Tiga Puluh

2K 115 9
                                    

Happy reading❤

Galen menatap malas gadis yang sedang duduk di depannya. Jika saja bukan karena permintaan ibunya, ia pasti tidak akan sudih pergi berdua dengan Gadis itu.

"Muka lo biasa aja dong, beb. Nanti orang ngiranya lo terpaksa lagi," tegur Raisa terkekeh pelan.

Galen merotasikan bola matanya. "Emang gue terpaksa."

Bukannya marah atau tersinggung, Raisa malah tertawa kecil.

"Dasar sableng," umpat Galen, pelan.

"Lo ngapain sih ngajakin gue ke sini, malesin banget," ujar Galen, ketus. Cowok itu menatap datar ke arah Raisa.

"Lunch dong, beb. Ini udah mau jam Dua Belas, terus nanti kita jalan-jalan juga," terang Raisa masih dengan senyum lebarnya.

"Jalan-jalan? Sama lo? Dih, males. Mending gue tidur," tandas Galen tidak santai, membuat Raisa berdecak kesal.

"Lo tuh yah, ikhlas dikit kek. Ingat kita itu udah di jodohin, bisa nggak sih lo berhenti mikirin cewek lain."

Galen mendengus kasar. "Segitu nggak lakunya lo, sampai mau-mau aja di jodohin," ujar Galen tersenyum sinis.

Raisa bungkam, ia tak tahu harus membalas apa perkataan Galen, kata-kata cowok itu langsung menancap tajam di hatinya.

Raisa tertawa kecil, cewek itu berusaha untuk tidak mengambil hati omongan Galen. Lagipun, Raisa yakin Galen akan tetap bersamanya nanti.

"Gue bukannya nggak laku, cuma gue pemilih. Harusnya lo beruntung, gue bisa suka sama lo," ujar Raisa. Sudut bibirnya kembali tertarik ke atas, menampakkan senyum pongah.

"Gue lebih beruntung kalau lo nggak suka sama gue."

Raisa tak membalas, cewek itu tersenyum miris. Ia memilih kembali fokus ke pada makanan di hadapannya, mengabaikan tatapan tidak suka Galen.

"Kenapa?" tanya Raisa mengangkat wajahnya setelah beberapa menit terdiam, ia menatap lurus wajah Galen. Mata cewek itu berkaca-kaca, membuat Galen seketika gelagapan.

"Eh, lo jangan nangis di sini. Nanti orang-orang pada ngira gue apa-apain lo lagi," ujar Galen panik sendiri.

Mendengar hal itu, air mata Raisa benar-benar terjatuh. Cewek itu masih menatap lurus ke arah Galen tanpa berniat menghapus air mata di pipinya.

"Duh, kok lo malah nangis sih," decak Galen, semakin gelagapan saat orang di sampingnya mulai menatap ke arah mereka.

Walau kesal, Galen juga tidak tega melihat perempuan itu menangis. Tangannya terulur untuk menghapus air mata Raisa yang masih saja mengalir.

"Galen, gue suka sama lo."

****

"WHAT? KAK VANO BILANG SUKA SAMA LO," teriak Natasya menggelegar, cewek itu melotot ke arah Nadira.

Nadira berdecak, cewek itu langsung menabok mulut Natasya. Untung saja ini bukan tempat umum, jika tidak pasti mereka sudah jadi pusat perhatian.

Saat ini mereka sedang berada di kamar Natasya, Nadira katanya ingin menginap. Natasya tentu saja langsung mengiyakan, sudah lama juga Nadira tidak menginap di rumahnya.

"Ra? Terus lo jawab apa?" tanya Natasya penasaran. Cewek itu mengguncang-guncang lengan Nadira cukup keras.

"Nat, bisa nggak sih, nggak usah heboh," ujar Nadira menepis pelan tangan Natasya dari lengannya.

Natasya berdecak, cewek itu meraih boneka teddy bear di sampingnya, lalu memeluknya erat.

"Lah? Itu boneka yang di kasih Kak Galen bukan sih?" tanya Nadira menatap ke arah teddy bear yang di peluk Natasya.

LOVIN'U [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang