PART 6

2.3K 146 0
                                    


A

nneth berjalan sembari menggerutu kesal. Friden yang masih setia di belakangnya hanya bisa geleng kepala. Ia tak menyangka jika ucapan melenceng Deven bisa membuat Anneth semarah itu. Sedangkan jika sudah marah, Anneth akan jadi gadis paling sosiopat sejagad cerita. Friden diabaikan bak patung berjalan.

Yang namanya hotel, mau sesepi apa pun pasti ada satu dua orang yang lewat. Orang-orang yang hanya segelintir itu tak luput dari kejutekan Anneth. Tak terkecuali Britney yang baru kembali dari mengambil nasi kotaknya. Gadis itu telah menunjukkan senyum tergula yang ia miliki. Akan tetapi, gula itu hanya dibalas senyum kopi yang bahkan habis menguap di detik berikutnya.

Terpaksa, Fridenlah yang harus pasang badan untuk membayar kerugian yang diterima Britney.

"Hai, Brit! Gak makan bareng anak-anak?" tanya Friden yang sejujurnya hanya basa-basi semata. Ya, basa-basi untuk menyelamatkan nama baik Anneth tentunya.

"Enggak. Ditungguin Putri di kamar. Aku duluan, ya? Dah..."

Usai mengatakannya, Britney pun berlalu. Friden juga pergi untuk mengejar Anneth yang ternyata sudah meninggalkannya cukup jauh.

"Neth, tungguin, dong!"

Anneth tiba di tempat pembagian nasi. Masih banyak tempat duduk yang kosong. Sebagian besar memang memilih untuk menyantap makan siang di kamar masing-masing.

"Neth, Den, sini!" Joa memanggil mereka dari satu meja di pojok ruangan.

Anneth mengangguk, mengambil jatahnya, kemudian menghampiri Joa. Begitu pula yang dilakukan oleh Friden. Sedari tadi ia hanya mengekor Anneth.

Sesampainya di meja Joa, Anneth baru menyadari jika Joa tidak sendirian. Ada Nashwa di sana. Ia sedang melakukan siaran langsung Instagram.

"Kenapa sih Neth, mukanya keliatan kesel gitu?" tanya Joa.

Sadar jika Anneth sedang dalam suasana hati yang buruk, Nashwa segera mengalihkan layar ponselnya dari Anneth.

"Gue kesel. Pokoknya gue kesel," omel Anneth.

"Kesel sama siapa?" tanya Joa sambil membetulkan letak kacamatanya.

"Itu, sama Dev-, aduhh!!!" Friden tiba-tiba mengerang begitu hendak menyebut nama Deven. Joa berpaling ke lengan pria itu dan melihat tangan Anneth berada di sana, mencubitnya dengan keras.

"Anneth, kasian lah Fridennya digituin. Kalau belum mau bilang juga gak masalah, kok."

"Tuh Den, tuh! Dibelain sama Joa."

Anneth yang tadinya suntuk dengan muka ditekuk-tekuk langsung girang bukan main. Fiks, Joa pasti suka dengan Friden.

"Waduh, hari pertama udah ada yang cinlok nih," seru Nashwa sambil mengarahkan kembali layar ponselnya ke mereka bertiga.

"Hahaha, jadi ya gaess, para followers Nashwa yang cantek-cantek dan guanteng-guanteng, mereka berdua ini lagi DDS alias diam-diam suka," teriak Anneth sambil merangkul Joa dan Friden bersamaan.

"Gila Neth! Aku kira kamu kalem," ujar Joa dengan gelengan kepala yang banyaknya menunjukkan jumlah keterkejutannya.

"Aku kalem lhoh," ucap Anneth sambil menaik turunkan alisnya.

"Satu fakta menarik dateng dari temen baruku, Anneth, cewek bersuara emas yang di depan panitia cuma ngangguk dan senyum doang. Ternyata aslinya seperti yang kalian lihat, gaess..." kata Nashwa pada para penonton live-nya.

"Udah ah, makananku belum kumakan," sambung Nashwa yang diikuti berakhirnya live Instagram itu.

Baru beberapa suap memasukkan bulatan nasi ayam ke mulutnya, Nashwa sudah kembali menyentuh ponselnya gegara Gogo yang melakukan panggilan video.

One Month to Shine [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang