tua.." Sahut jungkook.

Mendengar ucapan jungkook, rosé merasa bersalah. "Kedua orang tua jungkook, sudah lama meninggal karena kecelakaan mobil ketika ingin kembali ke daegu tempat mereka tinggal" bisik rosé pada kedua orang tuanya, yang kemudian mengangguk paham.

Jungkook yang melihatnya hanya tersenyum. "Soal biaya tanggungan hidup rosé atau anak kami nanti tidak perlu khawatir, pekerjaan ku tidak akan membuat anakku ataupun rosé kelaparan.." Jawab jungkook.

Tuan park mengangguk. "Baiklah.. Rosé ini sudah larut malam, masuklah ke kamarmu" rosé yang paham segera masuk ke kamarnya dan mengirimkan jungkook sebuah pesan.

From : Roséanne❤️

"Jangan khawatir, mereka pasti akan setuju. Good night my bunny ❤️"

Jungkook tersenyum bahagia setelah membaca pesan dari rosé. "Ekhem.." Tuan park memberikan kode kepada istrinya untuk pergi meninggalkan dirinya dan jungkook. "Kau bisa minum dan suka udara segar?" Tanya tuan park.

Jungkook mengangguk mantap. "Tentu saja tuan"

---------

/rooftop/

Tuan park menuangkan minuman beralkohol ke gelas milik jungkook. "Terimakasih.." Ucap jungkook sopan.

"Jadi, kau betul ingin menikahi putriku?" Tanya tuan park sembari menuangkan minuman ke gelas miliknya juga. Jungkook mengangguk mantap. "Iya tuan, saya yakin.."

"Rosé adalah satu-satunya putri kami yang sangat kami cintai, melepasnya adalah sesuatu yang sangat berat bagi kami,  dia gadis yang kuat" ucap tuan park lalu membuka sebuah album foto yang memang sengaja ia bawa tadi. "Ini foto rosé saat masih TK, foto ini diambil setelah dia jatuh dari sepedanya..." Tuan park tampak bahagia dengan senyuman diwajahnya, dapat jungkook rasakan ayah rosé sangat menyayangi putrinya tersebut. "Dia adalah gadis terkuat, dia tidak akan menangis jika luka yang dia dapat masih bisa dia tahan, aku benar-benar tidak bisa melihatnya jika dia sudah menikah" ucap tuan park yang suaranya mulai serak. "Aku menyetujui hubungan kalian, karena aku tahu pilihan rosé adalah pilihan yang tepat. Kumohon jaga putriku, jangan biarkan dia terluka dan menangis. Karna itu akan sangat menyakiti ku dan ibunya.." Mohon tuan park.

Jungkook mengangguk kembali. "Itu sudah tugasku, aku akan menjaganya, aku tidak akan membiarkannya terluka..." Sahut jungkook.

"Maafkan aku karena pernah membuat rosé yang kuat menangis berkali-kali"

"Terimakasih.. " ucap tuan park.

Jungkook membungkukan badannya. "Aku juga berterimakasih tuan, karena telah menyetujui hubungan kami.." Ucap jungkook.

Tuan park menepuk-nepuk bahu jungkook. "Panggil aku ayah.." Ucap tuan park.

"B-baik..a-ayah" ucap jungkook terbata-bata. Sudah lama dirinya tidak memanggil seseorang dengan sebutan ayah. Mungkin terlihat seperti cengeng, jungkook menangis bahagia, tuan park yang melihat hal tersebut menarik jungkook ke dalam pelukannya, memeluk jungkook erat seperti anaknya sendiri. "Aku paham bagaimana rasanya.."


----------


Jaehyun duduk di meja belajarnya dan menatap tiket pesawat di depannya dengan tatapan kosong.

Beberapa hari Yang lalu, setelah cintanya yang entah keberapa kali di tolak rosé, akhirnya jaehyun memutuskan untuk pergi keluar negeri untuk melanjutkan perusahaan ayahnya.

"Haruskah aku berpamitan pada rosé?" Gumam jaehyun. "Ha... Tidak..tidak.." Ucap jaehyun. "Berpamitan dengannya akan terlihat sangat menyedihkan, aku hanya perlu diam dan pergi, itu jauh lebih baik....

.....untukku dan dia"

'Ting!'

Jaehyun meraih ponselnya yang berada di atas meja dan mencek sebuah pesan masuk tanpa nomor tersebut. "Bagaimana bisa seseorang mengirimi ku pesan tanpa nomor seperti ini" gumam jaehyun.

From : unknown

"2 hari lagi, Gudang bekas Pembuatan sepatu, Daegu".

Jaehyun meletakkan ponselnya lagi. "Mungkin orang iseng.." Ucap jaehyun yang kemudian pergi tidur.






#TBC

Jangan lupa tinggalkan Vote dan Komentar agar author rajin update yaaa ❤️

THE END [ THE END! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang