Sembilan belas

2.2K 142 4
                                    

Jangan lupa vote dan komen nya yah guys💕

Happy reading..

°°°°

"Bisa nggak sih, lo jangan ngebuntutin gue terus," cerca Galen, merasa geram pada cewek di hadapannya—Raisa.

Raisa bukannya cemberut, cewek itu malah mengulas senyum lebar, yang malah membuat Galen muak.

"Nggak bisa, gimana dong?"

Galen menggeram kesal, langkahnya mendadak berhenti saat pandangannya tertuju pada dua orang yang sedang duduk di pinggir lapangan. Orang itu Natasya dan Aldi, Galen tersenyum kecut, sudah tiga hati sejak pertengkaran mereka, selama itu pula tidak ada yang meminta maaf, baik Galen atau pun Natasya, mereka sama-sama saling mendiamkan.

Raisa maju, berdiri di samping Galen. Cewek itu mengikuti arah pandang Galen, senyum miring terbit di bibir tipisnya.

"Apa gue bilang, lo itu terlalu peduli sama pacar lo itu. Tapi, see, lo liat dia peduli sama lo. Bukannya bujuk lo yang lagi marah, dia malah asik sama cowok lain," ujar Raisa dengan tawa mengejek.

Galen berbalik menghadapap Raisa, perasaan tidak ada yang tau tentang pertengkaran mereka, bahkan ketiga temannya pun tidak, lantas kenapa Raisa bisa tau? Itu yang ada di pikiran Galen.

"Kok lo tau, gue lagi marah sama Natasya?" tanya Galen memincing.

Raisa gelgapan, bola matanya berputar ke sana kemari mencari jawaban yang pas untuk Galen.

"Ya... karena... Lo sama tuh cewek selalu dekat 'kan? Trus akhir-akhir ini nggak. Jadi, gue nyimpulin, kalian berantem," ujar Raisa menatap ke arah lain.

Galen memincing curiga, kemudian cowok itu mengangkat bahu acuh, itu masuk akal, mengingat Galen memang sering dekat dengan Natasya dan Tiba-Tiba sekarang mereka saling mendiamkan, Orang-Orang pasti dengan mudah menebak apa yang terjadi pada mereka, mengingat Galen termasuk cowok populer di Taruna.

"Kenapa sih, lo nolak perjodohan kita?" tanya Raisa bersedekap dada. Cewek itu menatap lurus wajah Galen dari samping.

"Harusnya lo udah tau jawabannya apa, kenapa lo nanya lagi?" tanya Galen sarkas.

Raisa telak, ia diam. Ya, sehrusnya Raisa sadar jika Galen tidak akan pernah meliriknya. Tapi, gadis itu tidak akan semudah itu menyerah. Tujuannya sekarang memiliki Galen, dan pasti dia akan mendapatkan apa yang dia mau, apa pun cara itu.

****

Natasya memberesakan buku-bukunya yang berserakan di meja dengan wajah di tekuk, hal itu tak lepas dari penglihatan Nadira, merasa aneh pada sikap Natasya yang akhir-akhir ini sering berubah-ubah, kadang menggerutu, lalu marah-marah tidak jelas.

"Lo punya masalah apa sih?" tanya Nadira akhirnya, sedari tadi mulutnya sudah gatal ingin bertanya.

Natasya berbalik menatap Nadira sebentar, cewek itu kemudian berbalik mengambil buku di lacinya, bersiap berdiri. Tapi, dengan sigap Nadira kembali menariknya duduk membuat gadis itu menghela napas kasar.

"Apa sih, Ra? Gue lagi pusing," ucap Natasya meletakkan buku di hadapannya.

"Lo kenapa sih? Kalau ada masalah itu cerita. Kita sahabat, berbagi sama gue nggak bikin lo rugi 'kan?"

"Iya, Ra. Nanti gue cerita, untuk sekarang jangan dulu. Lo harus fokus sama lomba lo, jangan sampai gue memberatkan lo," tutur Natasya, Nadira mengerutkan keningnya bingung.

"Emang masalahnya berat, yah?"

"Nggak juga sih."

"Lah? Oh iya, kok akhir-akhir ini gue jarang liat Kak Galen sama lo. Lagi berantem yah?" tanya Nadira menebak yang memang tepas sasaran.

LOVIN'U [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang