Lima Puluh Dua

1.2K 67 3
                                    

Happy reading❤



Natasya menatap lurus ke arah lapangan, menatapi Galen yang sedang asik mendrible bola bersama teman-temannya. Cewek itu menghela napas berat, merasa beberapa minggu ini Galen tampak menyembunyikan sesuatu darinya. Natasya juga beberpa kali mendapati cowok itu melamun tanpa sebab.

Natasya tersenyum kecil saat Galen menatap ke arahnya dengan senyum lebar, lalu kembali berlari sambil berusaha merebut bola. Natasya tertawa kecil, memperhatikan Galen yang tampak berlarian seperti anak kecil.

"ISH!"

Cewek itu agak terkejut, refleks menoleh ke sempingnya menatap Nadira yang sudah misuh-misuh tak jelas.

"Kenapa, lo?"

"Kak Leo ngeselin parah," gerutu Nadira memajuian bibirnya, kesal.

Natasya mengerutkan alisnya, menatap Nadira tak mengerti.

"Kak Leo ngapain?"

"Dia tadi berduaan sama cewek, huhuhuhuhu," ujar Nadira kemudian menutup seluruh wajahnya, mengelurakan suara menangis yanh di buat-buat.

Natasya tertawa kecil. "Makanya lo sama Kak Vano aja, sih. Lebih peka."

Nadira mencebikkan bibirnya, memalingkan wajah, menatap ke arah lapangan. Natasya berdehem, ikut mengalihkan pandangannya ke arah lapangan. Cewek itu tersenyum lebar saat melihat Galen kini melanglah ke arahnya.

Kening Natasya berkerut, menatap cowok di hadapannya yang menandahkan tangan.

"Apa?"

Galen berdecak, menjitak pelan kepala Natasya. "Air gue mana?"

"Eh, lupa beli," ujar Natasya memberikan cengiran lebar. Galen berdecak, tangannya terangkat mengacak rambut cewek itu.

Natasya melirik Vano yang sedang berdiri di samping Galen, Natasya dapat melihat cowok itu beberapa kali melirik ke arah Nadira yang tampak cuik. Natasya tersenyum miring, berdiri dari duduknya membuat Nadira menoleh.

"Ayo beli air," ajak Natasya menggenggam lengan Galen. "Ra, lo di sini dulu, ya. Nanti gue balik lagi bawain air buat yang lain juga," ujar Natasya membuat Nadira melotot.

Natasya tertawa kecil, segera menarik Galen menjauh dari sana. Galen ikut tertawa, mengacak rambut cewek itu lagi.

"Iseng banget, sih."

"Ya abisnya, kasian Kak Vano. Nadira juga sok-sokan nggak peka mulu."

Galen tertawa, melingkarkan lengannya pada leher cewek itu dengan gemas, menariknya menuju kantin membuat Natasya memberontak minta di lepaskan.

"Galen, lepasin!"

"Nggak mau."

"Ish! Ngeselin!"

****

Galen menarik napas terkejut, menatap Raisa yang tiba-tiba berdiri di depan kamar mandi. Cowok itu menghembuskan napas pelan, menatap datar ke arah cewek itu.

"Hai, Len. Gue kangen banget sama, lo," ujar Raisa segera memeluk cowok itu.

Galen tersentak, mendorong Raisa secara paksa membuat cewek itu berdecak.

"Lo apaan sih, Sa. Lo nggak sadar ini di sekolah."

Raisa berdecih, melirik sinis ke arah cowok itu. "Cih, kalau gue yang peluk, baru ingat ini di sekolah, kalau Natasya yang peluk sampai nggak ingat tempat."

"Natasya pacar gue," sanggah Galen, menatap malas cewek itu.

"Gue tunangan, lo!"

"Gue nggak pernah mau tunangan sama, lo."

LOVIN'U [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang