Delapan belas

2.2K 154 3
                                    

Happy reading💕

-----

Galen berjalan santai melewati koridor kelas X, sesekali membalas sapaan beberapa adik kelasnya dengan ramah, sampai langkahnya terhenti mendadak saat melihat sosok Natasya berjalan di pinggir lapangan bersama cowok yang kemarin di lihatnya di pinggir lapangan.

Cowok itu menghembuskan napas kasar, perasaan tidak suka kembali muncul. Dengan cepat cowok itu menepis perasaannya dan memilih segera melangkah menuju kelasnya.

Ia memasuki kelasnya yang masih agak sepi, keningnya berkerut saat melihat Aksa sudah berada di tempat duduknya sambil menyalin sesuatu, tidak seperti biasanya.

"Tumben, lo, pagi-pagi udah di kelas," sapa Galen berdiri di samping meja Aksa.

Aksa meletakkan bolpoin di atas bukunya, cowok itu kemudian berbalik menatap Galen dengan wajah malas.

"Mau Pagi-Pagi kek, mau Subuh-Subuh kek, ngapa Gila-Gila ngoreksi hidup lo, ujian gue ama, lo."

Galen mendengus kasar. "Bacot, lo," kesal Galen, lalu cowok itu berjalan menuju bangkunya.

"Ada PR lagi?" tanya Galen pada Ari yang sibuk membaca buku tebal yang entah, Galen tak tahu itu buku apa.

Ari hanya menanggapi dengan deheman, cowok itu tetap fokus pada buku di hadapannya. Hal itu, membuat Galen berdecak kesal. Merasa di abaikan, cowok itu memilih berjalan ke meja Aksa.

"PR punya siapa tuh?" tanya Galen.

"Punya beb Ari lah. Ngapa lo, mau liat juga?" jawab Aksa kemudian cowok itu kembali menulis.

"Yoi dong, geseran sono, lo, Vano juga belum datang," suruh Galen. Aksa berdecak, dengan malas cowok itu akhirnya mengangkat bokongnya dan berpindah ke bangku Vano dan Galen langsung duduk di bangku milik Aksa, bersiap menyalin jawaban Ari.

"Sa, gue mau nanya dong," ujar Galen di tengah-tengah mereka menulis.

"Paan?" tanya Aksa tanpa berbalik meliahat Galen, tangannya masih sibuk menyalin jawaban yang tinggal setengah lagi.

"Cemburu tu rasanya kayak gimana sih?" tanya Galen. Mendengar itu, Aksa langsung meletakkan bolpoin di tangannya, cowok itu berbalik menatap Galen yang tampak mengerutkan kening sambil menatap lurus ke arah papan tulis.

"WAH, GUYS KAYAKNYA ADA YANG CEMBURU NIH," seru Aksa heboh, membuat seisi kelas kini menatap ke arahnya. Dengan cepat Galen menggeplak kepala cowok itu.

"Santai aja, bego. Nggak usah teriak juga, lo," omel Galen, sedangakan Aksa hanya memberikan cengiran lebar.

"Lo sekarang mengakui kalau lo cemburu, 'kan liat Natasya sama cowok lain," ledek Aksa menatap ke arah Galen.

"Nyesel gue nanya, lo," ujar Galen, wajahnya berubah masam.

"Jadi bener nih, lo cemburu? Jadi lo beneran suka sama Natasya?" berondong Aksa dengan tawa pelan yang terdengar menyebalkan di telinga Galen.

Galen memilih tidak menggubris Aksa, cowok itu kembali sibuk menyalin jawaban dari Ari. Aksa yang merasa di abaikan, mendengus kasar.

"Kampret, gue di kacangin."

****

Suasana kantin sangat ramai, layaknya pasar. Natasya dan Nadira mengedarkan pandangannya ke sekeliling mencari tempat yang masih kosong, tapi nihil semuanya penuh.

"Yah, kayaknya kita terpaksa nggak makan deh, mana lapar banget lagi," kelu Nadira, cewek itu menghela napas pelan.

"Yaudah, kita beli roti aja kalau gitu," usul Natasya.

LOVIN'U [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang