Reminder : karena ini versi editing terbaru dari Cinta Perlu Bersabar, sepertinya kalian harus tetap membaca dari bab 1 supaya masih nyambung.
Sekar mengajakku mengunjungi sebuah yayasan dan tempatnya lumayan jauh, padahal aku sudah menolak. Namun, demi membujuk agar aku mau keluar dari selimut dengan tumpukan buku-buku yang sudah minta dibaca, ia bahkan rela menghampiri. Tak peduli saat ini aku belum mandi. Dia menarik paksa selimut dan mendorongku ke kamar mandi.
Hebat sekali dia, kan?
Dia sahabatku, satu-satunya bahkan. Adalah orang pertama yang kurasa tulus menerima diriku. Sejak SMP, aku terbiasa didekati anak perempuan karena mereka ingin ikut populer di kalangan guru atau anak laki-laki. Selalu begitu sampai SMA. Karenanya Bang Ardan selalu menghabiskan waktu denganku bila sempat, sebab tahu bahwa aku tak punya teman yang benar-benar teman.
Aku bertemu dengannya pertama kali saat MOS SMA, dia adalah satu-satunya murid baru yang begitu keras kepala. Ketika senior perempuan sinis kepadanya, ia membalas dengan tenang, bahkan ketika dia diminta untuk berkelompok, dia justru menyendiri. Itulah yang membuat Sekar populer sejak pertama masuk. Namun, sampai beberapa bulan sekolah dia tidak mau didekati siapa pun atau tidak ada yang mau mendekatinya?
Entahlah, tetapi ketika aku terjatuh di lapangan sekolah saat teman-teman perempuanku justru tertawa dan menganggap itu lelucon, Sekar membantuku tanpa berkata apa-apa, sejak saat itu aku selalu mendekatinya. Bahkan ketika ditolak tanpa ampun aku tidak menyerah, dia langka.
Anak itu tinggal jauh dari orang tuanya, aturan dari sang ayah yang meminta anaknya hidup mandiri sejak dini. Ibunya sudah meninggal sejak ia masuk sekolah dasar. Dia anak yang cukup tertutup, menyebalkan, dan keras kepala. Namun, di balik semua itu aku menyayanginya. Aku yakin dia juga menyayangiku walau tidak pernah bilang begitu.
"Kenapa nggak bilang dulu sih kalau mau ke sini?"
"Lo nggak ada kegiatan apa-apa, gue sih yakin. Buruan, Na! Gue janji jam sembilan ketemuannya, beliau sibuk dan nggak setiap hari bisa diajak ketemu. Nggak kayak lo yang cuma tiduran, kan?"
Aku berdecih padanya. Sekar itu cantik, aku yang perempuan saja mengakui kecantikannya. Wajahnya yang tirus, dengan dahi sedikit lebar dan dagu yang runcing, mempercantik wajah berbibir tipis itu. Aku paling kesal dengan alisnya, bentuknya seperti gambar burung yang digambar anak-anak TK. Menukik di bagian depan dan belakang. Kesan juteknya berkali-kali lipat karena itu, apalagi bila dia menatap sesuatu dengan pandangan tidak suka.
Usai mandi, buru-buru kupakai jeans dan kemeja toska. Aku mengenakan sepatu sneaker hitam yang selalu kupakai setiap hari. Kuikat rambut sampai memperlihatkan leher jenjangku. "Kayaknya harus dipotong dikit, udah sampek punggung."
Sekar yang sedang menuliskan sesuatu di bukunya pun melirikku yang sedang berkaca.
"Bagus panjang," komentarnya singkat, kemudian menutup bukunya dan berdiri. "Ayo berangkat!"
Sekar memakai dress selutut dengan lengan panjang berwarna dongker dan sneaker putih. Seperti biasa, perempuan itu lebih suka memakai dress sifon lebih dari apa pun. Semua pakaiannya seperti itu, kecuali baju tidur beruang warna merah mudanya. Bertolak belakang dengan sifat juteknya, ia lebih feminin dari aku. Bahkan untuk urusan mekap dan skincare.
**
Setelah perjalanan yang cukup panjang, kami akhirnya sampai di sebuah rumah yang luas dengan halaman penuh rumput hijau. Anak-anak berlarian di sana membawa kuas, sebagian tampak tenang di depan kanvas. Sekar mengetikkan sesuatu di ponselnya, mungkin mengirim pesan kepada orang yang ia ajak bertemu hari ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/186498069-288-k896480.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Perlu Bersabar (Completed)
Spiritualperjuangan adalah kisah Yumna, mencintai akhirnya membuatnya menemukan begitu banyak cinta yang tak diketahui dunia. Cinta yang barangkali tak masuk kategori cinta oleh manusia. Info : Cerita yang di-publish di wattpad tanpa melalui proses editing d...