Tiga belas

2.6K 210 22
                                    

Udah vote belum nih? Kalau belum vote dulu yuk...

Komen juga yah soal part ini😁

Happy reading💕

°°°°°°°

Galen menepikan mobilnya di pinggir jalan, ia mengajak Natasya turun. Natasya mengedarkan pandangannya ke sekeliling, cowok itu mengajaknya ke lapangan basket dekat kompleks perumahan Natasya.

"Lah? Gue kirain udah mau balik. Kita ngapain ke sini?" tanya Natasya saat keduanya sudah berjalan memasuki lapangan basket tersebut.

Galen tidak menjawab pertanyaan Natasya, ia mengajak cewek itu duduk di salah satu bangku pinggir lapangan.

"Lo tau Nat, gue sering ke sini tau kalau gue lagi sedih," ujar Galen memecah keheningan.

"Lo, bisa sedih juga?" tanya Natasya terkekeh pelan.

"Yehh, gue juga manusia kali."

"Gue kira bukan," ujar Natasya kemudian terbahak kencang. Galen menatap gadis itu kesal.

"Sekate-kate banget lo."

Natasya masih tertawa pelan. Galen beranjak berdiri membuat Natasya menatap bingung.

"Mau ke mana?" tanya Natasya.

"Mau ke depan, beli air," Jawab Galen menunjuk supermarket di sebrang jalan.

Natasya mengangguk, kemudian Galen mukai beranjak dari sana. Baru beberapa langkah berjalan, Natasya berteriak memanggil Galen. Cowok itu berbalik dengam alis terangkat.

"Boleh minta ice cream nggak?" ujar Natasya dengan cengiran lebar.

Natasya mendengus geli. "Mau rasa apa?"

"Coklat." Galen mengangguk kemudian segera beranjak dari sana menuju supermarket.

Natasya mengedarkan pandangan ke sekeliling. Banyak lampu-lampu di pinggir lapangan, seprtinya sengaja di pasang banyak untuk orang-orang yang ingin main basket malam-malam.

"Ngelamun lo?" Natasya tersentak kaget saat tiba-tiba Galen sudah duduk di sampingnya.

"Ngagetin aja lo," kata Natasya mengusap dadanya pelan.

Galen tertawa pelan, ia memberikan kantong plastik yang di bawahnya ke pada Natasya.

"Banyak banget, kan gue cuma minta satu," ujar Natasya saat melihat isi di dalam kantong plastik tersebut.

"Nggak pa-pa, siapa tau lo mau lagi nanti," ujar Galen mulai meminum air mineral yang di belinya.

"Duh, makasih loh, kan jadi enak. Eh, nggak enak maksudnya," ujar Natasya mulai membuka satu bungkusan ice cream coklat di tangannya.

Keduanya kembali terdiam, menikmati angin malam yang menyejukkan.

"Emang kalau lo lagi sedih, lo ngapain aja di sini?" tanya Natasya, sambil sesekali menjikati ice cream nya.

"Gue main basket," jawab Galen menatap lurus ke arah lapangan.

"Lo bisa basket?" tanya Natasya tak percaya.

LOVIN'U [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang