"Dengan berat hati saya sampaikan bahwa Safa dan Sifa akan discorsing selama 3 hari ke depan."SAFA'S POV
Akhirnya juga demikian. Kami yang ditunjuk sebagai manusia yang salah. Terlihatkan perbedaan antara si miskin dan si kaya. Kalimat bu kepsek sangat menggores luka dihatiku. Mataku mulai berkaca-kaca. Air matapun mengalir deras di pipiku. Kekecewaan pasti menyelimuti mama yang duduk di sampingku. Kami tak sanggup menjadi beban untuk mama. Melihat keputusan yang sudah tidak dapat diganggu gugat, memaksa kami meninggalkan ruang kepsek. Curang.
HOTMAN'S POV
"Saya harus kembali ke kantor, masih banyak urusan yang belum saya selesaikan. Terus terang Saya sangat puas dengan keputusan yang Anda buat. Saya mengucapkan terima kasih."
(Mereka bersalaman).Terkait masalah tuntutan, sekolah anda tidak jadi dituntut biarkan mereka menjalani hukuman ini. Semoga mereka sadar dengan perbuatan mereka yang senonoh itu.
###
AUTHOR'S POV
Ketika drama yang sedang terjadi di ruang kepsek. Ternyata ada satu murid yang sibuk mengintip dan berusaha menemukan berita tentang keputusan yang diambil bu kepsek. Lantaran hanya itu yang sempat didengar oleh Hanifan. Keputusan. Ia pun menunggu sampai kami dan mama keluar dari ruangan. "Gimana hasil keputusan kepsek?"
Hanifan bertanya di depan ruangan. Sedari tadi ia menunggu mereka keluar dari ruangan. Namun, mereka mengabaikan pertanyaan Hanifan. Mereka langsung bergegas pulang ke rumah dengan membawa tawa bagi yang menyaksikannya. Tak dihargai.
"Kau lihat kan pul? Bagaimana tingkah rakyat kita? Kalau ditanya gak nge-jawab. Eh, jangankan nge-jawab senyumpun sangat rumit. Bagaimana Indonesia akan maju kalau muridnya saja sering berselisih?"
"Iya, Nif. Kau betul sekali." Kerjaan Ipul hanya mampu meng-iyakan apapun yang dikatakan oleh Hanifan. "Dengarlah puisi buatanku atas curhatanmu itu, kawan." Sambil menepuk bahu Hanifan, Ipul berkata demikian.
Oh bumi ku pertiwi
Mengapa?
Tanah ini tak kunjung menyatu
Kami rindu tanah gersangmu
Luar biasa. Secepat itu Ipul membuat puisi tepat setelah Hanifan selesai curhat kepadanya. Tak semua orang mampu seperti Ipul, cepat peka pada teman yang sedang curhat. Katanya, orang yang pandai membuat puisi memiliki hati yang tulus.
"Lebay bro!". Hanifan meninggalkan Ipul karena merasa Ipul sedang mencandai dirinya.
"Hanifan janganlah tinggalkan diriku ini." Ipul bingung karena ditinggal oleh Hanifan
Hanifan, siswa kelas XI IPA 2. Tergabung dan aktif dalam organisasi pencak silat. Termotivasi dari langkah kedua orang tuanya (mantan atlet silat). Sejak kecil Hanifan terbiasa diajak ibunya menyaksikan indahnya suasana latihan silat. Sosok Hanifan sederhana, lumayan ganteng, cinta Indonesia dan menjunjung tinggi nilai persatuan.Teman karibnya, Ipul. Kemana-mana Ipul akan selalu ada di samping Hanifan. Ipul menjadi penengah di antara keseriusan Hanifan. Ciri : rambut ikal dan cupu.
Yg blm move on dri Asian Games 2018 pasti tau😊
🔜
KAMU SEDANG MEMBACA
Negeri Impian
Teen Fiction"Agata!" Aku menyebut nama si pemilik rumah. "Safa!" Dia juga menyebut namaku. "Oh, sis. Dia yang sering aku ceritakan kepadamu." Agata berkata pada Carolin. Agata mendekatku dan melihat diriku yang telah hijrah. ...