Empat puluh Lima

1.4K 91 3
                                    

Happy reading❤

Galen keluar dari mobilnya dengan senyum secerah mentari. Cowok itu menatap sekeliling parkiran yang mulai ramai. Senyum nya semakin lebar saat netra nya menangkap sosok Natasya yang baru saja memasuki gerbang sekolah.

Galen segera betanjak dari tempat nya, menghampiri Natasya yang berjalan santai melewati lapangan.

"Woi! Pagi bener," seru Galen membuat Natasya agak terkejut. Natasya memutar kepalanya menghadap Galen, menatap sebal cowok itu.

"Apaan, dah lo."

"Nat, lo tau nggak?" tanya Galen sembari mereka melangkah menaiki tangga.

"Apaan?"

Galen terdiam sebentar, melirik Natasya yang tampak menunggu apa yang akan di ucapkan selanjutnya.

"Lo kok tambah cantik, sih?"

Natasya menolehkan kepalanya, keningnya berkerut menatap Galen. Galen menggaruk pelipis nya salah tingkah.

"Itu tadi buat gue, atau buat cewek yang baru aja lewat samping lo?" tanya Natasya masih menatap bingung Galen sekaligus merasa kesal juga jika memang kata-kata tadi untuk si cewek yang baru lewat di samping Galen.

Galen mendengus samar. Mereka sama-sama menghentikan langkah nya saat sudah berdiri di depan kelas Natasya. Natasya menatap tajam ke arah Galen masih penasaran perihal tadi.

"Ya buat lo dong, gue aja nggak kenal cewek tadi, aneh aja langsung muji," ujar Galen, kemudian terkekeh.

Natasya diam-diam tersenyum lega. Ia ikut terkekeh. "Oh, kirain. Yaudah gue masuk dulu," pamit cewek itu.

"Oke, istirahat nanti ke kantin bareng," ujar Galen sebelum melangkahkan kakinya menjauh, yang di angguki Natasya.

Galen tersenyum, kembali menaiki tangga memuju kelas nya. Galen memasuki kelas nya masih dengan senyum lebar, menatap ketiga teman nya yang sudah berada di bangku masing-masing.

"Eh, tumben amat pagian," sapa Aksa membalikkan tubuh nya jadi menghadap Galen.

Galen mendengus. "Suka-suka gue dong."

Seakan teringat sesuatu, Galen mengarahkan pandangan nya ke arah Vano.

"No."

Vano berbalik, mengangkat alisnya menatap Galen.

"Lo ngibulin gue, yah anjir." Kening Vano berkerut tanda tak mengerti, begitupun Aksa yang juga ikut menatap Galen heran.

"Ngibul apaan?" tanya Aksa.

"It-"

"Brisik banget lo pada," sela Ari, melirk sebal ke arah ketiga sahabanya.

Ketiganya kompak berdecak, menatap sengit Ari yang tampak acuh sambil mengeluarkan earphone untuk menyumbat telingan nya, kembali membaca komik dengan khidmat.

"Ngibul apaan tadi?" tanya Aksa kembali pada topik sebelum nya.

Galen berdecak, menatap tajam ke arah Vano yang juga menatap nya dengan heran.

"Lo bilang Natasya buang coklat nya, padahal kagak," cerca Galen.

Vano mengangkat bahunya acuh. "Emang nggak."

"Terus kenapa lo bilangnya dulu dia buang anjir!" ujar Galen jadi gemas sendiri. Pasalnya gara-gara itu, permasalahan nya dengan Natasya jadi semakin rumit, walaupun akhirnya berbaikan juga.

"Ya emang kenapa, sih, udah lewat juga," timpal Aksa menatap Galen malas.

"Gue cuma kepo aja," ujar Galen balas menatap Aksa malas.

LOVIN'U [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang