CHAPTER 22 •That eye•

31K 1.7K 72
                                    

There's no such thing as too far. You understand? You push everything as far as you can. You push and you push and you push until it starts pushing back. And then you push some goddamn more.
-Two For The Money-

***

BRUM! BRUM!

Jupiter menarik gas motornya dengan kencang yang mungkin melebihi kapasitas kecepatan rata-rata.

Ia tak membawa Alexa dalam urusannya, ia tak membiarkan gadis itu ikut campur dalam urusannya yang satu ini.

Begitu hanyut dalam pikiran dan fokusnya terpecah, hampir saja ia menggores body mobil pengendara lain yang untungnya dapat ia cegah.

Begitu sampai dipakiran belakang sekolah, ia menaruh helm nya kemudian memasuki sebuah rumah yang lumayan besar disana.

Rumah itu lah yang biasanya digunakan sebagai tempat tongkrongan Jupiter dan kawan-kawan.

"Mana dia?" Tanya Jupiter pada Paul yang menunggunya diluar rumah dengan datar.

"Disana!" Jawab Paul sambil tangannya menunjuk segerombolan manusia jantan berjumblah 10.

Andre dan Antek-anteknya, sudah pasti, Batin Jupiter mengejek.

Kakinya melangkah dengan lebar untuk maju ke hadapan Andre, "Mau apa lagi, hah? Gak cukup sama yang lalu?"

Andre tertawa sumbang sambil menggeleng, "Bukan bukan, bukan itu maksud kedatangan gue kesini."

Jupiter menaikkan satu alisnya menantang. "Gue rasa, gue bosen sama Candela."

"Terus mau lo apa, hah!" Sahut Jupiter dengan sedikit bentakan di akhir.

"Gue mau Lily, kayanya seru juga tuh cewe kalo—"

BUG!

"LILY BUKAN MAINAN!" Bentak Jupiter sekali lagi.

"Yang bilang dia mainan siapa? Kenapa lo jadi marah sih?" Tanya Nadre dengan senyumam telak.

"Dia temen gue."

Andre bangkit perlahan, menepuk kedua tangannya seolah menyorakkan. "Temen? Apa masih ada kata teman dalam gender yang beda?"

"Oh, kan memang ada. Lo dan Lily," sambung Andre dengan seringai licik bak joker.

"Maksud lo ke sini cuma mau minta Lily ke gue? GUE BUKAN ORANGTUANYA!"

Andre mengangkat tangannya menyuruh bersabar, "Woww, tenang dulu lah, Gue cuma minta Lily, kan, bukan Alexa."

"Oke, fine. Kalo lo gak mua Lily mungkin gue minta Alexa?" Tanya Andre yang sengaja memancing kemarahan Jupiter.

Paul yang berdiri tepat di samping kanan Jupiter berbisik pelan, "Jangan mau kepancing, bos. Dia sengaja buat lo marah."

Mendengar itu Paul memang ada benarnya juga, ia mulai menarik nafasnya pelan kemudian membuangnya kasar.

"Mau lo yang sebenarnya apa?"

"Gue cuma mau Lily, gue bosen terus-terusan main sama Candela."

My Jupiter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang