Dreams, they feel real when we're in them right? It's only when we wake up that we realize something is actually strange.
-Inception-***
"Apa ini dia?"
Jupiter dengan segera menggeser tombol hijau itu ke kanan kemudian suara yang keluar dari ponselnya pertama Kali adalah.
Suara seorang perempuan.
"Hallo, ini Jupiter?" Tanya orang tak di kenal itu dengan suaranya yang lembut dan halus.
Suara khas gadis yang memiliki tingkat etika dan kesopanan yang tinggi menurut Jupiter ketika mendengar suaranya pertama kali.
"Ya, ini gue. Siapa?"
Jupiter menyingkap selimutnya untuk berpindah tempat ke balkon kamarnya, ia butuh sedikit udara segar di malam kali ini.
"Kamu gak inget aku, Jupiter? It's me!" Dengan riang gadis itu berucap membuat Jupiter mengernyit bingung.
"Lo siapa, hah?" Semakin lama Jupiter kesal juga sebab gadis itu tak memberitahunya identitas gadis itu.
Lama tak ada jawaban, Jupiter membuang nafasnya kasar lantas hendak untuk mematikan sambungannya.
Namun ketika baru saja tangannya ingin menyentuh tombol merah itu, suara gadis itu kembali bersuara.
"Ini aku, Lily Rivera. Kamu lupa?" Seketika pada saat mendengar nama itu kerja jantung Jupiter seperti bekerja lebih lambat.
Matanya menatap tajam taman di bawah sana yang sepi dengan pikiran yang melayang-layang pada masa lalu.
Lily Rivera.
Jupiter ingat dengan jelas nama gadis itu, gadis yang saat ini sedang dalam masa perkuliahannya di luar negri.
"Kenapa nelpon gue? Ada yang mau dibicarain?" Tanya Jupiter dingin sambil tangannya mencengkram erat railing balkon.
Terdengar helaan nafas diujung sana, "Kamu gak kangen aku, Jupiter? Kita lama gak ketemu, hampir 5 tahun."
"Iya gue tau. Terus tujuan lo nelpon gue sekarang apa?"
"Ya, aku cuma mau bilang kalo aku kangen sama kamu dan apa kamu enggak?" Lily masih berusaha memancing.
Jupiter berdecak seraya menggeleng heran, "Gue udah punya orang lain untuk gue kangenin, Ly. Maaf sebelumnya."
"Orang lain? Siapa?" Jupiter tau jika Lily terkejut disana dan ia tak peduli lagi.
"Lo gak perlu tau," ujar Jupiter.
"Aku harus tau karena sekarang aku ada disini. Buka pintu kamar kamu sekarang."
DEG.
3 detik Jupiter menghabiskan waktu untuk mengerti keadaan sekarang kemudian baru lelaki itu membuka pintu kamarnya.
"Lily?" Panggil Jupiter ketika ia tak menemukan keberadaan siapapun di depan pintunya.
"Udah gue tebak itu pasti gak akan mungkin," gumamnya sendiri dan hendak menutup pintu kembali ketika sebuh tangan menghentikannya.
"Siapa yang bilang gak mungkin? Semua hal itu mungkin kalo kamu mau berusaha."
Jupiter menoleh, menatap manik mata cokelatnya yang indah bagaikan gurun pasir. "Lo kenapa bisa disini?"
"Kenapa harus itu pertanyaan pertama kamu setelah ketemu aku? Kita udah 5 tahun gak tatap muka kaya gini," kata Lily.
"Jangan biasakan jawab pertanyaan dengan pertanyaan!" Kecam Jupiter, tajam menohok hati dan pikiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Jupiter
Tienerfictie-END- ~~CERITA INI MOSTLY DIALOGNYA PAKAI BAHASA INGGRIS, KALAU KALIAN NGGA NYAMAN DENGAN ITU JUST STOP IT HERE DAN JANGAN MASUKIN CERITA INI KE LIBRARY KALIAN TERIMAKASIH~~ #8 in teen fiction (August 14, 2019) #23 in Cerita Remaja (March 29, 2018) ...