Tujuh belas

2.2K 162 24
                                    

❤❤❤❤
Heppy reading...


Brakkk

"ANJIR MALING!" Aksa, Vano dan Ari kompak berseru sambil menoleh ke arah pintu kamar Aksa yang di dobrak cukup kuat, siapa lagi pelakunya kalau buka Galen.

"Heh, lo kalau masuk ucap salam dong, main dobrak aja lo," sembur Aksa masih berusaha menetralkan detak jantungnya yang berpacu karena kaget.

Tanpa menghiraukan omelan Aksa, Galen melangkah dengan santai lalu, menghempaskan tubuhnya di kasur king size milik Aksa.

"Heh, bener-bener lo yah," sembur Aksa masih tak terima, sedangkan Vano kembali melanjutkan permainannya yang sempat terpause dan Ari membaca buku matematika di tangannya.

"Diem nggak lo, gue lagi pusing," ujar Galen mengubah posisinya menjadi duduk.

"Kenapa lo?" tanya Ari mengalihkan pandangannya dari buku yang di bacanya.

"Gue nggak pa-pa," jawab Galen.

"Buset, jawaban lo kayak cewek sumpah," timpal Aksa, tangannya masih sibuk memainkan stik ps di tanganya.

"Cerita aja," ujar Vano meletakkan stik ps di tanganya, membiarkan dirinya kalah dari Aksa.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo semua," ujar Galen menghela napas pelan.

Kini Vano, Ari bahkan Aksa mengalihkan perhatian mereka ke arah Galen, menunggu apa yang akan cowok itu katakan.

"Serius amat, apaan sih?" tanya Aksa memecah keheningan di dalam kamar itu.

"Gue sama Natasya sebenarnya cuma pura-pura pacaran," ujar Galen pelan membuat ketiga temannya menatap terkejut ke arahnya.

"Maksud lo?" tanya Ari.

"Lo maini cewek, Len," ujar Vano.

"Apa nih, gue masih polos, gue nggak ngertu," sahut Aksa drama.

"Gue di jodohin sama Bokap, ka-"

"Buset, Bokap lo masih pake jaman Siti Nurbaya," sembur Aksa memotong ucapan Galen.

Galen mendengus kasar. "Dengerin dulu tai. Gue di jodohin, karena gue nggak mau gue minta bantuan Natasya. Dan tuh cewek setuju," terang Galen menjelaskan semuanya kecuali soal liontin Natasya, Galen rasa itu tidak perlu di ceritakan.

"Lo nggak suka sama dia trus Natasya juga nggak suka sama lo?" tanya Ari masih berusaha tenang, walaupun sebenarnya dia sangat terkejut mendengar ini.

"Ya gitu. Kita sepakat buat pacaran selama sebulan."

"Lo nggak takut dia jadi baper ke lo. Atau, lo yang jadi suka sama tuh cewek," ujar Vano untuk pertama kalinya berbicara sepanjang itu. Aksa, Galen, bahkan Ari menoleh ke arah Vano, merasa tak percaya kalau yang barusan berbicara adalah Vano.

"16 kata woii, gue nggak nyangka," seru Aksa heboh.

"Lebay lo," ujar Vano kembali datar.

"Gue yakin di nggak mungkin baper, gue juga yakin nggak suka sama dia," ujar Galen santai.

"Lo yakin?" tanya Aksa menaik turunkan alisnya, memincing ke arah Galen.

"Ya... Iyalah," ujar Galen, diam-diam cowok itu merutuk dalam hati karena merasa tiba-tiba iya ragu atas ucapannya.

"Bagus deh," kata Ari lalu cowok itu kembali fokus pada buku di tangannya.

"Maksud lo?" tanya Galen tak mengerti.

"Nggak ada," ujar Ari tenang menimbulkan kerutan bingung di dahi Galen. Tapi, akhirnya cowok itu memilih acuh saja.

****

LOVIN'U [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang