Lima Puluh Tiga

1.2K 70 6
                                    

Happy reading❤


"Jadi, apa yang mau lo jelasin sekarang?"

Saat ini mereka sedang berada di rooftof, bel pulang sekolah baru saja berbunyi lima belas menit yang lalu. Natasya bersedekap dada, menatap lurus wajah Galen. Cewek itu diam-diam menghela napas berat, berusaha menghalau perasaan sesak yang menyusup ke dadanya.

"Harusnya hari itu gue ikut, lo," lirih Galen, menatap sendu ke arah cewek itu.

"Kenapa lo tiba-tiba jadi mau tunangan sama, Raisa. Itu yang gue tanyain sekarang," ujar Natasya, masih berusaha tenang, menghalau emosinya yang hampir meledak.

Galen menghela napas kasar. Cowok itu berdiri dari duduknya, melanglah hingga berhenti tepat di hadapan Natasya.

"Gue di jebak sama dia. Gue nggak ngelakuin apapun, tapi dia bilang sama orang tua dia dan orang tua gue, kalau gue mau ngapa-ngapain dia."

"Itu semua supaya gue balik lagi jadi tunangan dia. Dia juga ngancem bakal bilang ini sama, lo. Gue nggak mau lo salah paham lagi, Nat."

Natasya melebarkan mata, menatap nanar ke arah Galen. Cewek itu menarik napas dalam, kemudian menghembuskan-nya perlahan. Ia berusaha menguatkan hatinya, menarik kedua ujung bibirnya untuk membentuk senyum kecil.

"Jadi ini yang bikin lo aneh semalam seminggu ini. Harusnya lo bilang sama gue yang sebenarnya, gue ngerti, kok kalau lo emang mau kayak gitu," ujar Natasya, bergetar.

Galen terpekur. Cowok itu maju selangkah, meraih pergelangan tangan cewek itu, menggenggam-nya erat.

"Gue nggak mau lo pergi."

"Terus, lo mau gimana?!" tanya Natasya, tanpa sadar menaikkan intonasi suaranya membuat cowok itu terkejut.

Galen menghela napas kasar, pandangan-nya berubah sendu.

"Gue akan berusaha buat ngebuktiin semuanya, gue akan berusaha bikin Raisa ngaku sama orang tuanya," ujar Galen, tegas.

"Gimana caranya?" tanya Natasya, purau.

"Gue akan cari cara buat itu. Lo nggak usah pikirin, ya."

Natasya mengangguk lemah, tak ingin lagi membahas banyak. Cewek itu melepaskan genggaman tangan Galen, berjalan menuju dinding pembatas rooftof, menumpukan tangan-nya.

"Gue akan selalu sama, lo. Kita udah janji 'kan bakalan berjuang sama-sama," ujar Natasya masih menatap ke depan.

Galen tersenyum kecil, ikut melangkah dan berdiri di samping cewek itu. Galen mengangguk singkat.

"Iya, gue nggak akan nyakitin lo lagi, Nat. Gue akan berusaha buat buktiin semuanya," ujar Galen tegas.

Natasya tersenyum kecil. Ia menolehkan kepala-nya, menatap cowok itu dari samping, yang tak lama pandangan-nya berubah sendu.

Natasya percaya Galen, cowok itu dari awal memang tidak pernah bisa menyakiti-nya. Natasya tidak marah pada cowok itu, Natasya hanya marah pada keadaan, kenapa semua-nya seolah tidak ingin membuat mereka bersama.

"Maaf, ya. Gue selalu aja bikin lo sedih," ujar Galen, lirih. Masih menatap lurus ke depan, pandangan cowok itu menyendu. "Gue selalu berharap, selama lo sama gue, lo akan selalu bahagia, nyata-nya gue ...."

"Gue percaya lo, kok. Gue tau ini bukan salah, lo. Udahlah lo nggak usah nyalahin diri lo," ujar Natasya meraih telapak tangan cowok itu, menggenggam-nya erat.

Galen melebarkan senyum-nya, membalikkan tubuh menghdapan cewek itu.

"Hmm, kayaknya gue harus kasih lo hadiah, karena udah ngehibur gue tadi."

LOVIN'U [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang