Empat Puluh Tiga

1.4K 90 0
                                    

Happy reading❤

Natasya menatap satu persatu teman kelasnya yang sedang duduk selonjoran sepertinya. Kelas XI Ipa 1 sedang di suruh menghafalkan kerangka manusia dengan bahasa latin sebelum masuk ke dalam lab.

Natasya memejamkan matanya, menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya. Di tangannya terdapat buku biologi yang terbuka. Cewek itu sudah menghafal semuanya, itulah sebabnya ia bisa duduk dengan santai.

"Woi jangan tidur. Udah hafal belum?" Natasya membuka matanya, menoleh ke arah Nadira yang baru saja mengambil duduk di samping nya.

Natasya berdecak. "Udah dong," ujarnya kemudian kembali memejamkan matanya, mengabaikan Nadira yang misuh-misuh karena di abaikan.

"Nat, bantu gue hafalan dong. Gue masih belum lancar nih," rengek Nadira mencolek-colek lengan Natasya.

"Tumben amat, juara kelas hafalan belum lancar," ujar Natasya tanpa berniat membuka matanya.

Nadira berdecak sebal. "Gue tadi abis di suruh sama Bu Qia buat bantuin dia."

"Ya berarti nggak pa-pa dong. Lo bilang saja sama Bu Qia, kalau lo nggak lancar hafalan nya karena bantuin dia," ujar Natasya benar-benar santai. Nadira berdecak, menatap tajam ke arah cewek itu.

"Ngeselin, lo."

"Bodo amat, gue ngantuk. Entar bangunin ya, Ra."

Nadira mencebik, memfokuskan kembali pandangannya pada buku, membiarkan saja Natasya tertidur di samping nya.

Nadira menoleh terkejut saat melihat Galen tiba-tiba mengambil duduk di hadapan Natasya. Cewek itu refleks menyenggol lengan Natasya kuat. Natasya tersentak, refleks membuka matanya, dan tiba-tiba terkejut mendapati Galen ada di hadapannya dengan bibir tersenyum lebar.

"Lo ngapain di sini?" tanya Natasya memperbaiki posisi duduknya.

Galen terkekeh pelan, tangan nya terangkat mengacak rambut cewek itu.

"Em, Nat gue ke sana dulu, yah," pamit Nadira segera berdiri dari tempatnya, tak enak sendiri melihat dua sejoli itu. Natasya tertawa pelan.

"Kok lo malah tidur, yang lain pada hafalan tuh," ujar Galen mengabaikan pertanyaan Natasya barusan.

Natasya mencebikkan bibirnya kesal. "Udah hafal dong gue."

Galen manggut-manggut, masih dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya. Cowok itu menatap lurus ke arah Natasya yang seketika membuat cewek itu salah tingkah. Galen terkekeh.

"Salting ni ye."

Natasya berdecak sebal. "Apaan sih, lo. Udah sana pergi."

"Kok ngusir?" tanya Galen menaikkan alisnya.

"Lo ngeselin, abisan."

Galen tertawa pelan. Cowok itu kemudian merogoh sakunya mengeluarkan sesuatu dari sana. Natasya mengernyit, memperhatikan kotak persegi berukuran 9×9 cm yang berada di genggaman Galen.

"Apaan tuh?"

Galen memindahkan kotak tersebut ke atas telapak tangan Natasya. "Buka aja."

Masih dengan raut bingung, Natasya membuka kotak tersebut. Senyum cewek itu mengembang saat melihat benda yang berada dalam kotak tersebut.

"Gelangnya lucu banget," ujar Natasya  benar-benar sumringah.

Galen terkekeh pelan, mengacak rambut gadis itu. "Iya dong, pilihan gue 'kan selalu lucu-lucu."

Natasya tertawa pelan, masih memperhatikan gelang yang berada di genggaman nya.

"Sini, gue pasangin," ujar Galen meraih tangan Natasya, memasangkan gelang tersebut di pergelangan tangan cewek itu.

LOVIN'U [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang