Dua puluh

2.2K 131 8
                                    

HAPPY READING...

°°°°°

"Woii, tau nggak lo semua. Kemarin 'kan minggu tuh, nah-"

"Bodo amat," sela Galen malas. Cowok itu mengangkat bahu acuh sambil memasukkan potongan batagor ke dalam mulutnya.

"Belum selesai ngomong bege. Ini tuh penting, lo semua harus tau," seru Aksa berdecak kesal.

"Apaan dah, Kak," celetuk Nadira mematap malas ke arah Aksa.

"Makanya dengerin. Nih yah, kemarin waktu gue joging, gue ketemu sama cewek. Tru-"

"Trus?" Lagi-lagi ucapan Aksa terpotong, kali ini Natasya yang memotongnya dengan lancang, membuat cowok itu berdecak kesal.

"Gue santet juga lo, makanya dengerin dulu," ujar Aksa mulai gemas sendiri kepada teman-temannya.

"Iya deh. Lanjutin."

"Nah, gue deketin dah tuh cewek, dan akhirnya gue dapat nomernya. Duh kayaknya dia bakal jadi jodoh gue deh," ujar Aksa semangat sambil senyum-senyum sendiri, membuat semua yang ada di meja jadi bergidik.

"Heh, belajar dulu yang bener, baru ngomingin jodoh. Kalau nih yah, calon pacar lo itu tau Kak, lo nggak pinter alias bego, duh pasti nggak jadi di terima," terang Nadira tersenyum mengejek. Mendengar perkataan Nadira, semua yang di ada di meja jadi tertawa, melihat Aksa yang kini mukanya di tekuk sebal.

"Jahat lo, yah jadi orang. Heh, cewek itu nggak boleh tau ngomong kasar kayak gitu," ujar Aksa menujuk ke arah Nadira menggunakan sendok yang di pegangnya.

"Bodo amat, cuma orang cantik tau yang nggak boleh ngomong kasar. Tapi, berhubung gue jelek, jadi bebas," seru Nadira membuat semuanya kembali tertawa karena muka Aksa yang kembali di tekuk sebal.

"Permisi. Seru banget, lagi ngomongin apa nih," sapa Raisa menghentikan tawa mereka semua. Kini mereka berbalik menatap Raisa yang sudah berdiri di samping mejanya sambil tersenyum lebar.

Raisa menyodorkan enam kartu undangan berwarna gold di atas meja mereka, mengundang kerutan di dahi mereka masing-masing, sebab tidak paham apa maksud undangan tersebut.

"Well, gue ngundang kalian semua yang ada di meja ini ke sweet seventen gue," ujar Raisa masih menampakan senyum lebar.

Aksa dengan sigap mengambil undangan tersebut, membolak-balikannya dengan wajah berbinar.

"Serius nih, waduh thanks banget yah, Sa, makan enak lagi nih," seru Aksa heboh sendiri. Satu persatu dari mereka mulai mengambil undangan tersebut.

"Makasih yah, Sa. Kita semua pasti datang kok," ujar Natasya tersenyum tipis ke arah Raisa.

"Yups, kalian semua emang harus datang dong. Terutama untuk lo dan Galen, kalian tamu spesial gue," kata Raisa, senyum miring terbit di bibir cewek itu, yang tanpa mereka sadari.

"Iya, makasih yah, Sa," ujar Natasya, setelah itu Raisa berlalu dari hadapan mereka, berpindah ke meja lain untuk membagikan undangan kepada yang lain.

"Harus banget, yah?" tanya Galen melempar undangan di atas meja.

"Nggak sih, tapi seenggaknya kita datang buat ngehargain Raisa yang udah undang," jawab Natasya mengambil undangan tersebut dan menumpuknya dengan undangan miliknya.

"Tap-"

"Lo tuh nggak boleh jahat gitu, Len. Raisa pasti berharap lo datang ke pesta dia," ujar Natasya menatap wajah Galen yang terlihat ogah-ogahan.

"Datang aja lah, mau lo di ambekin lagi," timpal Aksa menatap mereka berdua bergantian.

"Duh, gue nggak bisa lagi. Besok udah lomba, harus belajar," celetuk Nadira, wajahnya di tekuk sedih.

LOVIN'U [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang