Dari pagi sampai jam dua belas siang OMTS mengalami kekosongan jadwal. Beberapa seperti Putri dan Britney memilih membaca novel di taman. Nashwa dan Mirai entah kemana. Keduanya belum kembali semenjak sholat subuh. Mungkin sedang mengaji atau yang lainnya, sejenis memperdalam ilmu agama bersama Kak Raiwan.
Sementara itu, Anneth ditemani Joa hanya tiduran di kamar. Kakinya masih sakit hingga menyulitkannya pergi kemana-mana. Charisa? Jangan tanya lagi! Ia, Lifia, dan Raisya tengah berteriak-teriak menyemangati anak-anak cowok bermain futsal di halaman.
"Oper Go!" seru Friden pada Gogo.
Jumlah pemain benar-benar tidak menyurutkan riuhnya suporter yang juga hanya tiga biji. Tim futsal dadakan itu hanya bermain untuk menembak ke gawang sendiri. Meski begitu, suasana tak kalah seru dari pertandingan sungguhan.
"Semangat Kak Friden!" teriak Lifia.
"Go Deven, go go Deven!" Charisa membunyikan jargon-jargon dari tribun penonton yang hanya sebuang plang panjang.
"Heh, burung perkutut! Diem napa!" Deven melempar ikat kepalanya pada Charisa dengan maksud agar gadis itu lekas diam.
Tapi bukan Charisa namanya kalau dengan mudah membungkam mulut. Ia malah memutar-putarkan ikat kepala Deven layaknya suporter bola betulan.
"Ole... ole, ole, ole... ole...!!! Deven ole-ole!!!"
"Papa Deven, Mama Anneth padamu!" teriak Lifia setelah sebelumnya naik ke atas plang. Bocah itu juga memutar-mutar kepalanya bak Trio Macan.
"Gogo! Mulek padamu hiyaaa..." Raisya tak mau kalah dengan melepas rompinya dan memutar-putarkannya seperti yang dilakukan Charisa. Gogo bergidik ngeri melihatnya.
"Michael, semangat! Emakmu padamu!" tak ada habisnya Charisa berteriak. Kini Michael yang menjadi sasaran.
"Clinton! Aziel lop yu katanya," teriak Charisa lagi, lagi, dan lagi.
Plakk
"Aduh!"
Gadis yang sedari tadi asik mengoceh itu mengelus-elus lengannya, pedih. Ternyata Mirai dan Nashwa datang untuk ikut meramaikan suasana. Keplakan tadi datang dari Mirai yang namanya dibawa-bawa.
"Dia bosku. Awas kalau aku sampai dipecat jadi partnernya," omel Mirai.
"Timbang game ini sih. Bodo ah! Deven ole-ole semangat!!!"
Sementara itu, Joa sedang membuka Instagram ketika melihat postingan Deven pagi tadi. Pria itu mengunggah foto sebuah botol dengan caption yang menarik perhatiannya.
Pemanasan🌈
"Neth, bukannya ini botol minum kamu," tunjuk Joa pada Anneth. Melihat siapa yang mengunggah itu, Anneth langsung geram.
"Bukan," elak Anneth ketus.
"Iya, Neth. Kemarin aku jatuhin botol kamu, terus kegores di tutup. Goresannya sama," kata Joa seraya mengezoom foto botol yang diam-diam ia simpan di galeri.
Joa semakin yakin ada sesuatu di antara Anneth dan Deven. Pertama, kemarin ia melihat dua orang itu mengenakan jaket dan headphone yang sama. Kedua, tadi pagi Anneth pergi pagi buta yang ternyata pergi dengan Deven. Ketiga, ucapan Deven yang seolah-olah sudah... ah, lupakan yang ketiga dan beralih pada fakta keempat! Yang keempat adalah postingan Deven berserta caption dan emotnya. Apa mereka sudah jadian?
KAMU SEDANG MEMBACA
One Month to Shine [End]
Fanfiction"Kita seperti dua waktu di muka bumi. Harus ada yang menjadi malam selagi yang lain menjadi siang. Waktu bukan masalah serius. Meski tak terang bersama, semua akan mendapat giliran." Biarlah laki-laki itu berkata bijak sebagai seorang pemimpi dan pe...