Satu

13.4K 637 176
                                    

Gadis itu berlari tergesa-gesa menuju gramedia. Hari sudah hampir gelap. Beberapa kali gadis itu merutuki dirinya sendiri akibat ia yang tidur siang terlalu lama sehingga melupakan bahwa ia harus membeli buku paket untuk tugas sejarah nya besok.

Setelah mendapat notifikasi dari grup line kelas nya, gadis bernama Natasya itu langsung bergegas menuju gramedia terdekat.

Tangannya menelusuri rak buku pelajaran sejarah. Mencari buku yang di maksud di antara buku yang berjejer rapi di raknya. Senyum Natasya mengembang saat matanya menangkap buku bersampul coklat di hadapan nya.

"Finally," teriaknya. Tapi, dengan cepat ia membekap mulutnya sendiri karena telah berhasil menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.

Ia berjalan ke arah kasir untuk membayar buku tersebut, antriannya cukup panjang kali ini, mungkin mereka semua sama sepertinya. Ia menatap jam di pergelangan tangan nya 17:35 ia berdecak kesal antrian nya masih panjang dan hari sudah semakin sore.

Natasya bernafas lega sekarang tinggal satu orang lagi di hadapan nya. Pria itu terlihat sibuk merogoh sakunya sedari tadi, sudah hampir setengah jam mencari sesuatu.

"Mas jadi?" tanya mbak penjaga kasir tersebut.

"Sebentar mbak," jawab pria tersebut.

Natasya melirik jam di pergelangan tangan nya. Sudah hampir menunjukkan pukul 6 sore, sebentar lagi tantenya pasti pulang dan akan khawatir jika dia tidak di rumah, dan pria di hadapan nya belum juga bergerak. Kini hanya ada mereka berdua yang sedang mengantri dan juga mbak penjaga kasirnya.

"Kak, permisi," seru Natasya menepuk pundak pria di hadapan nya.

Pria itu berbalik menatap Natasya. Wajah pria itu di tutupi masker dan juga hoodinya yang membuat wajahnya tidak terlihat, tapi gadis itu dapat merasakan bahawa pria di hadapan nya terlihat kesal.

"Kak, boleh nggak ak-"

"mbak yang bayar temen saya yang di belakang yah." ujar pria itu memotong ucapan Natasya kemudian berlalu meninggalkan antrian.

Gadis tersebut melototkan matanya tak percaya, apa katanya tadi?

"Mbak ini jadi di bayar nggak?" tanya mbak kasir pada Natasya yang masih mematung di tempat nya sambil menatap pintu gramedia yang baru saja di lewati pria asing tersebut.

"Mbak?" suara mbak kasir membuyarkan keterpakuan Natasya. Ia mendekati meja kasir lalu menaruh buku sejarah nya di atas meja.

"Be-berapa mbak?" tanya Natasya terbata.

"Ini di bungkus sekalian mbak?" mbak kasir kembali bertanya sambil menunjukkan buku yang tadi di ambil Natasya.

"Totalnya berapa?"

"250 ribu mbak."

Natasya menelan ludahnya susah payah ia hanya membawa uang 200 ribu. Natasya  menghembuskan nafas perlahan, "mbak buku ini nggak jadi deh. Yang tadi aja."

"Baik mbak totalnya 165 ribu"

Natasya memberikun dua lembar uang seratus ribu yang di pegangnya, setelah menerima kembalian nya ia segera berlalu meninggalkan meja kasir tersebut.

Ia mendengus kesal. Siapa pria tadi? Ia menerawang ke penjuru halaman gramedia tapi ia sudah tidak menemukan pria itu, dengan berat hati ia melangkah meninggalkan gramedia sesekali menyeka air matanya yang entah kapan terjatuh.

Natasya kecewa dan juga takut. Besok pasti ia akan di hukum oleh ibu Dian, guru sejarahnya karena tidak membeli buku yang di maksud. Sekedar info saja bu Dian jika menghukum tidak pandang bulu dan hukuman nya tidak bisa di anggap main-main oleh sebab itu banyak murid yang menghindari mendapatkan hukuman dari bu Dian, guru sejarah tersebut.

LOVIN'U [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang