Rombongan tiba di hotel dengan rasa gado-gado. Lelah, letih, lesu, dan lunglai. Tak terkecuali Joa yang langsung kembali ke kamar tanpa mengambil makan malamnya. Tak ada Joa, tentu tak ada Friden dan Gogo. Ruang makan jadi lebih lengang dari biasanya.
"Ingat ya temen-temen, nanti jam delapan kumpul di meeting room. Kita punya banyak informasi penting. Sekarang, selamat menikmati makan malam kalian!" seru Kak Mawar.
"Anneth, kapan-kapan kita duet, oke?" bisik Kak Mawar pada Anneth sebelum meninggalkan ruang makan. Anneth yang sedang mengunyah nasinya hanya mengangguk cengo.
Kak Mawar adalah youtuber terkenal yang cover-cover lagunya sudah ditonton jutaan kali. Anneth ragu bisa mengimbangi kharisma seorang Mawar Calista.
"Diajak kolabs tuh. Terima aja," kata Charisa yang tiba-tiba sudah berada di samping Anneth.
"Ucha, kamu ngagetin tau!"
"Hehe, maaf lah. Aku lagi males deket-deket sama Deven. Dia takut-takutin aku pakai badut mulu," eluh Charisa dengan tatapan kesalnya ke arah Deven.
"Kamu takut badut, Cha?" heran Anneth. Bagi Anneth, badut justru terlihat lucu. Meski memang ada beberapa yang menyeramkan, itu bukan masalah serius.
"Iya. Aku takut badut sama boneka manusia. Kalo kamu takut apa?" tanya balik Charisa. Ia penasaran dengan Anneth yang sejak awal sukar diajak akrab.
"Ayam," jawabnya.
"Lah tu yang lu makan ayam, kan?" heran Charisa ketika Anneth bahkan terlihat sangat lahap menyantap paha ayamnya.
"Dia udah jinak, kok. Gak mungkin terbang-terbang di perutku. Lagian mukanya gak keliatan, jadi gak serem liatnya. Pokoknya yang ini pengecualian. Haha!"
"Sa ae cece cina. Kamu ternyata asik juga, Neth. Kenapa aku baru tau, ya?" tanya Charisa pada diri sendiri sambil menggaruk-garuk pipinya yang sama sekali tak gatal.
"Keasikan sama Deven kali, Cha."
Anneth sengaja menanyakannya untuk melihat reaksi Charisa. Namun, yang berhasil ia tangkap hanyalah kerutan kening gadis itu.
"Biasa aja lhoh Neth. Aku gak sering-sering banget bareng Deven. Kayanya kamu deh yang keseringan bareng dia."
Anneth diam. Tembakan macam apa ini? Kenapa Charisa memutarbalikkan fakta.
"Hayo, pada ngomongin aku, ya?" seru Deven sambil menarik kursi kemudian duduk di antara Anneth dan Charisa.
"Jangan bawa-bawa badut lagi lhoh, Dev!" Charisa sedikit menjauh untuk mengantisipasi munculnya muka badut di layar ponsel Deven.
"Gak sih, santai aja."
"Hai, Anneth!" sapa Deven seraya melambaikan tangannya.
"Ngapain?" Anneth menimpalinya dengan ketus.
"Kan aku nyapa."
"Hem," Charisa berdehem, "ada yang jadi kambing nih di sini. Kalian jangan campakkan Ucha dong!"
"Uchanya ngambek," bisik Anneth pada Deven. Charisa mendengarnya dan langsung senyam-senyum tak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Month to Shine [End]
Fanfiction"Kita seperti dua waktu di muka bumi. Harus ada yang menjadi malam selagi yang lain menjadi siang. Waktu bukan masalah serius. Meski tak terang bersama, semua akan mendapat giliran." Biarlah laki-laki itu berkata bijak sebagai seorang pemimpi dan pe...