Dalam babak final yang berlangsung di GBK, aku dan Sifa akan melawan pemain ganda dari Korea Selatan. Dengan pengalaman yang sudah kami dapatkan kemarin. Yakin Allah bersama dengan kita. Aku memulainya dengan niat. Walaupun, kami akui mereka pemain yang kuat. Tapi di luar dari itu, kami juga berusaha menandingi kekuatannya. Kami tak menyerah.Pada babak awal kami menang, namun pada babak kedua kami kalah. Membuat kami menjalankan babak ketiga. Pada poin terakhir poinku dengan poinnya seri. Penonton dibuat tegang oleh aksi kami. Setelah poin yang seri, 2 poin yang berturut-turut kami raih. Membuat kami menjadi pemenangnya.
Kami bersujud syukur untuk kedua kalinya di hadapan masyarakat Indonesia. Kami tesenyum bahagia. Medali emas kami persembahkan untuk Indonesia. Lagu Indonesia rayapun dikibarkan di hadapan Negara-negara lain. Kami hormat dan ikut menyanyikan.
Hanifan dan Pipit juga mempersembahkan 2 medali emas untuk Indonesia dalam cabor pencak silat dengan nomor mereka masing-masing.
Setelah memenangkan ini, mereka dipanggil oleh tim Liputan Siang SCTV untuk hadir menemani pembawa berita memberikan berita pada masyarakat Indonesia. Di sana, Hanifan melamar Pipit yang disaksikan oleh siapapun yang menyaksikan SCTV saat itu.
Dyandrapun telah dipinang oleh Galih, pria yang selama ini ia damba-dambakan. Ia tak pernah menyatakan perasaannya pada Galih namun Galih meminangnya tanpa sepengetahuan dari Dyandra.
"Congratulations! Maukah kamu ikut berjalan-jalan menuju asalku, Korea?" Carolin menawarkan kami.
"Aku memiliki teman yang memiliki toko bunga yang indah dan terkenal di Korea Selatan. Aku akan memperkenalkanmu dengannya." Carolin telah menjadi teman akrab kami semenjak kita tinggal di hotel.
"Oh ya? Kapan kami bisa kesana?" Kami tak sabar.
"Besok ketika saya sudah pulang kampung." Jawabnya.
"Oke. Kami menunggu."
...
Kamipun ditunjukkan olehnya sebuah toko bunga terkenal di Korea Selatan. Aku dan Sifa adalah wanita pecinta bunga. Kami senang melihat bunga yang belum pernah kami lihat.
Di depan halaman rumah pemiliknya kami melihat berbagai jenis bunga. Ada satu bunga yang membuatku ingin sekali menyentuhnya.bunga ini mengingatkanku tentang kenanganku.
"Ah. Dia sudah keluar. Inilah mereka yang ingin kukenalkan padamu. Atlet berprestasi yang berasal dari Indonesia." Kata wanita itu pada pemilik rumah. Aku yang mendengarnya berucap demikian. Kualihkan pandanganku pada pemilik rumah sebab penasaran dan tak sabar untuk mewawancarainya.
"Agata!" Aku menyebut nama si pemilik rumah.
"Safa!" Dia juga menyebut namaku.
"Oh, sis. Dia yang sering aku ceritakan kepadamu." Agata berkata pada Carolin. Agata mendekatku dan melihat diriku yang telah hijrah. Lalu dia mengambil bunga mawar yang kupegang dan menjongkok di hadapanku.
"Bunga mawar keempat ini. Jika kamu menerimanya, maka kamu akan menerima lamaranku." Katanya padaku di hadapan Sifa dan Carolin. Sifa bahagia dan Carolin tak menyangka. Akupun terharu dan menerima mawar keempat dari Agata.
I don't know what will happen to me in the future. I will pass sadness, bitterness. I only hope that someday God will reply to every test given to me. I'm sure because God loves His servants very much. Although one day I hope that it doesn't come true, at least I can be someone who can make my parents and other people happy.
Kisahku berakhir bahagia. Bahagia yang semakin hari semakin melipat ganda. Keinginanku telah tercapai. Selain berhasil meraih mimpiku akupun berhasil meraih cintaku. Bahagia.
End?
KAMU SEDANG MEMBACA
Negeri Impian
Roman pour Adolescents"Agata!" Aku menyebut nama si pemilik rumah. "Safa!" Dia juga menyebut namaku. "Oh, sis. Dia yang sering aku ceritakan kepadamu." Agata berkata pada Carolin. Agata mendekatku dan melihat diriku yang telah hijrah. ...