Pukul delapan malam. Basecamp mendadak jadi tempat mojok berpasang-pasang manusia. Meski kantuk mulai menyerang, semangat mereka tak surut untuk memenangkan pertandingan. Gelar yang diperoleh tidak main-main. Prince and Princess of Voice.
Purtri dan Britney memilih halaman belakang sebagai tempat latihan. Ditemani dua buah lilin yang tinggal separuh, mereka memilih lagu Faded yang dipopulerkan oleh Alan Walker untuk dinyanyikan.
"Lebih bagus dikasih gerakan atau enggak?" tanya Britney sembari melihat beberapa koreo di Youtube.
"Kasih lah, tapi jangan full. Di bagian tertentu aja."
Untuk pembagian suara, mereka tak perlu berpusing-pusing. Keduanya sudah kompak di berbagai hal. Tentu akan mudah untuk membagi jatah masing-masing.
Begitulah Putri dan Britney dengan Magic Candles-nya. Sebuah nama mistik yang terinspirasi dari cahaya lilin di samping kanan kiri mereka. Ya, lilin-lilin itu berhasil menyulut semangat bak kekuatan sihir.
"Optimis gak, nih?" Britney menyenggol bahu Putri.
Putri tersenyum. "Ada lah kalau tujuh puluh lima persen."
Keduanya tertawa sebelum tiba-tiba berhenti karena dua lilin mereka mati bersamaan. Kok bisa?
"Brit," panggil Putri dengan ludah yang sulit untuk diteguk.
"Satu, dua, tiga...Lari!!!" Britney dan Putri lari kocar-kacir ke tempat lain yang lebih terang.
Putri dan Britney, sisi misterius yang diam-diam takut kegelapan.
🎵🎵🎵
Di bangku taman, sepasang muda mudi tengah bermain dengan suara merdu mereka. Nashwa dan Friden. Tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk menemukan sebuah lagu yang akan dinyanyikan esok hari. Attention yang dipopulerkan oleh Charlie Puth. Mereka akan menyanyikan lagu itu versi akustik.
Friden akan bernyanyi sekaligus bermain gitar. Sementara Nashwa akan menjadi vokalis utama yang memegang kunci atas kesuksesan lagu ini.
"Joa gimana, ya?" tanya Friden di tengah-tengah latihan.
"Lu mah lagi latihan masih aja mikirin Joa. Fokus ngapa! Awas, ya, kalau sampai ngalah sama Joa. Pokoknya kita harus menang," putus Nashwa sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Iya, Uwa... Yuk ah, latihan lagi!"
Nashwa hendak mengambil suara ketika tiba-tiba Kak Raiwan melintas dengan mengenakan kopyah dan sarungnya. Sangat tampan. Benar-bebar calon imam dunia akhirat. Nashwa menjadi hilang konsentrasi. Ia terlalu asik memandang Kak Raiwan hingga sosoknya hilang di balik pintu masuk.
"Hem," dehem Friden, "latihan woy, latihan!"
"Iya, bentar!"
FreeWA. Grup ini sangat menjunjung tinggi profesionalisme.
🎵🎵🎵
Sementara itu, ada juga yang memilih halaman depan sebagai tempat berlatih. Selain karena terang, udara malam di halam benar-benar sejuk. Joa dan Mirai, The Swag Girls. Kedua gadis itu duduk di rerumputan dengan masing-masing secangkir cokelat panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Month to Shine [End]
Fanfiction"Kita seperti dua waktu di muka bumi. Harus ada yang menjadi malam selagi yang lain menjadi siang. Waktu bukan masalah serius. Meski tak terang bersama, semua akan mendapat giliran." Biarlah laki-laki itu berkata bijak sebagai seorang pemimpi dan pe...